AKU TERSENYUM BADAI BERLALU

in #indonesia6 years ago (edited)

image
Sumber

Malam semakin larut ketika aku tidak mampu memejamkan mata untuk tidur. Suara binatang malam sahut menyahut bergantian dengan irama yang berbeda. Kuraih lagi buku yang aku baca sebelumnya. "Pendekar Bodoh" buku cerita silat karya Asmaraman S Khoo Ping Hoo. Pengarang yang satu ini memang luar biasa. Aku masih menggemarinya sampai sekarang. O ya, namaku Gam. Lengkapnya Sigam Phonna. Orang tuaku memanggilku Agam. Tapi aku merasa geli sendiri ketika aku sudah dewasa. Tapi yang namanya nama kecil memang sering terbawa-bawa saat kita bicara.

"Mak, Agam mau ini. Yah, Agam mau itu." Demikian biasanya aku berbicara dengan orang tuaku. Menyebut nama kecilku sudah menjadi kebiasaan. Walaupun rada geli, tapi aku nyaman melakukannya. Kesannya manja gimana gitu.

Aku terlahir normal, sehat dan bundar. Aku lahir dan besar di kampung nelayan. Masa kecilku asoy gila. Kami punya banyak permainan untuk dimainkan. Baik yang musiman atau permainan olah raga yang seolah wajib untuk dimainkan. Dia adalah sepakbola. Permainan ini bukan permainan musiman. Kami bisa bermain bola kapan saja dan dimana saja. Sore hari adalah rutinitas orang kampung kami untuk bermain bola. Ketika sedang ramai-ramainya, lapangan berukuran 40×70 meter itu bisa dipenuhi orang sekampung gak peduli umur.

image
Sumber

Buku yang kubaca malam itu ternyata tak mampu membuat mataku lelah untuk kemudian tertidur. Aku bangkit dari kasur lapuk di kamar kos ku. Telah beberapa bulan kamar ini kutempati. Didalamnya hanya ada kasur butut tak berseprai dan sebuah lemari warisan pamanku. Ada banyak stiker menghiasi lemari itu. Maklum lemari mantan mahasiswa. Jadi setiap ada even kampus yang ada pembagian stikernya pasti dibawa pulang. Tak hanya stiker, lemari itu juga ditempeli dengan berbagai roman wajah cantik model TTS (Teka Teki Silang) yang sedang booming pada zaman itu.

"Braakkk" tiba-tiba jendela kamarku terbuka. Aku memang jarang menguncinya. "Siapa itu?" Teriakku. Tak Ada jawaban. "Kampret" rutukku dalam hati.

Mau menutupnya agak segan juga. Pas dibawah jendela kamarku, ada sebuah kuburan yang sudah Lama tak dikunjungi orang. Aku pun tak sengaja mengetahuinya. Salah Satu teman kosan yang ingin memasang tali jemuran, menemukan batu nisan yang tak bertuan itu. Jadilah itu bahan isengan teman di kosan untuk menakutiku. Tapi aku memang gak mempan ditakuti dengan hal itu. Bahkan teman kosanku pada gagal paham ketika aku bisa anteng ngorok semaleman dengan jendela terbuka.

"Setan kuburan itu keder ama enter Bos" kata seorang teman. "Hahahaha hahah." Ente bisa aja..wkwk

image
Sumber

Namun malam itu sungguh berbeda dari malam-malam sebelumnya. Aku gelisah tak menentu. Kepulan asap daun surga pun tak mampu membuatku terkapar malam ini. Di kamar sebelah sayup terdengar suara dengkuran dua anak manusia bersahutan. Aku bangkit dari kasur lapuk tak berseprai itu. Kapas dari bolongannya menempel dibeberapa bagian tubuhku. Terduduk kumeraih kertas kecil berisi "kehijauan". Kucampur dengan sedikit tembakau dan kulinting dia sebatang lalu kubakar. Akupun kemudian keluar rumah dengan tujuan tak jelas. Setelah berjalan kurang lebih 100 meter, aku sampai di sebuah kios yang masih buka. Terdengar orang main gaple dibelakangnya. Aku mendekat dan menyapa mereka.

"Assalamualaikum, asik kali ni maennya" sapaku. "Ooo...mampir Agam. Apakabar, jarang sekali keliatannya kau" kata salah seorang dari mereka. "Hmm aroma apa ini? Wah kalau udah datang kau sudah laen aromanya" kata yang lainnya kepadaku. Aku tersenyum dan berkata " Ada ni sikit, mau? "Mantap, gitu dong jangan enak sendiri." Beberapa dari mereka mengambil sedikit untuk dilinting dan dihisap. Indahnya berbagi...lol

image
Sumber

Tiba-tiba terdengar suara mobil dari kejauhan. Aku merasa tidak nyaman. Namun kudiami saja. Mereka yang lagi main gaple tampak tak menghiraukan suara mobil tersebut. Suara mobil semakin mendekat. Aku makin merasakan situasi yang membuat instingku memberi peringatan untuk waspada. Dikantongku masih tersisa dua bungkus kecil daun sorga. Ditanganku masih tersisa seperempatannya. Makin kebelakang makin ajib dia. Aku menarik asapnya dalam-dalam. Last breath pikirku. Baru saja aku selesai dengan tarikan asap terakhirku, mobil terdengar menderu kencang dan berhenti mencicit dengan tiba-tiba di depan warung. Tanpa dikomando semua yang tadinya asik dengan gaple berhamburan lari.

"Polis, lariii!!" teriak seseorang. "Kijang satu kijang dua..tempat sudah dikepung. Jangan ada yang bergerak. Hoiii...ada yang lari" terdengar suara radio bercampur bentakan. Aku berjalan ke arah depan. "Bang" sapaku sambil tersenyum seramah mungkin pada polisi berpakaian preman. Dia terpaku sejenak dan membalas "hei, mau kemana?" "Kedepan bang" jawabku sembari kembali tersenyum lebar dan berjalan untuk duduk dibagian depan warung.

image
Sumber

Aku duduk dibangku yang ada di depan kios tersebut. Jantungku berdegub lumayan tak teratur. Aku tidak boleh panik pikirku. Beberapa polisi memandangku dengan tatapan penuh selidik. Kutatap balik wajah mereka sepolos mungkin. Akhirnya setelah mendapatkan beberapa orang yang gagal melarikan diri, sang aparat dan tangkapannya pun berlalu. Aku menarik nafas lega. Sungguh amat sangat teramat lega. Inilah pertanda dari kegelisahanku malam ini. Hampir saja aku menghabiskan waktu menghitung hari dibalik jeruji besi. Pulangku ke rumah diiringi dengan istighfar dan terimakasih pada Allah SWT yang masih menjagaku. Hari itu aku belajar untuk tetap tenang dan tersenyum dalam kondisi apapun itu. Tidak selalu berhasil memang. Tapi aku sangat bersyukur malam itu ketika AKU TERSENYUM BADAI PUN BERLALU.

Dengan Cinta,

Reza Sofyan

Sort:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by reza sofyan from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.35
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70351.33
ETH 3563.43
USDT 1.00
SBD 4.72