Gajah Berat Di Ukuran Tapi Ringan Di Tindakan, Manusia Ringan Di Ukuran Tapi Berat Di Jiwa Dan Rasa (Kontes Pandangan Steemian Terhadap Konflik Manusia & Gajah)

Source

Hewan yang bergelar Po Meurah ini, sudah jarang sekali kita lihat, karena tingkat eksisnya yang sudah hampir punah.

Suatu hari di kampung kami dikagetkan oleh seorang anak yang berlari dari Kampung sebelah waktu sianak pulang sekolah sambil berteriak: "gajah, gajah, gajah"...

Orang heran kenapa ada gajah masuk kampung? Setelah dilihat asli gajah yang dimaksud anak tersebut adalah kawanan kerbau wkkkwkķ..

Bisa dibayangkan bagaimana reaksi yang panik dan berlarian cari pertolongan dan respon yang lihat kawanan kerbau?

Saya sendiri memilih untuk ketawa membayangkan kejadian yang menghebohkan kampung kami karena Po Meurah datang di alam khayalnya sianak.

Ilustrasi di atas menunjukkan sianak yang takut tersebut tidak pernah lihat bentuk Po Meurah yang aseuli dan sangat aneh baginya karena Po Meurah sudah mulai kurang eksisnya, hingga yang berwarna senadanya pun dikira sidia. Dan dianya menjadi sesuatu hewan yang sangat menakutkan.

Dulu waktu kami masih kecil sering diadakan tontonan atraksi Gajah, tapi saya tidak pernah nonton karena waktu kecil jarang piknik apalagi lihat Gajah, entahlah apa kendalanya? Sudah lupa juga alasan yang pastinya. Saya mau memastikan bahwa tingkat eksis Gajah dulu lebih banyak dari hari ini.

Source

Inilah salah satu alasan kenapa Gajah harus dilestarikan, Karena Gajah merupakan salah satu hewan yang terancam akibat perburuan yang dijadikan santapan alias dijadikan sebagai obat, dan hiasan yang terbuat dari gadingnya. Dan katanya gajah Sumatera kian nyaris punah hampir 70% kehilangan habitatnya, dan sekarang diperkirakan gajah Sumatera hanya tersisa 2000-2700 ekor saja. Hmmm...

Pertarungan manusia dengan gajah takkan berakhir kalau ego manusia lebih berkuasa dan tamak untuk mengincar gajah demi pundi-pundi kehidupannya, dari hasil beberapa penelitian dinyatakan memenjarakan gajah di kebun binatang saja bisa membunuh fisik dan mentalnya, dan melatih gajah juga tidak boleh dengan kekerasan tetapi dengan lembut dan cinta, dan gajah dikenal salah satu binatang yang mudah dilatih dan paling lama & kuat dalam bekerja.

Dan alasan yang sangat logis, setiap induk gajah betina hanya melahirkan satu anak gajah, sering kita mendengar pernyataan dari pertanyaan, "Saudara mempunyai berapa anak?" Kalau jawaban "satu"!, pasti kelanjutannya, "jangan seperti Gajah dan harus lebih produktif" hehe... tapi ini sudah suratan takdir gajah mempunyai satu anak saja makanya, selamatkan gajah! Selamatkan gajah!..

Sungguh sangat tidak bernurani dan berperadaban, manusia yang menjadikan mata pencahariannya dari memanfaatkan gajah, mata pencaharian itu banyak sekali sumbernya tidak harus dari satu mata saja, makanya kata Allah,

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka berpencarlah kamu di muka bumi ( untuk mencari rezeki dan usaha yang halal) Dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung" (QS. Al-Jumu'ah :10).

Ini menunjukkan rezeki itu berada di segala penjuru tergantung gerak, kreatifitas dan relasi yang kita bangun secara baik dan bijak.

Source

Pernah ingat sejarah tentang Gajah yang diabadikan sebagai nama surat dalam quran? Iya, Surat al fiil atau gajah mengajarkan kita banyak hal, mengingatkan kisah para penunggang gajah, dimana di surah sebelumnya yaitu al-humazah menceritakan keadaan para pengumpat dan pencela yang mengumpulkan harta. Dan Allah menggambarkan bahwa harta sama sekali tidak akan bermanfaat untuk menghadapi siksaan Allah.

Dan di surat al- Fiil Allah mengisahkan pasukan yang menunggang gajah yang lebih kuat. Lebih banyak harta dan lebih melampaui batas. Allah membinasakan mereka hanya dengan burung yang paling kecil dan paling lemah, sementara harta, jumlah dan kekuatan mereka tidak bermanfaat untuk membantu mereka. Padahal Gajah yang ditunggangi Abrahah pemimpin perang adalah Mahmud (gajah terbesar yang memiliki besar 13 gajah lainnya) Tapi, Mahmud tersebut binasa juga dengan burung ababil kecil & lemah, subhanallah..

Kejadian gajah tercatat dalam sejarah dan dinamakan dengan tahun gajah yaitu tahun 570 M dan merupakan tahun lahirnya Nabi Muhammad Saw.

Source

Gajah makhluk herbivora yang dianggap sebagai spesies kunci karena dampaknya terhadap lingkungan. Gajah dikenal binatang setia kawan & kumpulannya, memiliki kesadaran diri dan menunjukkan rasa empati kepada gajah lain yang hampir atau sudah mati, mereka berkomunikasi melalui sentuhan penglihatan, penciuman dan suara, gajah menggunakan infrasuara dan komunikasi seismik jarak jauh.

Mau kalah sama gajah Gaes? Binatang yang tidak punya otak tapi setia dengan saudaranya, semoga kita tidak kalah dengan gajah walau bertubuh mungil karena kita memiliki hati dan jiwa yang besar dan selalu bersahaja dan tenang.

Pepatah yang senantiasa legendaris " Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, Semut di seberang lautan terlihat" mari mengukur diri kita dengan akhlak, jangan melulu kesalahan orang yang disenteri, kesalahan sendiri dilupakan. Atau cerita orang buta dengan seekor gajah yang mengajarkan kita bahwa realita dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Semoga kita tidak pernah memaksa kehendak kita untuk diikuti rentak & gerak sesuai dengan ego kita. Gajah brutal karena kita mengganggu habitatnya, tidak ingin diganggu makanya jangan pernah mengganggu karena hukum timbal balik senantiasa bertahta.

Tulisan ini mewakili hati nurani untuk mengetuk rasa empati kepada binatang terberat secara ukuran, ringan dalam bertindak dan kita berkaca untuk menjadi makhluk berakal yang ringan secara ukuran tapi harus besar dan berat secara jiwa, rasa empati kepada sesama dan makhluk lainnya karena peran kita sebagai khalifah di muka bumi. Dan terima kasih untuk penyelenggara kontes @fajri26 dan juri kita @rezaacoi

Source

#Save Gajah
#Save Cupo Meurah
#Mari Berdamai Dengannya
#Jaga Ekosistemnya

Salam Hangat Dan Semangat
@rahmayn