Oase Ramadan #2; Jaga Bicara dan Jadilah Teman yang Setia

in #indonesia6 years ago (edited)

“Seorang muslim yang terbaik adalah orang yang muslim lainnya merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya” (Hadits)

20180211_171024.jpg

Betapa banyak orang celaka dari tidak menjaga lisannya. Seperti waktu kecil saat kita main pet-pet (petak umpet) kita harus diam supaya tidak ditemukan dengan mudah oleh pencari (seeker) kalau lagi sembunyi dan ngomong “woi! Saya disini!” laju kita kalah.
DQmSYSaM6RGDNtrTes3btHqGUHYt45baPnMSyedVjUxkfxN.png
Di dalam shalat juga tak boleh bicara, batal shalat kita. Apalagi mengancam “bang! Bek neutacah aki lon!” (bang, jangan injak kaki saya) maka akan dikira orang tak pernah shalat. ngomonglah baik-baik setelah shalat.
Dalam Islam kita disuruh berbicara dengan hikmah dan kata-kata yang hasanah (baik). Berkata baik atau diam. Seperti mas Limbad, mungkin dia tak punya kata yang baik jadi diam saja sepanjang pertunjukan.

maxresdefault.jpg
Source

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sesuatu apakah yang terbanyak yang dapat memasukkan manusia ke dalam surga?. Beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik”. Beliau juga ditanya tentang sesuatu apakan yang terbanyak yang dapat memasukkan manusia ke dalam neraka?. Beliau menjawab, “Mulut dan farji (kemaluan)”. [HR at-Turmudziy: 2004, Ibnu Majah)

DQmSYSaM6RGDNtrTes3btHqGUHYt45baPnMSyedVjUxkfxN.png
Makin sedikit kita bicara sebenarnya makin baik, minimal tak nampak lah bodohnya kalau kita bodoh. Dan tak pamerlah dikira orang kalau kita pintar. Ulama-ulama wara’ dulu berbicara cuma saat ditanyai kepada mereka tentang hukum agama.

ricsnt 045.jpg

Beberapa orang saya tidak suka berjumpa karena banyak sekali bicara. Tak apa sih banyak bicara tapi ada isinya. Beberapa lawan bicara juga kita bisa lihat ekpresinya, kalau tak sanggup mendengarkan lagi mungkin dia akan menjawab singkat, berarti dia sudah bosan dan kita mulailah dengan pertanyaan, mempersilahkan dia bicara.
Saya suka sekali berbicara dengan orang yang punya nas dalam berbicara, dia mengerti apa yang dia bicarakan dan punya dalil, landasan dan sistematis dalam berbicara. Tapi kadang saya sendiri bicara kacau juga sih, kalau bicara cuma banyak aja, itu hanya cerewet tanpa faedah.

IMG-20180302-WA0092.jpg

Tapi dibalik semua itu menjadi pendengar yang baik adalah syarat utama menjadi teman yang baik. Saya membayangkan bagaimana Iman-Imam/guru-guru yang hebat dimasanya bersabar mendengar pertanyaan-pertanyaan muridnya, bagaimana sabarnya suami seorang mendengar ocehan istrinya, bagaimana sabarnya para anak buah mendengar ceramah bosnya dan lain lain. But listening is loving.

DSC_0569.jpg

Di bulan yang mulia ini kita dituntut untuk tidak membicarakan orang lain (ghibah) karena ghibah membatalkan pahala puasa. Jadi kalau ngomongin orang lain, gas terus di tiga hari ini. Jadi tadi pagi ada yang ngomongin lagi Pidie Kriet. Atau Pidie, Aceh adalah kaum yang pelit. Baiklah saya selaku orang Pidie menjawab sedikit;

DQmSvrzbzMJQgaARo7ygn4evtVRGR6yEdTLcZkPFSUtLqNR.jpg Source

Pidie pelit itu mitos yang didengungkan oleh orang kalau berbicara yang negatif tentang Pidie. Faktanya, warga di Pidie sangat ramah-ramah, tidak pelit memberikan tangannya untuk di salami kalau berjumpa. Malah kalau kenal, akan disuruh mampir ke rumah. Jadi yang mengatakan orang Pidie itu pelit, perlu di tanyakan lagi kejiwaannya. Orang Pidie sangat dermawan dan dermawati, menyumbang ke masjid walaupun ada yang jarang kesana.
DQmSYSaM6RGDNtrTes3btHqGUHYt45baPnMSyedVjUxkfxN.png
Menurut saya orang pelit itu ada di semua daerah, tidak hanya di Pidie saja, yang mengatakan orang Pidie pelit tadi, mungkin dia pernah di tolak oleh orang Pidie, atau gagal berbisnis dengan orang Pidie, untuk menutupi kekecewaannya, lalu dia menyebarkan hoak tentang orang Pidie. Mitos ini ditambah dengan Hadih Maja “ureng Pidie, Bu ie dikira” menurut Pak Iriawan, mantan wakil bupati Pidie. Bu ie dikira –nasi dan air pun dikira- disini bukannya orang Pidie menakar semua yang dimakan oleh tamu yang datang ke Pidie, tapi orang Pidie menanggung makan dan minum tamunya yang bertamu ke Pidie. Saya akhiri tulisan ini dengan hadih Maja lain biar cukup 500 kata.
DQmSYSaM6RGDNtrTes3btHqGUHYt45baPnMSyedVjUxkfxN.png
“Ureung Aceh Buet beu kureung, peng beulubeh” –orang Aceh kerja sedikit, uang harus lebih.
“Raseuki di Gampoeng bak ujoeng naleung, Raseki di kota bak Ulee ureung.
“Rezeki orang gampong di ujung rumput, rezeki orang kota di kepala orang’

DQmSYSaM6RGDNtrTes3btHqGUHYt45baPnMSyedVjUxkfxN.png
Ditulis untuk lembaran Tafakkur yang dibagi-bagi gratis untuk jamaah Jumat.

DQmPA1qCNDbUw86sYARp4RNKrvGXMqXnwYCQrFodA5dxkXH.jpg
aci.jpg

Sort:  

Hehehehe mantap bg artikelnya dalam makna nya.....

yang mana menurut abang paling bermakna?

Dari judul aja Uda nampak,, dan ada satu kata " bg bek neu jicah gaji long " mnrt saya byk makna di balik itu tergantung kita liat dari segi mana...

hahaha... mantap berarti

Hehehe mantap lah bg, mungkin besok ato kpn2 saya akan membuat tulisan dengan mengulas kata2 dari judul abg itu...hehehhe

Lebih keren lagi begitu.. dunia literasi memang posting balas posting.. seperti di mesir.. buku balas tulis buku kalau gak setuju pendapat dari satu buku

Hehehe ia bg, tp saya akan mencoba menrt pandangan saya, Krn memang judul abg itu terdapat dlm kehidupan kota sebagai hari2 dan semua orang mungkin punya pandangan yang berbeda, maaf dulu abg kuliah dmn??? Sapa tau kita bisa saling diskusi nantinya

mantap postingan nya bang,,,semoga bisa kita jaga selama puasa tingkah laku dan kata

siap bang Alaydrus...

Coin Marketplace

STEEM 0.39
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70118.22
ETH 3546.28
USDT 1.00
SBD 4.89