Antara Air Mata Sedih dan Bahagia Seorang Pejuang L-300
Selamat malam sahabat steemian semuanya, bagaimana kabarnya? Semoga semuanya baik-baik saja dan selalu sanggup menjalankan aktivitas kesehariannya di dunia nyata maupun dunia maya.
Baiklah pada kesempatan ini saya hendak membagi kisah motivasi berupa ringkasan ceramah subuh yang sempat saya ikuti. Dalam ceramah tersebut diceritakan seorang pengemudi L-300 yang menyimak ceramah di Masjid Baiturrahman Banda Aceh ketika sedang mandi di toilet masjid.
Alkisah bermula dia adalah sopir L-300 trayek Banda Aceh-Tapak Tuan. Sudah beberapa hari dia tidak mendapatkan trip karena tidak ada penumpang sehingga dia hanya tidur di mobilnya dan hampir menghabiskan semua simpanan uang hariannya. Suatu ketika dia beristirahat di halaman masjid Raya Baiturahman dan mandi di sana, sehingga sambil menikmati pengajian tidak sengaja terdengar ceramah kepadanya melalui mikrophone masjid tentang berbaik sangka kepada Allah (husnuzhon).
Keadaannya yang sedang sempit akan keuangan, entah ilham apa yang didapatkannya sehingga dia mencoba memahami isi ceramah, sehingga dia mencoba untuk berbaik sangka kepada Allah tentang situasinya saat ini. Benar ternyata setelah keluar dari toilet masjid dia menuju mobil dan menerima pesan bahwa diminta segera ke Meulaboh karena disana ada penumpang yang hendak ke Banda Aceh.
Berangkatlah dengan harapan suka cita dan baginya merasa inilah hasil dari husnuzon kepada Allah. Ditengah perjalanan pun dia mendapatkan beberapa orang yang hendak ke Calang sehingga menambah semangatnya untuk terus berhusnuzon. Lantas sesampai di Calang dia di haruskan oleh penumpangnya untuk mengantar sampai ke rumah karena uangnya hanya ada di rumah untuk membayar ongkos mobil.
Ujian keimanannya pun tiba. Sesudah mengantarkan si ibu ke rumah dan ibu tersebut berharap ada suaminya disana untuk membayar ongkos mobilnya, lantas ternyata suaminya tidak ada sehingga ibu tersebut menawarkan 1 kg asam sunti sebagai ongkos mobil. Kejadian ini terbilang memilukan baginya yang sedang didera tidak punya uang dan dibayar pakai barang dapur. Dengan rasa husnuzon kepada Allah dia pun berangkat lagi setelah menerima semangkuk asam sunti sebagai ongkos mobil.
Tidak berapa jauh dia berjalan, ujian kedua pun muncul yaitu mobilnya terjerembat kedalam kubangan. Hampir 20 menit dia melepaskan diri namun nasib tak dapat ditolak. Dengan rasa agak frustasi dia mulai gusar dan menjerit dimanakah engkau ya Allah, padahal aku sudah cukup berhusnuzan, tapi kenapa musibah terus mendera? Pekikannya didengan orang salah satu penumpangnya di dalam mobil, kebetulan dia hanya punya dua orang penumpang sore itu. Penumpang dalam mobilnya menjawab, Allah itu di masjid, pergi kesana!.
Tanpa pikir panjang untuk menenagkan fikirannya dia bergegas ke masjid seraya berharap ada beberapa orang disana yang bisa membantunya mendorong mobil untuk keluar dari kubangan. Ditengah perjalanannya, dia menerima SMS dari bossnya di Meulaboh bahwa dia terlalu lama kesana dan sudah ada mobil lain yang mengantarkan penumpang di Meulaboh. Berita ini membuatnya lebih berat lagi keadaannya dan tertatih-tatih menuju ke masjid.
Setelah usai sholat magrib, dia mulai menangis dan merenungkan kisah sedihnya yang begitu berat. Mulai dari dibayar ongkos mobil pakai asam sunti, terperosok ke lubang berlumpur, dan dibatalkan tugasnya. Rintikan air matanya disaksikan oleh teungku Imam Masjid, serta dengan serangkaian pertanyaan lantas penduduk setempat langsung membantunya mengeluarkan mobil dari kubangannya. Rasa terimakasih terucapkan dari bibirnya walaupun didalamnya masih ada rentetan kesedihan yang membaluti hatinya.
Karena rasa sedihnya cukup ikhlas dan hanya kepada Allah dia masih berhusnuzan, disinilah Allah menghiburnya. Salah seorang penduduk setempat bertanya, bahwa mereka ingin mengatar pengantin ke Banda Aceh dan salah satu rombongan hendak berangakat malam itu, jadi mereka meminta mobil tersebut yang mengantarnya. Dengan hatinya yang berbunga-bunga dan sapuan air mata kesedihan berganti dengan air mata suka cita. Tanpa pikir panjang dia mengangguk sanggup dan siap kapan saja.
Singkat cerita, berangkatlah rombongan tersebut dari sana ke Banda Aceh dengan selamat. Sang sopir tersebut tak henti-hentinya mengenang kisah dia sendiri yang merupakan perwujudan rasa syukurnya kepada Rabb-nya, sehingga dia menceritakan kisah ini ke banyak orang sehingga menjadi inspirasi bagi orang lain.
Walhasil, inilah yang menyebabkannya begitu berubah setelahnya. Dulunya dia mendengar ceramah dari toilet masjid tanpa sengaja, tetapi sekarang dia mendengarnya dari dalam masjid dengan sengaja. Taufiq dan hidayah Allah tidak kita ketahui datang dari mana, namun yakinlah itu pasti datang dan kita hanya perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum dipanggil oleh-Nya kembali.
Banda Aceh, 7 Juni 2018 ׀ @muktaridha
Get your post resteemed to 72,000 followers. Go here https://steemit.com/@a-a-a
Mengingatkan saya pada kondisi saya dulu. Antara akhir tahun 2003 dan 2004, saya bekerja sebagai kondektur minibus jurusan Langsa - Lhokseumawe. Kondisi keamanan yang mencekam, hadiah bogrm mentah dari oknum waktu itu serta sangat minimnya jumlah penumpang seakan melengkapi segala penderitaan.
Waktu itu saya hanya berfikir bagaimana membantu keluarga karena saya anak tertua dan sudah yatim. Semua tragedi di jalan selama saya bekerja saya serahkan kepada Allah, saya hanya berusaha membantu menafkahi adik2 saya dengan sesuatu yang halal, sesuai kemampuan saya.
Dan alhamdulillah, akhirnya saya diterima menjadi PNS tanpa harus menyogok. Alhamdulillah.
hmmm,.... sepertinya mengingat saat itu lebih dramatis lagi ya bg, tapi intinya kita harus berbaik sangka terhadp apa yang ditakdirkan, karena semua itu telah dituliskan di lauh manfudz
alhamdulilah bg, akhirnya mendapatkan jalan yang lebih baik dan aman untuk dilalui
Ji beudeh bule long bang muktarida bak lon baca
Emang rezki itu sudah di atur oleh allah, kita tak tau dimana rezki kita
Hahaha.. Ek nyoe meunan man??😂