AKU PERNAH JADI... #2

Perjuangan hidup adalah sebuah pengalaman yang mengajarkan makna  untuk memahami arti kehidupan. Akan menjadi cerita indah disuatu hari. Kadang harus di jalani karena keterpaksaan,  suka-suka dan karena kebutuhan. Semua ini akan terasa indah pada  masanya. Ketika semua ini kita nikmati sebagai bagian dari takdir maka kenikmatan dan rasa syukur selalu ada.  Menulis story bukan aib, tetapi menjadi pelajaran dan bahan renungan buat anak-anak kita, agar mengerti bahwa kita juga pernah jadi... Apa yang ada sekarang adalah buah dari masa lalu. Apa yang kita tanam itulah yang akan kita petik. Jika masa muda mu tidak ada story maka jangan berharap masa tua akan jadi milikmu

Cerita ini adalah kelanjutan dari sebelumnya, dan gambar ini mengingatkan saya kepada sebuah pekerjaan yang aku lakoni dari tahun 1991 sampai 2000 yaitu menjadi petani tambak. Tidak ada dalam bayanganku sehabis menyelesaikan SMA favorit aku harus menjadi petani tambak. Karena aku hanya berempat tinggal di rumah maka orang tua tidak mengizinkan aku untuk kuliah jauh. Solusinya orang tua minta aku kuliah di Lhokseumawe dan memberikan sepetak tambak untuk aku kelola. Tidak ada pilihan lain karena itu adalah permintaan. Sejak itu aku mulai mengelola tambak dengan pengalaman dan modal dari Nol. Aku menjalankan usaha ini sambil kuliah, kebetulan kuliahnya sore hari. Aku tidak mengerti apa-apa tentang tambak, yang aku tahu hanya panen saja. Disinilah selama 9 tahun aku bisa semuanya mengenai tambak, dari membuang lumpur sampai semuanya. Aku serius mengelola ini untuk pengalaman. selama 9 tahun itulah aku merasakan pahit dan nikmatnya menjadi petani tambak

---

(Lokasi di Desa Lapang Barat Kec Gandapura Kab. Bireuen)

Menjadi petani tambak mengajarkan kita kerja keras tidak mengenal waktu, kadang siang menjadi malam dan malam seperti siang. Basah, lumpur adalah mainan, teriknya sengatan matahari adalah hal yang biasa.
Dan terus terang aku bersyukur dengan pekerjaan ini aku bisa menyelesaikan kuliah dan menikah, karena pada saat itu harga udang sangat mahal dan menjadi primadona.
Manjadi petani tambak kita diajarkan juga nilai-nilai sabar dan istiqamah. Karena disini juga kita tidak bisa mengkalkulasi rezeki. Musibah datang tiba-tiba, ketika tahun 2004 saat banjir besar, saat itu aku hanya menunggu hari untuk panen, ternyata sebelum panen tambak dilanda banjir dan kami semua harus mulai dari Nol. Jadi jika sekarang kegagalan kecil yang kami alami, aku kira itu sangat tidak seberapa dibandingkan saat itu.
Terkadang jika melihat kondisi sekarang banyak yang tidak percaya dengan masa lali kita, tetapi itu adalah penilaian dan sangkaan saja. Karena hanya kita yang menikmati dan merasakannya. jika sekarang aku menyebut mon, jang, sawek, lham, tireh, kemekuh, jang, cro, adoe, daka, bugrok, jey, monjang, pengereng, 15 uro bulen, ulee barat, ulee timu dan lain-lain. semua itu adalah bagian dari masa lalu aku. Dan tambak itu masih ada sampai sekarang, diterjang tsunami tahun 2004 membuat dia rata dan aku perbaiki kembali agar dia tetap ada dan menjadi cerita kepada kedua Junior aku bahwa aku pernah jadi petambak udang.
Sejak tahun 2000 selesai kuliah aku meninggalkan pekerjaan ini dan beralih ke kegiatan lain.
Demikian Story malam ini epsode ke 2, semoga masih bisa melanjutkan untuk yang ketiga.

salam

@muhammadabi

Lapang Barat 3 Juni 2018

thank to : Faisal Layang, Alm bang baka, alm tgk Adib, matnu cuconek, Bang et, Apanet, adi lelek, apa eh, waled fida, bang fan, alm bang pili, panjol, apayi mae, pon banglah cina, bang mudoi, Apanu panyang, dan sahabat semuanya. semoga semuanya dalam bahagia biarpun kita tidak lagi dalam satu propesi