Steemit dan Energi Baru Indonesia

Di Steemit, dukungan teman-teman terlihat begitu nyata, walau daya vote memiliki batasan, tapi kehadiran mereka sangat terasa dan berarti. Andaikan harga SBD dan Steem tidak naik turun, minimal stagnan saja si angka 70.000, maka dalam waktu enam bulan, kita semua akan menjadi jutawan.

Ketika harga SBD di atas 100 ribu banyak orang berbondong-bondong membuka akun di Steemit, walau banyak juga yang mengeluh tapi tidak sedikit pula yang tersenyum lebar karena lamarannya kepada Steemit diterima tanpa kendala. Inilah yang membuktikan bahwa Steemit bukanlah sesuatu yang sangat sempurna. Banyak orang yang mampu tapi tidak kunjung dikonfirmasi, tapi tidak sedikit yang bermodal nekat justru diterima, walau setelah di approve, mereka menimbulkan centang perenang di kampung Steemit.

Tapi, itulah hakikat sebuah kampung, walau imajiner sekalipun, tetap saja penuh dinamika baik suka maupun duka. Walau platform ini dibangun atas nilai kebersamaan dan saling menghormati, tapi sinisme, ejek mengejek tetap saja berlangsung. Perselisihan antar komunitas hingga saling klaim atas usia paling tua di Steemit.

Saya terkadang merespon, apalagi ketika melihat kondisi semakin tidak ideal. Tapi akhirnya saya sadar bahwa di Steemit, 100 persen penghuninya adalah manusia. Manusia selalu terbagi tiga golongan yaitu manusia baik, manusia buruk dan manusia munafik.

Motivasi sesungguhnya bersteemit adalah adanya peluang reward yang diberikan oleh sesama pengguna, walau para orang kaya dan ambasador serta kuratif tetap menjadi tumpuan. Sungguh, andaikan medsos ini tanpa peluang reward, sungguh tak ada yang tertarik berbondong-bondong ke sini.

Pengguna pemula harus diberikan penjelasan bahwa Steemit tidak memberikan reward, ia hanya menyediakan peluang saja. Nah, ketika sudah bicara peluang, bisa saja ada yang berhasil mendapatkan secara instan, ada pula yang terlambat. Bahkan ada yang berbulan-bulan tidak mendapatkan apapun.

Banyak yang kemudian marah-marah dan memilih keluar dari grub-grub Steemit yang dibuka di WA. Alasannya hanya satu, capek mengisi konten tapi tidak ada yang melirik. Tidak ada yang memberi vote.

---

Saya menemukan teman baru di sini, pertemanan yang hangat karena saling memberikan apresiasi yang nyata. Teman-teman yang menyukai konten saya memberikan apresiasi bila merek masih memiliki energi. Tidak jarang pula mereka merekomendasikan konten saja kepada orang lain.

Steemit telah membuka wahana baru tentang interaksi saling mendukung lintas bangsa di Indonesia. Kehadiran kita yang beragam dan saling memberikan apresiasi telah menjadikan setiap postingan menjadi berguna.

Harga SBD dan Steem memang terus bersinar Ika mengikuti persaingan pasar. Pernah sangat tinggi dan pernah juga sangat anjlok. Sudah menjadi hukum alam ketika harga anjlok pasar pun sepi. Hanya beberapa saja yang tetap meliuk di sepinya pasar, untuk menyediakan konten terkait agar Steemit tetap berkibar. Mereka yang istiqamah bukan dalam rangka ingin diingat sebagai pahlawan. Tapi bagian dari upaya untuk tetap ada dan terus ada sembari mengisi waktu luang.

Mari kita upayakan Steemit menjadi energi baru Info dalam rangka memupuk solidaritas, saling menghargai, saling mendukung serta saling mencintai.

Menghimpun manusia bukanlah perkara mudah, karena 100 manusia maka akan ada 100 pikiran berbeda. Itulah yang membedakan kita dengan simpanse dan binatang lainnya. []