Penipuan Berkedok Atribut TNI

Untuk meningkatkan prajurit dan penyalahgunaan atribut TNI oleh masyarakat sipil yang selama ini sudah marak terjadi, TNI menggelar operasi penertiban di sejumlah titik banyak kendaraan yang terkena razia atas operasi tersebut. Nah ini ada juga beberapa orang yang melakukan penipuan dengan menggunakan atribut TNI, seperti apa ? Ini dia.

---

![image]()

---

[Source]( archivemobile.riau24.com/berita/baca/84136-lakukan-penipuan-dan-penggelapan-tni-gadungan-ini-berhasil-tipu-korbannya)

Anggota TNI gadungan berpangkat kapten di gelandang Polresta Bandara Soekarno Hatta, dalam kasus penipuan 30 juta rupiah. Kepada korbannya pelaku mengaku petugas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Untuk memperdayai korbannya, pelaku kerap menggunakan atribut TNI lengkap dengan senjatanya.

Nah, itu tadi cuplikan berita di tv, yang coba saya peragakan di sini, mirip nggak ? 😂 karena berhubungan dengan apa yang akan saya bahas hari ini. Nah mengenai berita tersebut, menurut saya penyebab itu bisa buat gaya-gayaan, keren gitu jadi aparat keamanan, punya power dan lain-lain. Yang kedua itu juga biar di segani, karena bukan hanya kayak tadi penipuan, kadang-kadang suka kesel. Misalnya di jalan lagi macet, terus tiba-tiba ada yang makek sirine tuing....tuing.....tuing gitu kan. Seolah-olah dia itu aparat keamanan, atau misalnya orang penting, buat supaya nggak macet aja. Jadi orang merasa, "Ohh, ada aparat keamanan, kasih jalan", itukan ngeselin.

Ketika banyak orang menggunakan atribut TNI oleh masyarakat sipil, karena kita ini tinggal di sebuah negara, di mana bangsanya, bangsa yang gaya. Di negeri ini bangsa lebih mementingkan keelokan raga, daripada keluhuran jiwa. Bangsa kita ini lebih mengagungkan kekuasaan, daripada kemampuan. Lebih senang mendapatkan sensasi, daripada prestasi. Jadi akhirnya hal-hal seperti ini, yang di ambil gitu. Di jalan juga suka kita lihat orang yang sok militer, sok aparat, berbuat seenaknya, kenapa ? Karena pengen di anggap berkuasa, pengen di anggap orang berpengaruh, pengen keren, tampil beda. Saya mah nggak mau ambil pusing soal gitu. Apalagi ada plat-plat khusus katanya ini plat pejabat.

Kadang-kadang itu melakukan kekuasaaan, senang dengan powerfull. Orang-orang yang seperti itu menurut saya bisa di bilang pembohong mereka ya. Menggunakan hak yang bukan haknya, gitu kan. Maksudnya saya, kalau yang militer-militer cuma di persering razia lah menyeluruh, supaya ketauan yang melanggar-melanggar itulah, di tahan aja.

---

---

Source

Ada polisi gadungan yang sampai istrinya pun nggak tau kalau ternyata suaminya itu polisi gadungan, benar-benar kejadian ini. Nah itulah kita harus waspada, itu sebenarnya dari kita, kalau kita melarang orang berbuat jahat, itu juga nggak ada hasilnya. Makanya kita sendiri yang harus waspada untuk menghindari kita jadi korban, kalau kita misalnya ketemu petugas, perhatikan betul, karena sebenarnya aturannya jelas kok.

Rata-rata orang yang menipu itu ketauan, ternyata mereka sendiri nggak jeli. Kayak saya ceritakan tadi yang sama istrinya tertipu, baru tau ternyata suaminya polisi gadungan, gara-gara antara pangkat, jadi pangkat yang di sebutkan dengan atribut yang di pakainya itu beda, nah itu yang mengetahui orang lain, istrinya sendiri malah nggak tau, nah itukan istrinya nggak mikir.

Sebenarnya kita harus tau dulu apa itu atribut, berkaitan dengan penipuan yang berseragam itu, yang namanya atribut atau penipuan itu sering di sebut dengan penyalahgunaan, nah penyalahgunaan itu di sebut juga pelanggaran. Kita sebenarnya bisa belajar banyak dari seorang Erwin Gutawa, yang sering menggunakan kata atribut dengan benar, di setiap lirik lagunya, karena kata atribut juga bersinggungan dengan musik. Saya bersyukur bahwa masyarakat sipil itu tidak ada seragam yang harus di kenakan, pentingnya seragam itu hanya untuk kebutuhan khusus sebenarnya. Tapi kita bicarakan bahwa penyalahgunaan ini lebih ke mental sebenarnya, tidak ada yang salah dengan seragam, kita tidak bisa menyalahkan seragam, kita tidak bisa menyalahkan atribut, atau perengkapan-perlengkapan instansi atau mungkin militer, karena itu memang di butuhkan oleh mereka.

Yang harus kita jaga adalah, ketika itu di gunakan oleh orang di luar kepentingannya itu. Karena seperti contoh, kalau misalnya ada stiker di mobil, yang jadi pertanyaan, stiker itu di jual. Kalau tidak di jual, emang beli stiker untuk di makan ? kan untuk di tempel. Kalau mau nempel, ya terserah mereka mau nempel di mana, ya kan ? Yang bisa kita cegah, ya itu tadi, kalau tidak di lakukan razia, itu urusan internal sebenarnya. Tapi lebih kepada kita itu sebenarnya, bahwa kita jadi manusia itu prinsipnya harus apa adanya saja.

---

---

Source

Kalau anda bukan polisi militer misalnya ya, di mobil anda nggak perlu anda pasang tulisan atau lambang itu, misalnya polisi. Kadang-kadang ya, banyak orang yang tertipu dengan hanya melihat seragam. Itulah yang perlu kita sosialisasikan, bahwa seragam itu bukan sesuatu yang menakutkan. Misalnya kalau anda ketemu dengan petugas berseragam, jangan takut, karena mereka itu tugasnya bukan untuk menakut-nakuti orang. Yang jadi masalah, yang di manfa'atkan orang yang tidak bertanggung jawab adalah ketakutan masyarakat umum, awam, ketika bertemu dengan orang berseragam.

Kenapa banyak orang memasang atribut sembarangan di mobilnya, biar tujuannya kan untuk menakut-nakuti, bahkan kadang-kadang masyarakat itu berpikiran, misalnya anda pasang atribut yang serem-serem, dalam arti berpangkat-pangkat di mobil, supaya petugas yang mau menindak anda ketika anda melakukan kesalahan, jadi mikir. Nah inikan cara pikir yang salah juga, bukan pada tempatnya.

Makanya hidup ini harus apa adanya, nggak usah sok keren, apalagi berlagak jadi orang hebat, jalani hidup apa adanya, dan jangan berjalan tanpa apa-apa. Demikianlah, moga-moga ada manfa'at yang di dapat. Ambil yang bermanfa'at, tinggalkan yang anda anggap tidak berfaedah dari postingan ini. Saya tutup sampai di sini, Salam Steemian Indonesia.

~Keep Writing~

Salam Sahabat Inspiratif