Waktu dan Kesempatan

in #indonesia6 years ago

IMG_20180510_152508.jpg

Ketika aku melangkah menelusuri koridor Rumah Sakit Zainoel Abidin, Banda Aceh, jiwaku bergejolak. Beberapa tahun lalu, mertuaku tercinta juga sempat dirawat di sini. Beliau menghadap Ilahi tidak lama setelah itu.

Kini aku kembali ke sini untuk menjenguk seorang teman yang mendapat musibah jalan raya. Akankah ia mampu bertahan? Akankah ia kalah? Pentingkah ia menang? Pentingkah ia kalah?

Lututku bergetar, pria muda yang terbaring di ranjang rumah sakit kini sudah berbeda dengan ia yang pernah kukenali, beberapa bagian tubuhnya diikat. Ia, walau mengenali tetamu yang datang menjenguk, tapi tidak bisa mengontrol diri. Ia akan marah tanpa alasan, dan aku, yang begitu ia hormati, sempat pula dibentaknya. Bahkan andaikan kakinya tidak diikat, aku pun akan kena tendang. Aku sempat melihat kuda-kuda itu, yang gagal karena kaki yang terbelenggu.

Tengkorak bagian depan sudah diangkat. Demikian keterangan keluarga. Aku tidak percaya, tapi kepala bagian depan memang agak pipih. Wajahnya masih bengkak. Dalam ketidaknormalan, kulihat ia seperti memendam sesuatu.


Musibah tidak bisa diterka, lajang itu mengalami kecelakaan dua hari jelang pernikahan. Baju pengantin sudah dijahit, ke penghulu sudah pun dia melaporkan. Teungku imam sudah bersiap, mempelai wanita sudah menunggu.

Tapi tiba-tiba ia mendapatkan kemalangan yang parah. Ia tertabrak dan bagian dahi terbentur dengan sangat parah. Ia tak sadarkan diri dan segera dilarikan ke rumah sakit. RS Fauziah, Bireuen tak mampu menangani. Ia dirujuk ke Banda Aceh.

Semua rencana yang sudah pernah disusun, kini tereleminasi dengan sendirinya. Tak ada hari pernikahan, tak ada senyum gembira. Duka menganak di sudut mata sang ibunda. Calon istri juga berduka. Ada surat duka di wajah lelaki muda yang kini tidak lagi bisa mengontrol diri.


Waktu adalah rahasia, kesempatan merupakan misteri. Keduanya tidak bisa ditebak dan serba penuh kejutan.

Hari ini seseorang bisa saja gagah perkasa dan berlaku semena-mena terhadap orang lain. Bisa saja dua detik kemudian ia telah menjadi bangkai karena diserang stroke dan serangan jantung.

Tentang betapa berharganya waktu sudah pernah saya alami ketika tiba-tiba mendapat kabar bila ayah terkena stroke seusai makan durian. Beliau memang sudah sejak lama mengalami sakit dan jalannya pun sudah agak pincang. Saya berpikir itu hanya efek dari asam urat.

Ketika stroke menyerang beliau sudah tidak mampu lagi berkata apapun. Tiga hari di rumah sakit, Allah menjemput pulang ayahanda keharibaan-Nya. Saya berduka walau tidak pula kecewa.

Saya hanya merasa bahwa terlalu sedikit waktu yang saya sediakan untuk beliau. Tapi, beliau bukan tipikal ayah yang bercerita. Bilapun kami berjumpa beliau hanya berbicara sekedarnya saja dan kemudian sibuk dengan kegiatannya sendiri.

Alhamdulillah saya dikaruniai istri yang luar biasa. Di tengah kesibukan mencari nafkah, setiap akhir pekan ia selalu mengajak saya pulang ke rumah ibu untuk menjenguk ayah dan ibu. "Beli saja apapun yang mereka butuhkan. Tak usah peduli kita bisa menabung atau tidak. Yang penting mereka bisa merasakan bahwa putranya susah besar. Karena ketika Mereka sudah tiada, sebanyak apapun uang yang kita miliki, takkan bermakna," kata istri saya. Ia bisa menyampaikan demikian, karena dia telah terlebih dahulu kehilangan kedua orang tuanya.


Manusia adalah makhluk yang tidak kekal. Kita memiliki batasan waktu hidup di dunia. Walau semua manusia tidak tahu kapan ia akan mati, tapi semua orang tahu bahwa ia akan mati.

Untuk itu menjadi pribadi yang baik adalah perintah agama agar manusia bisa lempang melewati yaumil qiyamah dan terbebas dari fitnah kubur. Manusia selain berbuat baik juga diperintahkan untuk taat menjalankan perintah agama yaitu menjalankan fardhu ain.

Kembali ke awal persoalan, sesungguhnya kita tidak akan sempat meluangkan segala rasa cinta di dunia ini. Dengan segala keterbatasan, kita kerap mendapatkan sesuatu tapi juga akan kehilangan sesuatu.

Hal terpenting adalah selalu menebarkan cinta kepada siapa saja yang sanggup kita jangkau. Jangan karena ingin mengharap guntur di langit air di tempayan dibuang. Waktu takkan pernah bisa diulang, kesempatan bselalu hadir dalam rona yang berbeda-beda.

Maut, bisa datang kapan saja dan kita tidak pernah tahu kapan ia akan datang mengetuk rongga dada dan mencabut nyawa.

Waktu telah memberikan jawaban, ada yang mati ketika sedang shalat, ada yang mati saat sedang di jalan raya, ada yang mati ketika sedang mabuk, ada yang mati ketika sedang berjoget, ada yang mati ketika sedang bercinta dengan selingkuhannya.

Kita tidak bisa memilih mau mati di mana. Tapi Allah bisa menentukan kita akan meninggal dunia di mana.

Percayalah, kegantengan hari ini yang kita miliki, besok susah hilang digerus musibah. Kekayaan yang kita miliki hari ini, besok hilang ditelan bencana. Siapa yang bisa menduga?

Sort:  

Setiap ada musibah kita seyogianya mengambil hikmah darinya. Semoga kita selalu tegar ketika menghadapi cobaan-Nya.

Benar-benar ngena bacanya... Bahwa hidup kita sedetik pun tak ada yang kita tahu. Terimakasih sudah berbagi kisah2 yang mengingatkan bahwa begitu kerdil dan hinanya kita di hadapan Allah. Next, semoga saya pun bisa lebih menghargai waktu yang tak pernah bisa mundur
Salam

Terimakasih sudah datang dan membawa. Semoga berguna untuk kita semua.

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63594.33
ETH 3039.42
USDT 1.00
SBD 4.10