Gajah dan Manusia Bersahabat, kenapa Bermusuhan? (Kontes Pandangan Steemian Terhadap Konflik Manusia & Gajah)
“Bumi bisa menyediakan apa yang manusia butuhkan, tapi bumi tidak bisa memenuhi keserakahan manusia”
Source
Sejak zaman purba, nenek goyang kita hidup berdamai dengan alam. Gajah pada masa purba merupakan alat transportasi dan membantu manusia dalam banyak hal, sebelum gading diperjual belikan dan uangnya sangat berharga seperti sekarang.
Gajah di seluruh dunia yang ada gajahnya hidup damai dengan manusia, di Afrika juga begitu manusia dan gajah menjadi sahabat, gajah dipakai untuk berpergian dan mengangkat barang-barang. Di Thailand gajah merupakan binatang yang akrab dengan manusia bahkan di India gajah di sembah. India menyembah bahkan lembu, monyet dan bahkan tikus dianggap suci.
Gajah disalahgunakan di tahun Gajah. Saat pasukan Abrahah menyerang Ka’bah. Manusia memperkuat gajah dengan armor dan berperang dengan sesama sejak masa primitif sampai masa kerajaan. Hubungan kerajaan satu dengan yang lain menjadi akrab saat gajah menjadi hadiah. Seperti Raja Linge yang meghadiahkan seekor gajah putih kepada sultan Iskandar Muda. Gajah itu di arak dari Linge, Aceh Tengah. Ditimbang di Timang Gajah, Aceh Tengah dan setelah berminggu-minggu baru sampai ke Kuta Raja. Dulu belum ada jalan Banda Aceh-Medan dan belum ada truk angkutan, jadi gajahnya jalan, dan banyak beristrirahat kalau sudah capek.
Source
Ketika Belanda menyerang Aceh. Saat di Keumala, Pidie. Mereka kebingungan mencari di mana pasukan Aceh bersembunyi, asal sudah di Glee Meulinteung, para pejuang Aceh menghilang. Apakah pejuang Aceh punya ilmu perabon (ilmu yang membuat manusia bisa tak nampak sama manusia lain) atau memang punya jalan di dalam hutan sehingga bisa ke balik gunung dengan mudah. Maka pasukan Belanda melepas gajah dan menghalaunya di dalam gunung.
Sebagaimana kita tahu, gajah ahli dalam menemukan jalan termudah naik-turun gunung. Maka ditemukanlah jalan Glee Meulinteung yang membelah gunung, bisa kita lalui sekarang kalau kita mau ke Tangse.
Setelah mesin ditemukan. Angkutan memakai binatang sudah mulai ditinggalkan. Kuda sudah digantikan sepeda motor dan gajah digantikan dengan mobil. Gajah tidak lagi dilayani dengan baik untuk menjadi kendaraan yang kuat, dan gajah kembali ke hutan, yang tidak kembali menjadi hiburan sirkus dan pertunjukan anak-anak.
Untuk melihat gajah pertama kali, saya berkonflik dengan ibu saya. Saat itu ayah saya tidak di rumah, sedangkan ibu uangnya dari ayah. Lalu saya minta uang sama ibu untuk menonton sepakbola gajah. Ibu tak punya uang pecah, saya menangis dan merengek mau nonton, karena teman-teman saya semua menonton, akhirnya ibu kemana-mana buat mencari uang pecah, demi saya menonton gajah. Sungguh paragraf yang tak penting untuk kontes.
Contoh pemamfaatan gajah di masa depan.
Ekpansi perkebunan dan pertumbuhan penduduk membuat gajah berkonflik dengan manusia. Manusia yang ingin menikahkan anaknya, secara adat harus membawa seperedei, seikat tebu untuk seserahan anaknya pesta, sedangkan tebu itu makanan gajah, jadi marah lah gajah sama manusia.
Di nusantara bahkan seorang raja yang terkenal bernama Gajah Mada, yang menjadi nama salah satu universitas tebaik. Gajah juga menjadi Judul lagu Tulus, yang berawal dari budaya masyarakat Indonesia yang membuat gajah menjadi ejekan bagi teman-teman mereka yang gendut. di Bandung Gajah menjadi himbauan menjaga kebersihan. gajah juga menjadi kain sarung nasional, gajah duduk. bukan paragraf yang penting.
Solusi dari saya untuk konflik manusia dan gajah adalah hentikan ekpansi perkebunan ke gunung-gunung. Cukuplah dengan lahan yang ada dan dimaksimalkan sepenuhnya. Jangan sampai masuk hutan yang menjadi markas gajah. Kalau memang gajah turun untuk makanan, maka mungkin manusia bisa menanam makanan gajah di gunung –tebu dan rumput gajah misalnya-, biar gajah tidak turun lagi merusak tanaman warga. Untuk tebu pernikahan anak, tanamlah di belakang rumah masing-masing, jangan mengambil tebu gajah.
Hehe...postingan yang sangat menghibur dan menarik sekali bang @riodejaksiuroe,.dibireuen ada juga gajahnya dipusat kota, tapi kepalanya saja, warkop ulee gajah...hehe
whaha... na mangat kupi inan? di Banda na, man gajah durhaka, kajeut keu patong i kue kodam..
Mangat ulee kareng bang, ulee gajah mangat sit...hehe
siap... ulee gajah sang hanjeut jep,,, haha
Hhhhhhhhhhh @mahyailyas
Hahahha...
Jadi sekarang gajah beralih fungsi ya. Sekarang menjadi salah satu simbol kebersihan dan kepedulian lingkungan.
bisa jadi bang Ocit... hahaha
Hayeu post...
na neu baca? haha
Hana...
tega,, hiks padahai hek lon tulis...
Hidup gajah eh! Untuk pernikahan @riodejaksiuroe saya siap nyari tebu wkakakakk
nyari calonnya aja ibuk duktur, tebunya udah ada sama gajah... haha
Ini peer berat bung! Cocok di Dia, ga cocok di Kamu atau sebaliknya haha, sabar subur sige tarek nafah teuk ka metemueng bak jalan
Aminn.. peer nya harus segera di kumpul sebelum lebaran
Wadus berat! Ntar harap coment yang tulisan saya Pidi Baiq ya!😁
Belum sempat baca, komen sementara dulu hahaaaa
vaca lah... semoga terhibur....
Gajahlah kebersihan di steemit ini... Hehe
betoi.. yang kuto2.. sampus saja
Mari menjaga kebersihan ya bang... Hehe
Benar..kebersihan sevagian dari iman
Mudah-mudahan menang kontes @riodejaksiuroe
aminn... tapi juri @rezaacoi. ka tentei han menang lon
Sogok bacut
Akan ku pawang semaksimal mungkin agar tak menang. Untuk Ketua KSI Pidie @rezaacoi, siap-siap saja disetubuhi @riodejaksiuroe agar birahinya memuncak terhadap kontes ini 😁😁😁
Lon kalinyoe hana berharap menang.. cuma berharap tulisannyoe bisa menghibur peserta yang ikut.. hai menang jeut cit sih
Sangat bagus tulisannya rio. Menggugah untuk di baca. Gajah mungkin sangat special dan perlubdi jaga @riodejaksiuroe
Benar pak irwandi semua binatang harus di jaga.. kecuali nyamuk dan kecoa