2 versi risau

Versi pertama
Dalam perjalanan balik ke ladang, aku singgah di sebuah kios untuk membeli rokok dan kembali melihat kakak itu—kakak yang tempo hari aku lihat di acara pesta pernikahan. Saat itu ia mengenakan rok dengan kain yang lembut sekali, sehingga aku bisa melihat garis guratan miniatur dalamnya, yang bentuknya seperti paramida terbalik. Aku tidak tahu siapa yang lebih tua, aku atau dia. Dan itu tidak penting, sekiranya berjodoh, jodoh tidak mengenal usia.

Ras Kaukasoid, namun postur tubuhnya khas Indonesia; sekitar 165 cm. Kali ini perempuan itu kehabisan bensin, setelah ia mengisi bensin, ia menendang engkolan sepeda motornya—untuk menghidupkan kembali motornya. Aku menghitungnya dalam hati, baru pada engkolan ketiga, motornya hidup. Aroma parfumenya seperti aroma parfume uhkti-uhkti UIN Ar-Raniry Banda Aceh, kenanga atau melati yang berasal dari botol mungil-mungil yang dijual oleh pedagang Gujarat di keramaian pasar Cunda. Ketika ia menghentakkan kakinya untuk mengengkol motornya, rasanya seperti hentakan kaki ukhti Shakira dalam lagu Loca loca, seksi sekali.

Versi kedua
Indah bentuk pinggul kakak itu, seksi, seperti gitar flamenco. Kain roknya lembut sekali sehingga terlihat garit guratan celana dalam di baliknya. Cinta tanah air itu tidak harus mengibarkan bendera di depan rumah, karena rasa patriotisme itu adalah ibu pertiwi di dapur; tabung elpiji, 4 sehat 5 sempurna dan asap terus mengepul. Bersihnya sebuah rumah juga ada di dapur, jika dapur bersih maka sehatlah seluruh penghuninya. Begitu juga tentang kecantikan wanita, tak mesti wajah yang selalu menjadi penilaiannya. Kita bisa menilainya dari pinggul yang sehat, indah, seksi. Sesekali menjemur miniatur bagian dalam istri di tali jemuran samping rumah juga wujud cinta kepada ibu pertiwi.

Nanti kalau menikah mesti dengan wanita yang model lekuk pinggulnya seperti ini; padat, berisi, sehat, tebal dan seksi. Harus bebas riwayat penyakit ambien, kita juga mesti sabar saban hari, duduk sama-sama mengupas pinang. Wanita yg memiliki pinggul yang sehat dan seksi adalah salah satu ciri wanita yang diidam-idamkan oleh lekaki selain dapurnya harus bersih dan hijienis(kalau ada kuman pakai daun sirih). Tahô ngiëng dapu gop dang-dang na dapu droë teuh.