Siapa Kita di Sisi Tuhan?

in #indonesia6 years ago

Setiap agama tentu meyakini bahwa hanya kepada Tuhan saja kita menyembah dan berharap. Tidak lain, mutlak hanya kepada Tuhan saja. Khusus bagi kita ummat Islam, Allah SWT adalah Tuhan Esa yang tidak bersekutu dengan siapapun dan dengan apapun. Itulah bukti Allah maha segala-galanya atas segala-galanya. Jika tidak demikian, maka Allah SWT bukanlah Tuhan.

Lalu, kita manusia, tentu hidup selalu bergelimang dosa. Sadar atau tiada, dosa selalu menjadi tabungan yang tidak kita inginkan, tapi sering kita lakukan. Itulah bukti kita manusia hanya sebatas hamba Allah semata. Kita tidak berkehendak terhadap apapun, dan siapapun. Jika pun sesuatu terjadi, semuanya hanya atas izin Allah SWT. Ummat Muhammad tentu semuanya mengerti tentang ini.

Karena manusia hamba, tentu manusia jua wajib mengabdi. Tidak boleh tidak, shalat adalah bentuk fisik dari mengabdi ya seorang manusia yang taat kepada Allah, tidak ubahnya seperti seorang pelaut yang pernah kujumpai di seputaran pantai Ujong Blang, Kota Lhokseumawe. Ia sadar kalau ia bertuhan, maka dalam keadaan sesibuk apapun ia menunaikan kewajibannya.

Masa itu mungkin sudah lama berselang dengan tulisan ini. Pernah suatu siang aku hendak bepergian ke Kota Langsa. Untuk satu keperluan, kusempatkan beristirahat siang sembari menunggu teman di sebuah pondok nelayan yang persis di pinggir pantai. Pembicaraan antara aku dan teman pun beriak seperti ombak yang menghampiri pantai. Sampai menggapai pantai, lalu pupus, dan kusadari mungkin tidak pun bermakna.

Dari tempat sandaranku, kukira hanya dua ratus meter saja, sekelompok nelayan, pada dzuhur itu sibuk mempersiapkan keperluan untuk menangkap ikan di laut dangkal. Seingatku ada dua perahu kecil, dan masing-masing membawa enam nelayan. Tidak jauh dari perahu mereka, dengan sombong, kapal pengangkut bahan bakar milik Pertamina yang bernama Trust Honor pun sudah melempar jangkar. Begitulah kontrasnya kehidupan.

Aku tidak terlalu peduli dengan dua perahu kecil dan kapal milik Pertamina, tidak juga pada penghasilan mereka yang jelas sangat jauh berbeda, karena di sisi Tuhan derajat kita manusia sama, yang menentukan hanya ketaqwaan saja.

Sedikit kupaling ke kiri, seorang nelayan yang baru saja lepas dari melaut, dengan khusyuk sedang menunaikan kewajiban. Di atas batu tanggul penahan abrasi pantai, nelayan yang tidak kukenal benar-benar telah memberiku pelajaran yang paling berharga. Ia tidak peduli, dimana pun dan kapan pun, menyembah Allah SWT adalah kewajiban kita sebagai hamba. Walau ia tidak berkata, tapi sungguh aku mampu merasa.

Momentum yang kupersaksikan ini sangatlah berarti, sayang jika tidak kubingkai dalam gambar yang menyertai tulisan ini. Kuraih tas kamera yang kusandar di dinding pondok, lensa ku arahkan ke nelayan yang sedang menghamba, hingga lahirlah gambar dan tulisan untuk postingan kali ini.

Semoga apa yang ia lakukan dapatlah menjadi pelajaran, bahwa kita hamba dan kita masih bertuhan Allah SWT.

Salam-salaman...
@pieasant

Sort:  

dirikanlah sholat dan tunaikan zakat,.. semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memasukkan kita kedlam golongan orang-orang yg beruntung,...

Coin Marketplace

STEEM 0.32
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64647.93
ETH 3160.25
USDT 1.00
SBD 4.09