Merawat kebhinekaan lewat dunia Maya
Kemajuan teknologi yang semakin meningkat, tidak hanya memberikan dampak positif kepada setiap orang.
Namun kemajuan teknologi tersebut juga dapat berimplikasi negatif bagi banyak orang. Sudah sangat banyak kasus yang terjadi akibat tidak bijak menggunakan media sosial.
Setiap tahun pengguna internet semakin meningkat, seperti dilansir Tetra Pak Indeks 2017, 40% dari 132 juta pengguna, merupakan pengguna penggila media sosial. Dengan akses yang semakin mudah, tentu semakin lama pengguna akan semakin tidak terkendali, sehingga itu berpotensi menambah konflik ditengah jagad Maya.
Penggunaan media sosial yang semakin mudah ini, dapat membuat seseorang dapat dengan mudah melakukan apapun yang di inginnya. Tanpa kendali, tanpa siapa yang akan menyaringnya terlebih dahulu. Seperti ujaran kebencian, propaganda informasi, pembohongan publik dan sebagainya.
Sejatinya, hal semacam itu dapat berpotensi merusak tatanan sosial dan sendi bhinneka tunggal Ika yang kita bangun selama ini. Potensi itu semakin menjadi jadi ditengah membludaknya pengguna media sosial.
Apalagi pada momentum pemilihan presiden 2019 mendatang. Sebab pemicu konflik di media sosial tidak hanya disebabkan oleh aksi terorisme saja, sebagaimana seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.
Namun pemicunya dapat saja terjadi karena faktor statement wakil rakyat yang kontra terhadap kebijakan.
Ketika ada rakyat yang tidak suka dengan statement tersebut, tentu akan mengundang amarah mereka dimedia sosial yang akan semakin mengkhawatirkan ketika itu viral. Dalam konteks pemicu, siapa saja dapat dengan mudah berpotensi melakukannya.
Oleh karena itu perlu pengendalian tegas secara emosional masing-masing pihak untuk meminimalisir terjadinya keretakan pada bangunan bhinneka tunggal Ika yang telah tumbuh sejak republik ini ada.
Kita mesti menyadari bahwa kemajuan teknologi yang kian pesat, bukanlah salah satu tolak ukur kemajuan kesadaran manusia. Itu sama sekali tidak menjamin, seseorang saling menghargai, menghormati satu sama lainnya.
Malah hal itu dikhawatirkan terjadi sebaliknya. Kemajuan teknologi yang telah kita rasakan saat ini sejatinya adalah bagian dari sebuah sarana untuk saling berbagi untuk lebih mengenal keberagaman dan kemajemukan masyarakat kita.
Salah satu sarana komunikasi bagi saudara-saudara kita yang selama ini kita anggap jauh. Bukan malah menjadi sebuah sarana yang dapat merusak dan memecah belah persatuan dan kesatuan negara republik Indonesia yang kita cintai ini.
