Sedikit pandangan saya mengenai kisruh September 1965steemCreated with Sketch.

in #indonesia6 years ago

Hatta berpisah dengan Sukarno karena berbeda visi dan jalur politik. Sukarno ingin menghilangkan demokrasi parlementer, kemudian menggantikannya dengan demokrasi terpimpin. Sementara Hatta tidak setuju dengan demokrasi terpimpin. Barangkali Hatta bisa melihat dengan jelas bahwa demokrasi terpimpin memiliki banyak celah untuk diselewengkan. Bisa jadi keputusan Sukarno untuk menetapkan demokrasi terpimpin bermula dari Nasution yang pernah mengarahkan 4 meriam besar dan massa ke instana untuk menggertak Sukarno. Sebab Nasution murka terkait terlalu ikut campurnya DPR(entah MPR, saya lupa) dalam urusan militer.

Perbuatan Nasution ini dianggap sebagai kudeta yang gagal. Sukarno dengan percaya diri, seorang diri menjumpai para pendemo di depan istana, karena kelihaiannya sebagai narator ulung, ia malah memahari prajurit yang mengarahkan meria ke istana, lantas massa dan prajurit malah serentak berteriak "hidup Padula Yang Mulia Sukarno." Nasution dipecat. Tiga tahun kemudian Sukarno kembali memanggil Nasution dan memberikannya jabatan baru. Ini tentang memanfaatkan atau dimanfaatkan. Sukarno sakit ginjal dan sempat berobat di Wina, dokter menyarankan agar ginjal itu diangkat, Sukarno menolajnya dan lebih memilih pengobatan tradisional ala dokter Cina.

Suatu hari kesehatan Sukarno memburuk, Tim dokter Cina memvonis bahwa dalam waktu cepat, sewaktu-waktu Sukarno bisa meninggal. PKI mulai resah, mereka harus bersaing dengan angkatan darat, siapa yang akan memegang kekuasaan jika Sukarno wafat. Maka dimulailah menyusun rencana penculikan dewan jenderal. Sukarno tahu betul pemikiran PKI, ujung-ujungnya jika dewan jenderal berhasil diculik, pelan-pelan mereka juga akan mengibiri Sukarno.

Tapi Sukarno menganggap PKI dan angkatan darat sebagai anak-anaknya, dua anak yang bandel. Walau bandel, PKI sangat penurut, mereka tidak pernah mengatakan tidak saat Sukarno mengatakan sesuatu, misalnya gayang Malaysia. Sementara dewan jenderal menolak dan sering berseberangan dengan Sukarno, Yani, Nasution, walau tidak akur, (bahkan sengaja dipanaskan oleh Sukarno). Begitu juga dengan panglima Kostrad Mayjen Suharto(pria ini jauh lebih bandel ketimbang Yani dan Nasution). Yani pernah ingin menangkap Nasution, Nasution mengkritik keras gaya hidup Yani dan beberapa jenderal lainnya yang mewah(ini melahirkan teori kesenjangan sosial antara tentara dengan judul gerakan 30 September adalah konflik internal angkatan darat anatara bawahan dengan atasan , Nasution juga pernah ingin memecat Suharto karena ia memalak penguasa. Walau mereka tidak akur tapi memiliki sebuah kesamaan, yakni sama-sama anti komunis. Maka oleh karena itu Sukarno lebih dekat dengan PKI.

Permusahan PKI dengan TNI berawal dari pemberontakan Muso di Madiun. Pasukan Sliwangi juga pernah bentrok dengan Pasukan Dipononegoro karena dihasut oleh PKI. Rencana penculikan jenderal terlalu tergesa-gesa dan gegabah, akhirnya gagal karena Nasution berhasil melarikan diri dengan pincang dan duka kematian putrinya. Saya rasa kegagalan utama penculikan ini adalah karena gegabah dan kekeliruan dokter Cina, mereka salah vonis, mereka menvonis Sukarno akan segera meninggal karena penyakitnya, lantas mereka segera menyusun rencana penculikan jenderal. Faktanya Sukarno baru meninggal bertahun-tahun kemudian, yakni pada tahun 1970, dua hari setelah dijenguk oleh Hatta. Ia wafat di atas sebuah sofa di dalam ruangan sempit dengan wajah membengkak. Bisa jadi Mao Tse Tung lupa memperhitungkan Nasution dan Suharto.

Komunis Vietnam berguru pada China, saat perang dengan Amerika, jenderal Vietcong membaca buku pokok-pokok gerilya karya Nasution, beradasarkan buku itulah jenderal Vietcong menerapkan perang gerilya yang membuat Amerika malu dalam kekalahan seperti keledai Arab. Hari-hari setelah penculikan jenderal itu, Nasution mendesak Sukarno untuk membubarkan PKI, Sukarno menolak, Nasution tetap berulang kali mendesak. Sukarno coba menawarkan posisi wakil presiden kepada Nasution agar ia tidak mendesak lagi, Nasution menolak, ia malah membidik MPRS yang kelak setelah menjadi ketuanya, Nasution mencabut tap MPRS presiden seumur hidup Sukarno. Jika ada yang bertanya siapa orang Batak pertama yang berani mengarahkan meriam ke istana negara? Maka jawabannya adalah seorang guru yang kemudian menjadi jenderal; Abdul Haris Nasution.

Sort:  

Limited Time << 10 STEEM >> AIRDROP

This is a limited time offer only for first 2000 members who join and get 10 steem.

We have many resteem and upvote service.
Upvote worth $21
Resteem over 90000 followers

JOIN NOW

Ya pelurusan sejarah suatu usaha yang baik

Posted using Partiko Android

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.032
BTC 64799.61
ETH 3102.94
USDT 1.00
SBD 3.83