Di jebak, adalah dalih koruptor membela diri

Tertangkapnya salah satu tokoh PPP kembali menjadi isu hangat yang begitu banyak diperbincangkan di media sosial. Romi ditangkap dalam operasi tangkap tangan oleh KPK di Surabaya beberapa hari yang lalu. Ini adalah wajah muram yang membuat negara kita kembali tercoreng.

Ironisnya setiap kali ada pejabat negara yang tertangkap oleh komisi pemberantasan korupsi, akan selalu ada dalil-dalil yang tidak mengenakkan. Yang keluar sebagai satu kata untuk membela diri dari sendiri seolah mereka tidak salah. Kalimat yang sering terucap dibibir mereka adalah, dijebak.

Ya, mereka sangat akrab dengan kata dijebak itu. Bahkan setiap kali seseorang koruptor ditangkap, kata itu akan berseliweran di berbagai media. Bahwa mereka sedang difitnah, mereka sedang diuji, seolah korupsi yang mereka lakukan itu bukanlah merupakan suatu tindakan yang disengaja kan.

Dalih semacam itu cukup lazim terdengar dari bibir para koruptor tersebut, sehingga saat wartawan membidik mereka dengan kamera, raut wajah mereka tampak biasa saja, seolah memang sedang tidak melakukan sebuah kesalahan yang cukup serius. Melambaikan tangan ke kamera, seolah mereka baru saja berjumpa dengan fans mereka.

Hanya hukuman mati yang dapat menghentikan senyuman manis para koruptor itu. Jika hanya mengandalkan hukuman yang ada saat ini, korupsi tidak akan pernah terhenti di republik ini. Apalagi peluang untuk melakukan korupsi terpampang lebar, artinya peluang untuk melakukan korupsi ada didepan mata. Sesekali, para KPK hanya dapat meringkus pejabat dengan cara ott. Meski sebenarnya ada ratusan koruptor yang masih tersenyum indah dibalik jendela apartemen saat menyaksikan beberapa temannya diringkus.