Guru bukan untuk dilawan

Beberapa hari yang lalu, jagad Maya begitu di hebohkan dengan sebuah video persekusi seorang siswa sekolah menengah atas terhadap salah satu gurunya yang melarang siswa tersebut merokok. Bukan malah merasa bersalah, tetapi malah menyalahkan guru sambil mendorong seolah ingin memukul gurunya sendiri.

Parahnya, murid lain dalam kelas tersebut bukannya membela gurunya. Malah menjadikannya sebagai bahan tertawaan mereka. Sambil duduk diatas meja, dan berteriak seolah merekalah yang menguasai kelas saat itu.

Guru honorer tersebut sama sekali tidak bereaksi apalagi hingga memukul murid yang bertingkah seperti setan tersebut. Hingga hal itu menyebar, viral sangat cepat di media Maya. Dan pihak terkait merespon hingga kasus persekusi terhadap guru itu di respon pihak kepolisian.

Tapi apa yang terjadi, Seorang guru honorer tersebut, malah memaafkan sikap amoral yang dilakukan siswa tersebut kepada dirinya. Didepan polisi siswa itu meminta maaf sambil menangis dengan membuat surat pernyataan, bahwa dirinya menyesali perbuatan yang telah dilakukan kepada Gurunya sendiri.

Sementara guru yang diketahui hanya seorang guru honorer tersebut, justru memaafkannya dengan menyampaikan statement bahwa dia merupakan seorang murid, anak didiknya yang perlu terus dibimbingnya. Bahkan semua murid sudah dianggap seperti anaknya sendiri.

Begitulah mulianya seorang guru honorer tersebut. Meski telah disakiti tanpa dihargai sedikitpun sebagai seorang guru, namun ia justeru memaafkannya dengan tulus sikap amoral murid didiknya tersebut. Semoga kasus ini, menjadi pelajaran penting bagi semua murid agar tidak sama sekali menyakiti seorang guru, tak penting dia honorer atau bukan, setiap orang yang mengajari anda adalah seorang guru yang wajib anda hormati.