Pemilih dan yang Dipilih

in #indonesia6 years ago

imageDalam demokrasi, pemilihan umum adalah keniscayaan, ada dan tak boleh ditiadakan. Seorang otoriter sekalipun, ia tetap menggelar pemilu bila dirinya mengklaim menjalanlan demokrasi, walau itu hanya sebatas seremonial tanpa makna.

Kita tentu belum lupa dengan rezim Orde Baru yang tiran, mereka tetap menggelar pemilu walau semua orang tahu hasilnya akan seperti apa. Daerah-daerah yang sebelumnya basis partai non golongan karya, dipaksa menjadi pendukung setia Golkar melalui pemilu yang penuh dengan kecurangan. Seseorang bisa saja mencoblos PPP, tapi kala dihitung tetap Golkar, yang kala itu belum sebuah partai, masih sebuah golongan yang diperbolehkan mengikuti pemilu. Aceh yang nyata -nyata basisnya PPP, setiap usai pemilu satu persatu kursi partai fusi Islam tersebut, hilang.

Dari dulu hingga sekarang, pemilu, walau formatnya telah mengalami perubahan yang signifikan, tetap saja belum berhasil mewujudkan kesejahteraan rakyat. Wacana perubahan yang ditawarkan ketika pemilu, segera saja tidak dilaksanakan ketika pemilu usai. Rakyat, untuk meninabobokan mereka, direcoki dengan isu-isu agama, suku dan hal- hal lain ysng menyulut kericuhan. Negara selalu saja tampil sebagai "penyelamat" ketika kebencian sudah mendarah daging, tentu ini sesuatu yang disetting, agar rakyat tidak kunjung bersatu.

Semua orang sebenarnya menyadari hal ini, tapi tidak memiliki daya untuk melawan. Simpul-simpul ekonomi diciptakan untuk kemudian dikuasai dan menjerat siapa saja yang mendekat. Negeri ini sudah seumpama hutan larangan, yang bisa membinasakan siapa saja, tapi tidak bisa dihindari.

Waktu telah menjawab dengan lugas, bahwa siapa saja yang terpilih menjadi wakil rakyat, selalu saja melupakan entitas yang ia wakili, dan kemudian berleha-leha dengan semua fasilitas yang diterima atas nama jabatan. Oŕang-orang yang telah berjasa mengantarkannya ditelantarkan tanpa rasa bersalah.
image
Demokrasi memang selalu menghadirkan anomali, hal ini berbanding lurus dengan kualitas manusianya. Semakin baik kualitas manusia, maka demokrasi akan semakin bagus, demikian juga sebaliknya. Tentu menjadi soal adalah adanya gerakan terstruktur dan sistematis untuk menciptakan rakyat yang tidak berdaya, lapar dam tentu saja putus asa. Merekalah yang kemudian digarap sebagai api untuk menikam kebenaran, atas nama demokrasi.

Sort:  

your post is very good friend

@dewa123, terima kasih sudah berkunjung, semoga betah di sini.

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63968.82
ETH 3136.80
USDT 1.00
SBD 4.28