Kutinggalkan Engkau Dengan Bismillah

in #indonesia6 years ago

imageOrang bilang, seorang lelaki tanpa rokok, seperti kereta api tanpa bahan bakar, bahkan tidak jarang mengansumsikan rokok adalah lambang kejantanan. Maka tidak heran, di lingkungan tertentu, rokok adalah lambang kedewasaan, sehingga siapapun yang sudah diakui dewasa di lingkungannya, ia sudah bebas untuk merokok, di mana saja.

Para perokok yang oleh imajinasi candu nikotin, selalu mengira bahwa tanpa rokok mereka tidak bisa melakukan apapun, bila dihitung dengan cermat, merek lebih banyak menghisap rokok ketimbang minum air putih. Bahkan bagi kalangan Nahdatul Ulama (NU) rokok sudah semacam "kewajiban" di momen apa saja. Hanya tidur, puasa dan sakitlah yang mampu menjauhkan mereka dari rokok. Hal ini tentu didukung juga oleh tidak adanya fatwa haram merokok di kalangan NU, rokok dihukumi makhruh. Dalam ruangan ber AC sekalipun, mereka tetap menyulut rokok.

Saya sendiri dulunya adalah hard smoker, saya pertamakali mengenal rokok kelas III SMP, karena sering ikut-ikutan lompat pagar sekolah untuk mencari suasana baru di balik tembok sekolah. Di sana, di luar pagar itu berdiri kantin liar yang menjual bebas rokok kepada pelajar. Rokok pertama yanh saya hisap adalah mild Sampoerna, rasanya yang manis serta baunya yang tidak kentara, menjadikan rokok itu favorit bagi kalangan siswa SMP.
image
Intensitas merokok semakin meningkat ketika saya sudah duduk di bangku STM, walau belum berani beli perbungkus, tapi dalam sehari sudah mencapai lima hingga tujuh batang. Waktu paling sering menghisap rokok adalah kala sedang menunggu angkutan umum.

Ketika lulus STM saya tidak segera melanjutkan kuliah, waktu itu saya menolak kuliah di kampus swasta, sedangkan melanjutkan ke perguruan tinggi negeri sesuatu yang mustahil. Agar tidak begitu kecewa karena gagal melanjutkan pendidikan, saya pun sibuk bekerja apa saja, selama hal itu halal secara agama, walau kadang bertentangan dengan negara. Kala itu saya sudah merokok di rumah dan sudah membeli per bungkus. Intensitas itu semakin meningkat seiring semakin banyaknya uang yang saya miliki. Sehari semalam saya bisa menghabiskan hingga dua bungkus rokok.

Dalam sirah kehidupan rokok yang pernah singgah di bibir saya dan asapnya pernah memenuhi rongga mulut dan hidung saya hingga menyisakan plak yang kentara di gigi, adalah Sampoerna Mild, Ardath, Marlboro, Djie Sam Soe, LA Light, Djie Sam Soe Premium, Magnum, A mild dan beberapa lainnya.

Hingga pada tahun 2008, saya berhenti total mengonsumsi rokok karena permintaan calon istri serta kondisi badan yang kian tidak fit. Hingga kemudian pada tahun 2015 saya kembali merokok dan itu membuat istri saya begitu kecewa, walau tak pernah dia sampaikan kepada saya secara langsung. Kala itu saya sudah sangat sering keluar masuk rumah sakit karena persoalan sesak nafas.

Tahun 2017 saya kembali berhenti merokok, dengan komitmen tak ada peluang untuk kembali menyulut tembakau membara di mulut saya, cukuplah beberapa kali dilarikan ke rumah sakit di tengah malam buta menjadi pelajaran berharga, bahkan nyaris saja bertemu malaikat maut, karena tak ada udara yang bisa dipompa oleh paru-paru saya yang tiba-tiba kehilangan daya.

Setelah berhenti merokok, saya punya kegemaran baru yaitu kopi. Kini setiap hari saya selalu minum minimal satu gelas kopi dari jenis arabica yang diseduh ekspresso.

Suatu kali saya pernah bilang: Rokok kutinggalkan engkau dengan bismillah, kopi kuseruput harummu dengan bismillah.

Sort:  

Seorang petualang, dan pemikir keras seperti anda sulit dipercaya dapat meninggalkannya, jika pun itu terjadi pasti karena ada desakan pihak ketiga, atau penyebab lain yang berakibat ketubuh.... Dan biasanya akan kembali lagu.... heeheee

@rahmads, rokok bukanlah keharusan bagi siapapun, kita twrlalu nyaman dengan bau rokok dan rasa nikotin karena tumbuh besar di salam kepulan asap rokok. Untuk meninggalkan rokok rentu butuh dorongan, karena ia seumpama orang mabuk yang tak tahu bahwa sedang mabuk, hingga orang lain datang mengingatkan, dan itu butuh orang spesial. Hehehehe.

Saya sejak kecil tidak merokok, meski sesekali pernah juga. Tpi kalau diingat-ingat, seumur hidup (46 tahun) mungkin tidak sampai dua bungkus. Terakhir merokok pada 2012 silam. Tidak ada masalah tanpa rokok, justru menjadi masalah dengan asap rokok.

Mantap bang @ayijufridar, bagi saya asap rokok serupa asap knalpot.

Kapan2 ajarkan saya trik dan tipsnya. Saya ingin menalaknya tapi belum mampu

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 65012.58
ETH 3101.28
USDT 1.00
SBD 3.86