Oase Ramadan #10: Buka Puasa Mubazir

in #indonesia6 years ago (edited)

Sebagai Tokoh masyakarat, budayawan, sastrawan dan orang yang dikagumi dan dituakan di masyakarat. Saya banyak diundang di buka-buka puasa, baik dari organisasi kecil desa, sampai lembaga nasional. Walaupun sibuk sekali, saya sempatkan hadir sejauh yang bisa saya jangkau dan kalau tidak bertabrakan dengan jadwal buka puasa saya di rumah.
Buka puasa di luar rumah adalah indah, dengan menu yang biasanya lebih baik dan lebih banyak dari yang di meja makan rumah sendiri. Tadi saja, saya memenuhi undangan dari kantor ayah saya, sebagai penceramah dua, kalau penceramah utamanya tidak datang –sialnya dia datang pulak. Padahal diceramah nanti saya mau bilang ini.

6c7c8724a71fb9c3cd0ebfe37f283110_24_20170602102336.jpg
Source

Di depan saya terdapat banyak benda dan binatang mati. Misalnya keramik dari bebatuan dan pewarna yang sudah menjadi piring. Dan binatang segala macam yang sudah mati, dikuliti dan dimutilasi dan di masak dengan benda yang dicari Belanda di masa penjajahan, rempah.

DQmSYSaM6RGDNtrTes3btHqGUHYt45baPnMSyedVjUxkfxN.png

Di depanku ada bebek masak putih. Ayam kampung goreng, ikan kayu (keumamah), tiramisu (tirom) dan binatang yang Cuma dua huruf U dan G. Di samping mereka juga hadir, walaupun tak diundang melalui WA, bala-bala, boh rom-rom, adee, kue jali-jali, risol, bakwan, dan banyak perairan, seperti air timun kerok, kelapa yang airnya di ambil dan dikerok isi dalamnya, dan air kates kerok.

Foto-1150.jpgSource

Aku bertanya dalam hati, apakah ini sehat? Siapakah yang akan menghabiskan ini semua? Kalau tak habis akan dibawa kemana? Aku memikirkannya sampai buka puasa dan makan dua piring lalu sudah kenyang dan di meja masih banyak sisa.

DQmSYSaM6RGDNtrTes3btHqGUHYt45baPnMSyedVjUxkfxN.png

Aku teringat kata ustad Amri, kalau budaya makan Aceh itu sudah sangat maju sekali, tapi budaya ibadahnya aja yang belum maju. Sungguh sangat mubazir sekali, bahkan ada yang buka puasa di warung makan, pesan banyak-banyak lalu tak habis, dan pelayan warung makan, tanpa perasaan membuang ke tong sampah, makanan yang tak disentuh pelangan.

DQmSvrzbzMJQgaARo7ygn4evtVRGR6yEdTLcZkPFSUtLqNR.jpg

Sementara kalau kami dulu di gampong, ada masyarakat yang harus mengemis beras ke tetangga, susah payah untuk mencari peganan berbuka dan lauk untuk sehari-hari.

DQmSYSaM6RGDNtrTes3btHqGUHYt45baPnMSyedVjUxkfxN.png

Masih jauh sekali dari kata menjaga ekosistem alam, berapa kandang bebek dan ayam harus mati setiap harinya oleh karena keserakahan kita. Berapa banyak sumber daya alam, yang harus direnggut lalu dibuang oleh kita setiap kali buka puasa. Apakah di sunnahkan kita untuk mubazir, walaupun setan diikat selama ramadan, tapi kawannya tetap ada di buka-buka puasa ditempat-tempat keramaian. Tak habis pikir, akupun mengambil plastik bening dan memasukkan kue-kue sisa, untuk kadang ada teman-temanku nanti yang mau makan.

berbuka-puasa_20160606_153230.jpg
Source

Aku pikir harus ada kerjasama antara pemerintah, restoran/warung makan dan pihak delivery setiap malam. Pemerintah desa mendata penduduk yang layak diberikan buka puasa, dan restoran membawanya melalui delivery. Makanan yang baik dan masih bagus tak tersentuh, bisa dibawa melalui delivery ke orang-orang yang membutuhkan, daripada harus berakhir tak tersentuh padahal enak dan karena terlalu banyak, kita tak sanggup makan.

DQmSYSaM6RGDNtrTes3btHqGUHYt45baPnMSyedVjUxkfxN.png

Juga para penyelenggara juga saya ingatkan, janganlah berlebihan sederhana saja dalam makan, kan kita juga tahu semua, sumber segala penyakit itu adalah perut, salah makan, over-eating (terlalu banyak makan) maka terjadilah obesitas, kolesterol dan penyakit lain. Kita juga harus berkaca ke daerah kita yang rawan bencana, kalau gempa dan tsunami, yang banyak makan nanti tak sanggup lari.

IMG-20180302-WA0008.jpg
aci.jpg
DQmPA1qCNDbUw86sYARp4RNKrvGXMqXnwYCQrFodA5dxkXH.jpg

Sort:  

Beruntungnya sejak kecil kami, di Gayo (dahulu) orang tua tidak membiasakan kami berbuka kecuali dengan air putih, air tebu dan pecal. Ternyata kebiasaan itu masih tertanam dan berlanjut hingga kini. Ada rasa sesak ketika harus makan berat (makan nasi) saat berbuka bhkan saat menjalani shalat magrib. Ketika menikah dgn gadis pidie, ada perbedaan kebiasaan. Walaupun sebagai suami kbiasaan itu masih bertahan, namun ibu dari anak2 juga tetap dengan kebiasaan sejak kecilnya. Dan krn waktunya bersama anak-anak lebih banyak maka kebiasaan itu diikuti oleh anak2. Terimkasih atas nasihat melalui tulisannya @riodejaksiuroe.

ya, Rio dulu kalau udah ada Air timun kerok dicampur sirup merah cap berhala, sudah sah buka puasa, sekarang ya beginilah.. jadi walaupun acara besar, makan harus tetap disederhanakan, sisakan untuk air dan udara di perut, biar gak sakit macam2.. hehe

Benar sekali.
فثلث لطعامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه
Relevansi adab makan dalam Islam sudah ada sejak dahulu, namun adab ini jadi berantakan pas ramadhan.

Mantap menu berbukanya bg, apa lagi berbuka dengan para ulama, indahnya tak terbayangkan.... Alhamdulillah diberikan rahmat untuk berada dan manjadi bagian ulama....

Amiin, Insyaallah...

Sebagai Tokoh masyakarat, budayawan, sastrawan dan orang yang dikagumi dan dituakan di masyakarat.

Kalimat di atas tidak tuntas, tanpa subjek. Subjeknya setelah titik itu untuk kalimat lain lagi, kecuali koma di sana. "dan dituakan masyarakat, saya..."

tak paham.. nanti, jelaskan lagi ya? haha.. ka poh 2

Jangan mau dituakan, apalagi bang Rio masih lajang dan belum menikah serta masih belia... itu sama saja seperti dibilang sebagai perjaka tambun atau lajang akut :p

lajang dan jalang... haha mungkin karena ada jenggot puting helainya. makanya dituakan

Janggutmu membuatku geli saat melihatnya..

Berarti orang terkenal yak di Indonesia? Minta tanda tangannya dong 😉

Terimakasih telah menggunakan #ramadan-tkf, ditunggu artikel berikutnya, segala yang berkaitan dengan Ramadhan

Salam kompak dari Kanada,

Ya, terkenal di Gampong saya tinggal dan di keluarga besar

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 63855.79
ETH 3113.00
USDT 1.00
SBD 4.04