Perjalanan Para Pemikir

in #indonesia6 years ago

IMG-20180112-WA0014.jpg

Tidak ada manusia yang begitu lahir segera tumbuh besar dan mencapai puncak karir. Semua harus dibangun dari bawah, bahkan untuk menjadi penjahat pun, manusia harus membangun kapasitas dari dasar.

Rasulullah dipilih menjadi Nabi oleh Allah di usianya 40 tahun, sebagai usia puncak matang bagi manusia yang berilmu. Tapi apakah Nabi Muhammad tidak melalui ragam ujian? Yatim kala masih dalam kandungan, segera kehilangan ibu di usia yang belum mencapai 10 tahun, adalah ujian awal yang diberikan oleh Allah kepada Muhammad kecil yang oleh kakeknya dipanggil Ahmad.

Tidak mengecap pendidikan, buta huruf serta hidup sebagai penggembala kambing dan ketika remaja ikut berdagang menyertai kafilah dagang antar negeri, dengan ketekunan dan kejujuran ia akhirnya menjadi pedagang handal. Al- Amin adalah penghargaan yang diberikan karena dedikasinya di tengah masyarakat.

Apakah gelar Al-Amin, otomatis mempermudah langkahnya dalam mengemban Islam? Tidak, manusia selalu menjadi makhluk yang punya ragam cara pandang. Kejujuran Muhammad hanya bisa menarik s bagian kecil orang untuk beriman, dan yang pertama percaya adalah Khadijah, istri Nabi yang pertama dan seorang pengusaha tangguh.

Ketika mendeklarasikan Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah, Muhammad segera memiliki banyak musuh, termasuk dari pamannya sendiri yaitu Abu Lahab dan istrinya. Segala kebaikan Muhammad sirna di mata mereka. Mengapa? Karena mereka tidak ingin mendengar kebenaran, walaupun mereka mengenal Muhammad sebagai pribadinya yang unggul dalam kebaikan. Mereka nyaman dengan status quo.

Pada akhirnya sejarah mencatat, Islam berkembang hebat sebagai agama nomor dua yang paling banyak dianut oleh manusia di muka bumi setelah Kristen. Nabi pun wafat dalam kondisi sangat sederhana tanpa meninggalkan gelimang harta.


Semua orang ingin dikenang. Tapi pada akhirnya, dari seribuan manusia hanya satu orang yang akan dicatat dalam sejarah. Selebihnya akan dilupakan, bahkan tidak pernah didoakan.

Ada dua jenis manusia yang akan terus dikenang, pertama karena terlalu jahat, kedua karena memiliki gagasan yang luar biasa. Dalam sejarah, ketenaran politikus tidak akan sanggup menyaingi ketenaran para pemikir. Kenapa? Karena kemerdekaan pikiran para pemikir, akan terus abadi di sepanjang zaman. Orang yang berpikir ianya yang bekerja untuk peradaban.

Berbeda dengan politikus yang berbicara apa yang diinginkannya oleh orang ramai, pemikir justru sebalik, berpikir untuk diketahui oleh orang ramai, ia tak peduli apakah pendapatnya akan disetujui atau justru akan ditolak. Baginya manusia harus diberikan informasi yang benar, bukan yang disenangi.

Soekarno, dikenal karena gagasan-gagasannya yang luar biasa. Tapi setelah ditelusuri, ternyata banyak kutipan-kutipan Soekarno justru berasal dari pikiran-pikiran pemikir di zaman yang lebih tua. Soekarno sebagai politikus, mengutip sesuai kebutuhan politiknya, bukan sesuai kebutuhan peradaban.


Menjadi pemikir tidak selalu menguntungkan. Mereka kerap justru dibuat tidak nyaman oleh situasi politik. Para pemikir sesungguhnya adalah individu yang tidak takut melawan arus, bagi mereka kepatuhan pada nilai, bukan pada hal lain. Mereka tidak peduli pada keinginan pasar, karena ladang pengabdian pemikir adalah akal sehat.

Para Imam Mazhab adalah pemikir, untuk itu mereka terus mendakwahkan nilai yang diyakininya benar --sesusi kode etik keilmuan-- walau publik tidak menerima. Maka dalam sirah kita bisa membaca, para mujtahid itu justru mendapatkan pengikut justru bukan di tanah kelahirannya.

Berdiri di atas nilai kebenaran, berbicara atas dasar idealisme, sungguh seperti menggenggam bara api batubara. Perihal dan sangat menyiksa, tapi para pemikir telah memilih jalan itu. Tak peduli akan terbungkus, ketimbang tunduk pada ketidakbenaran.


Seorang teman pernah bertanya, bagaimana membedakan pemikir dengan politikus? Politikus akan mengatakan bahwa garam berasa manis, bila audience adalah orang irasional. Mereka akan mengatakan pencuri sebuah profesi yang mulia, bila sedang berada di komunitas pencuri.

Pemikir tidak demikian, mereka tidak berpendapat sesuai selera pasar. Mereka justru tidak segan melawan dominasi, untuk tujuan mengatakan gagasannya.

Maka tidak heran bila pemikir akan abadi dalam ingatan manusia. Gagasan mereka akan terus hidup sepanjang zaman. []

Salam hangat,
@muhajir.juli

Foto hanya ilustrasi.

Sort:  

Menikah dgn seseorang yg lebih tua jadi ujian g bagi Rasulullah bg?
Hehehe..

Itu berkah bang @jamanfahmi. Ibunda Khadijah memiliki rupa yang elok, bersih, segar, katlya dan berbudi baik.

alangkah indahnya kalau pemikir dan politikus itu berada dalam satu tubuh manusia

Bang @hendrafauzi, sesuatu yang langka tapi ada. Di Indonesia ada Hatta, Tan Malaka, dan beberapa lainnya.

Sebuah keterkaitan dengan perbandingan yangbakurat dan mampu diterjemahkan dalam bahasa yang dimengerti..na bakat memang..
Cuman gambar hanya ilustrasi hehe

Hehehehe. Abaikan yang di samping bang @rickygunawan.

Mantap! Sepakat

Kesepakatan untuk sepakat.

Jadi teringat saat Soenarko dijamu sama Marlyn Moonroe bro, ilustrasi photo "perjalanan para pemikir" :D

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 63457.41
ETH 3119.12
USDT 1.00
SBD 3.94