Ramadhan pun Berkemas

in #indonesia6 years ago

IMG_20180531_182559.jpgSetelah meletakkan gagang telepon, Ramadhan terlihat masygul, beberapa hari lagi ia harus pamit, meninggalkan semua kemuliaan yang sudah dijanjikan Allah kala dia awal mula ditetapkan sebagai bulan yang mulia. Bulan yang khusus disediakan bagi muslim, demi memperbanyak amal, dengan segala keunggulan.

Pelan, air mata mulai menetes di pipi Ramadhan. Ia meremas jemarinya yang kurus. Sembari berdiri dan bersender di dinding, ia menatap keluar. Nun di sana, Syawal mulai menampakkan gelagat hendak datang.

Ramadhan mendehem, di dalam dadanya ribuan kecamuk silih berganti datang. Halilintar, guntur, petir dan rasa perih, gonta-ganti hilir mudik di dalam dada sang bulan istimewa.

"Ah!" Ramadhan berteriak dan kemudian sesenggukan di tembok.


Ramadhan adalah bulan istimewa dalam Islam, sebagai bulan yang memiliki banyak keistimewaan, membuat bulan ini disebut sebagai raja di antara 1000 bulan. Segala keunggulan ibadah terdapat di bulan ini, segala kebaikan manusia dibalas berbanding 1000.

Tapi bagi mayoritas umat Islam, Ramadhan hanya dipahami sebagai bulan menahan lapar di siang hari dan makan dalam porsi besar di malam hari. Selain itu, mereka tak paham makna dan tujuan lebaran. Mereka gagal menemukan inti dari pesan Ramadhan. Yang mereka tahu hanya bagian paling kasar Ramadhan.

Perkembangan teknologi membuat kita semakin memahami bahwa bagi sebagian orang Ramadhan tidak lebih sebagai waktunya menahan lapar, tapi gagal membina spiritual. Emosional manusia tidak ada yang berubah, justru dengan rasa lapar karena puasa, manusia semakin beringas kepada orang lain.


Tahun ini Ramadhan hanya menghitung hari untuk berangkat pergi. Ibarat matahari, Ramadhan sudah berada di ufuk barat, hanya menanti waktu untuk tenggelam di kaki langit.

Ketika banyak yang gagal membenahi diri di bulan ini, sungguh kekalutan yang tidak terkira. Ramadhan datang menawarkan cinta, tapi manusia tetap berpaling dan cenderung mengikuti dakwah setan yang masih terngiang di telinga mereka sebelum Ramadhan tiba.

Allah memang membelenggu iblis di bulan Ramadhan, mungkin karena Allah ingin mengatakan bahwa tanpa iblis sekalipun, manusia bisa menjadi apa saja. Karena pusat kendali manusia adalah hati (nurani). Untuk itu, bila hati cenderung kepada kejahatan, maka Ramadhan tidak akan mampu memberikan teguran.

Jauh sebelum Islam datang, Allah sudah berbicara tentang surga dan neraka. Tapi banyak manusia yang berpaling. Bahkan tidak sedikit yang tetap ingin masuk surga sembari berbuat dosa. []

Sort:  

Sebenarnya, Allah memudahkan jalan kita untuk menemukan jati diri kita yang sebenarnya di bulan yang penuh berkah ini. Dengan dikurungnya iblis dan adanya perintah menjalankan ibadah puasa, kita bisa jadi lebih tau siapa diri kita sebenarnya. Semoga kita semua dapat menemukan hakikat dari berpuasa yang sesungguhnya.

@alvaro017: Ramadan adalah bulan citra bagi manusia. Kita tentu bisa mengukur diri di bulan ini.

Smoga kita tak ketinggalan

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.032
BTC 62062.59
ETH 3002.04
USDT 1.00
SBD 3.77