Menikah bukanlah sekedar untuk memanjakan alat kelaminsteemCreated with Sketch.

in #indonesia6 years ago

Penduduk Teluk Samawi tidak dididik namun dilatih, sehingga skil yang mereka miliki hanya skill untuk bersaing, life is compete. Terlihat sekali dipersimpangan lampu merah, saling bersaing dan mendahului; menzhalami. Penduduk Teluk Samawi keras kepala, tidak ada yang bisa menjajahnya, Majapahit, Belanda, Jepang, angkat kaki. Bahkan bahasa Melayu sendiri pun tak mampu menjajahnya, jika bahasa Melayu mampu menjajah bahasa orang Teluk Samawi, tentu kota ini bukan Lhokseumawe namanya tapi Teluk Samawi( Sky Cape). Di sini ada sebuah tempat, namanya Syamtalira, dari fonetik kata inilah asal nama 'Sumatra' berasal. Syamtalira ini berasal dari bahasa Kurdi dan Kurdi adalah penduduk paling tua di Iran, tapi sayangnya kini seperti Bani Israil yang tidak memiliki negara. Syamtalira artinya, aku agak lupa, mungkin saja artinya adalah garam atau daerah penghasil garam(aku tidak ingat lagi) yang lama kelamaan menjadi Samudera, Sumatrah, Soematurah hingga Sumatra(untuk menyebut kepulauan Sumatra secara menyeluruh). Dan yang bisa menjajah Teluk Samawi adalah saudaranya sendiri, misalnya orang-orang yang melestarikan kisah keliru raja Bakoy yang mengiwini putrinya sendiri.

Begitu juga saat aku mendengarkan lagu itu, rasanya aku ingin berpacaran dengan seorang mbak. Tapi tidak mungkin, aku bukan lagi berondong; sudah 30 tahun. 30 tahun lawannya 35 tahun; jeda sekali pergantian presiden. 35 tahun jika tak pandai merawat diri, kulit perutnya akan tebal dan kendur seperti kasur palembang yang baru saja dijemur selepas dicuci. Kemungkinan lainnya dibekap encok, rematik, asam urat dan lemak radikal jahat. Saat dia berusia 40 tahun, sudah monopause dan dada mengendur, pada usia 43 tahun semestinya akan ikut suluk dan sesering mungkin memfanakan dirinya supaya dekat dengan Tuhan. Maka harus mundur 10 Tahun; yang 25 tahun saja. Usia yang bergairah hanya berselang 1 tahun atau 2 tahun baru selesai kuliah. Usia ranum; opos magnum. Dan masih suka selfie-selfie di FB. Jika mundur 5 tahun ke belakang lagi; 20 tahun, masih betah lama-lama menonton sinetron di depan TV; ganteng-ganteng srigala. Dan tentu saja masih chibby-chibby dengan K-pop. Entah lagu apa ini, sepertinya lagu pop Arab atau Israel(aku rasa lagu berbahasa Arab), namun vokalnya merdu sekali, iramanya mengalun kemayu jinak-jinak merpati. Judulnya Enta iih, dinyanyikan oleh Nancy Ajram. Walau tak paham artinya, aku merasa bahwa lagu ini tentang hati yang luka namun eksotis. Sehingga ketika sedang menikmatinya, pikiranku terdampar pada bab pertama novel modern Mesir yang ditulis oleh seorang dokter gigi, Apartemen Yocoubian, yang aku baca tahun lalu. Adalah Zaki Bey, ia berkesimpulan bahwa karakter seksualitas wanita juga dapat diukur dengan cara bagiamana wanita tersebut mengucapkan huruf "sin" dalam bahasa Arab. Saat seorang wanita mengucapkan kata "susu" atau "basbusa" dengan mulut yg sedikit tergetar maka ia memiliki bakat yang tinggi di atas ranjang.

Bagi Zaki Bey, wanita bukanlah sosok penyulut berahi belaka sekaligus pemuas gairah yang ketika berahi itu hilang maka tamatlah riwayat seorang wanita.
Kalau kalimat sederhana orang awam, kira-kira begini: menikah bukanlah sekedar untuk memanjakan alat kelamin. Sama halnya juga bahasa media online yang menulis beberapa hari yg lalu: eks kombatan GAM akan bergabung dengan ISIS.

Padahal jika media itu bijaksana, editoralnya cukup menulis dengan bahasa sederhana yg dipahami oleh orang awam: eks kombatan GAM menderita, hari meugang dan hari raya di depan, harga daging naik, baju baru dan kue lebaran.

Hemat kata, ketika mendengarkan lagu ini dan mengingat novel itu, rasanya, aku ingin berbulan madu ke Yerussalem.

Sort:  

wah judulnya sangat WOW yaa.... ditunggu postingan berikutnya

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63956.04
ETH 3066.98
USDT 1.00
SBD 4.31