Tentang Gunung dan Kita

in #indonesia6 years ago

Zaman sekarang mendaki gunung bukanlah hal yang sulit untuk dikerjakan, ini mengingat sudah banyak sekali layanan jasa yang akan memandu siapa saja untuk berada di pegunungan. Pula tidak harus di puncak gunung. Dan setiap orang yang ingin mendaki pun bebas memilih tingkat kesulitan gunung yang akan didaki. Walau demikian, sedikit pengetahuan tentang berada di alam liar rasanya perlu dimiliki. Semuanya agar perjalanan lebih aman dan nyaman.

Bicara sejarah, ada yang mengatakan bahwa tradisi mendaki gunung memang sudah dilakukan sejak zaman dulu sekali, baik untuk mencari makan atau sebagai gengsi semata. Bahkan pada era perang dunia II, ekspedisi pendakian juga dipandang sebagai gengsi untuk diketahui oleh banyak negara lain. Maka tak heran, film The North Face pun katanya juga menceritakan tentang hal yang sama.

Bagian lain dari sejarah juga dikenal seorang pendaki bernama Sir Edmunt Hillary, dengan dipandu oleh seorang warga lokal Tenzing Norgey, pada tahun 1953 Sir Edmund berhasil berada di puncak tertinggi yang ada di muka bumi. Tak tanggung-tanggung, tinggi Everest yang berada di gugusan Himalaya itu mencapai 8848 mdpl. Ini prestasi besar dalam pendakian dan tetap diajarkan hingga sekarang.

Seiring perjalanan waktu, tradisi mendaki pun berangsur berubah orientasi. Sebagian besar memang hanya untuk menikmati alam dan sedikit sekali orang yang ingin mencari makna dari mendaki. Padahal, pendakian sangat baik untuk menempa jiwa agar lebih faham bahwa kita manusia tidak ada apa-apanya. Kita kecil, kecil sekali.

Tapi hakikatnya, manusia di ciptakan Allah berfungsi khalifah di muka bumi. Dan satu keharusan bagi kita adalah belajar dari makhluk lain, termasuk pada sikap diam sang gunung.

Agak lebih puitis, Iwan Fals dalam lirik lagunya juga mengakui kalau gunung adalah makhluk perenung yang baik. Bagiku gunung juga terbilang tempat yang juga pantas untuk merenung. Ia mampu menghadirkan suasana sunyi, hening, dan itu akan menuntun manusia pada sikap yang semestinya dimiliki oleh setiap manusia, yakni saling menghargai dan sikap rendah diri.

Bicara gunung, pernah juga aku dengar satu gunung gaib yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Hanya Allah yang tahu. Itulah Gunung Kaf. Aku mengetahui tentang ciptaan Allah itu lewat YouTube yang aku lihat beberapa hari lalu. Sebagian kecil narasi kusimak dengan baik agar tidak salah faham saat aku akan memahaminya.

Gunung Kaf adalah “ibunya” para gunung yang mengendalikan ratusan gunung yang menancap di bumi. Kaf juga berfungsi gaib untuk menggerakkan “anak-anak”-nya di seluruh dunia dengan seizin Allah SWT. Hingga musibah gempa bumi di seluruh pelosok bumi pun tidak lepas dari peran Kaf. Sungguh Allah SWT kuasa atas segalanya, baik yang diam maupun bergerak.

Sebagai khalifah, manusia tentu akan faham bahwa banyak hal yang Allah “sembunyikan” agar kita mau berpikir dan membaca, hingga mencari. InsyaAllah akan dapat...

@pieasant

Coin Marketplace

STEEM 0.33
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66530.34
ETH 3251.57
USDT 1.00
SBD 4.36