Begini Cara Kami Menikmati Hujan

in #indonesia5 years ago

Hujan deras sudah dua hari lalu berhenti membasuh bumi. Halaman dan pekarangan hunian kami masih saja digenangi air sisa hujan. Jika sudah begini, ribuan kecebong pun akan menjadi teman dalam keseharian kami. Tentunya pula, jika sudah begini kami harus bersiap-siap menguras air genangan yang tidak habis mengalir ke pekarangan tetangga. Bagi kami ini sudah biasa.

Perlu saya khabarkan pula bahwa hunian kami adalah eks bencana Tsunami yang terjadi pada 2004 silam, wajar sangat jika tanah tempat rumah kami tinggal agak rendah dibandingkan dengan bangunan di sekelilingnya. Ini sudah menjadi resiko, dan kami selalu siap menghadapinya.

Beruntung sangat, rumah berlantai dua pinjaman salah satu keluarga terpandang di Aceh ini sudah kami tempati lebih tiga tahunan, tanpa biaya sewa sepersen rupiah pun. Pun begitu, kami berkewajiban menjaga dan memelihara apa saja yang masih mungkin untuk dipakai. Jadi jika pemiliknya datang, ia selalu bisa tersenyum melihat keadaan rumah yang masih layak dihuni.

Tapi pula, sekira dua pekan lalu, ahli waris pemilik rumah datang. Kurang setengah jam ia duduk dan bicara banyak tentang kehidupan, termasuk memberi tausiah singkat kepada kawan-kawan dengan gaya nyentriknya. Dari sana aku tahu jika hunian kami yang tidak lain adalah milik keluarganya akan dirubuhkan. Soal waktu itu belum pasti.

Saat kedatangannya hujan belum turun sederas dua hari lalu, hingga ia bisa melangkah di tanah kering dan tanpa harus menggulung celana hingga ke betis.

Tiga jam usai ia pulang, awan hitam bergerak seakan menutup segenap cakrawala. Dan tak lama kemudian, hari itu hujan kembali turun. Awalnya hanya gerimis saja, lambat laun hujan pun seperti tahu bahwa bumi sudah begitu kerontang hingga air hujan adalah penawar yang pantas. Bukan lain, hanya air hujan.

Jika hujan sudah turun seperti ini, kami lebih sering memilih tidak melakukan apapun selain mendekam dalam kamar sambil memanjakan diri di atas kasur kumal. Ada juga yang memilih menghibur diri dengan menonton film online. Sudah barang tentu, sebungkus kopi dan beberapa batang rokok harus ada. Walau hujan, seorang diantara kami akan selalu berkenan untuk pergi demi rokok dan kopi.

Kopi dalam bungkus sudah punah, puntung rokok dalam asbak pun tidak mungkin kami hisap lagi. Kini kami hanya menunggu hujan reda, walau gelap sudah menutup jagad raya, kami masih ingin menikmati kopi dan rokok lagi. Sayangnya, tidak seorang pun di antara kami yang mau menjadi relawan ke warung di seberang jalan. Dingin sudah sangat terasa di luar.

Biarlah esok pagi saja kami penuhi hasrat untuk menikmati kopi dan merokok. Baiknya, malam ini kami tidur saja. Di luar hujan masih sama.

Sort:  

Congratulations @pieasant! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the total payout received

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do not miss the last post from @steemitboard:

Presentamos el Ranking de SteemitBoard

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!

Coin Marketplace

STEEM 0.35
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70753.86
ETH 3589.34
USDT 1.00
SBD 4.75