Kenapa Ada Orang Jahat di Bulan Puasa?

Banyak yang membincangkan bahwasanya di bulan puasa gerombolan setan dikurung oleh Allah. Nyaris semua teman seumuran saya meyakininya seperti itu. Lantas kalau lah memang betul setan dikurung selama puasa, kenapa masih ada orang jahat di bulan puasa?

Pertanyaan ini menjadi klasik karena ditanyakan secara kontinu setiap puasa. Tapi tak ada jawaban yang valid terkait pertanyaan gawat itu. Yang saya percaya, puasa tak serta merta auto membikin orang jahat menjadi baik.

Orang jahat kalau memang mau jahat tetap akan jahat meski di bulan puasa. Ada juga orang jahat mendadak baik di bulan mulia ini. Dua hal tersebut mesti terjadi di dunia. Perkara siapa yang mau menjemput hidayah dan siapa yang tak mau menerimanya itu lain soal. Yang pasti jika orang jahat ada di bulan puasa, percayalah, orang baik juga ada.

Seorang teman mengajak diskusi perihal ini. Sebenarnya saya mau-mau saja mendudukkan perkarakan bab ini. Tapi karena akhir-akhir ini kesibukan riset belum kelar, akhirnya diskusi itu hanya berlangsung di Whatsapp saja. Kami sepakat terkait hal ini. Maka terjadilah diskusi online di antara kami.

---

---

Sumber

Pertama sang teman mengajukan pertanyaan tentang penjambretan yang terjadi baru-baru ini di seputaran Lhokseumawe. Katanya, kenapa bulan puasa ada penjambret? Apa mereka termasuk setan-setan yang lolos dari kurungan? Jujur saja pertanyaan ini amat berat untuk orang awam macam saya. Maka saya jawab saja seperti yang saya tahu dan seperti yang pernah saya dengar dari orang-orang.

Hemat saya, penjambret dan setan itu dua koloni yang berbeda. Mereka hanya punya relasi yang lumayan dekat. Ketika seseorang berbuat jahat, percayalah bahwa ada setan yang sedang membisikkan telinganya agar mau berlaku jahat. Relasi ini adalah hal yang paling susah diputus mata rantainya. Hanya orang-orang yang memiliki keinginan berbuat baik yang besar yang mampu memutuskan mata rantai setan itu.

Kemudian pertanyaan itu dianggap tuntas. Sang teman lumayan puas dengan jawaban ala kadar dari saya. Lantas dia mengajukan pertanyaan lain yang lebih berat. Kenapa masih ada "setan-setan" modern di media sosial padahal ini bulan puasa? Kurang mengerti dengan pertanyaannya, saya balik bertanya, setan di sosmed macam mana maksudnya?

Katanya, "setan-setan" yang dia maksud adalah orang-orang yang doyan nge-share foto-foto makanan di siang bolong. Terus orang-orang yang doyan menyebar berita hoax tanpa henti. Ini pertanyaan yang berada di level lebih josss. Kenapa? Karena saya pun sering melihat "setan-setan" macam itu di sosmed dan belum tahu cara mengatasinya.

---

---

Sumber

Barangkali kita semua pernah bertemu dengan "setan-setan" macam itu di era media sosial ini. Dan itu adalah sebuah kewajaran yang terjadi di dunia yang semakin kencang berlari ini. Lantas saya menjawab pertanyaan tadi. Menurut saya, orang-orang yang suka berbagi postingan makanan dan berita hoax di sosmed adalah orang-orang yang sedang galau akut dan kurang kerjaan.

Orang-orang macam ini juga memiliki relasi yang cukup kuat dengan setan. Ada jejaring yang samar-samar tak terlihat antara orang macam ini dengan setan-setan penggoda tadi. Sehingga, ketika orang-orang macam ini sedang tak ada kerjaan, bisikan setan masuk dan akhirnya mereka melakukan hal-hal seperti di atas tadi.

Maka jika ada orang yang bertanya kenapa ada orang-orang jahat di bulan puasa, jawabannya kurang lebih begni: meski puasa, tetap ada setan-setan bandel yang lolos dari kurungan. Setan-setan inilah yang kemudian memantau orang-orang yang memiliki iman tipis untuk digoda dan disuruh berbuat jahat. Begitulah teman-teman steemian semua.

Inilah postingan saya malam ini, semoga bermanfaat untuk saya pribadi dan juga untuk teman-teman steemit semua. Mari terus berbagi kebaikan di Steemit selama bulan puasa, agar kita terhindar dari godaan setan-setan yang bandel tadi. Salam literasi.