Memahami Cristiano Ronaldo

Semalam saya benar-benar sibuk. Bukan karena jelang 2019. Saya tak ambil bagian pada pesta demokrasi itu. Semalam saya sibuk menghadapi pertanyaan tentang kebenaran isu hengkangnya si Manusia Rekor, Cristiano Ronaldo ke Juventus.

Meski saya seorang Barcelonista, tetapi tak sedikit penggemar Real Madrid menanyakan kabar itu ke saya karena beberapa alasan yang saya pikir tak penting disebutkan. Kepindahan Cristiano Ronaldo ke Juventus benar-benar menjadi kejutan paling heboh tahun ini.

Nyaris seluruh media di dunia meliput berita tentangnya. Kecuali di Indonesia tentu saja. Di sini, kabar tentang susu yang sebenarnya tidak mengandung susu lebih heboh dibandingkan kabar kepergian Ronaldo. Warbiasyaaakkk!!

---

---

Sumber

Ada banyak hal yang menarik diperhatikan di balik hengkangnya Ronaldo. Kegalauan fans Madrid adalah salah satunya. Semalam, sesaat setelah media-media dunia mengkonfirmasi kebenaran kabar kepergian Ronaldo, seorang teman yang tak lain adalah penggemar Ronaldo menelpon dari jarak yang jauh, Lhokseumawe - Pematangsiantar.

Dengan nafas tergesa-gesa dia memulai percakapan:

"Kamu udah tahu kabar itu, kan?" Sang teman membuka percakapan bukan dengan salam, melainkan langsung dengan pertanyaan itu.

Karena tak biasa melihatnya sepanik ini, saya ikut heboh.

"Kamu mabuk? Atau sawan?"

Saya bertanya dengan penuh seluruh.

Setelah diam beberapa detik, dia melanjutkan,

"Tolong jangan becanda. Kali ini saya serius. Apa kamu sudah tahu kabar itu? Ronaldo resmi pindah ke Juventus malam ini."

Setelah mendengar pertanyaan itu barulah saya mengerti. Melihat dirinya yang panik, saya kembali melempar pertanyaan, tetapi kali ini saya berniat becanda,

"Naik apa Ronaldo malam-malam ke Italia? Bukankah BE tak beroperasi malam-malam begini?" Saya bertanya sambil nahan ketawa..

Spontan dia jawab, "Hahaha... Asu.....! Setelah itu kami tertawa bersama.

---

---

Sumber

Sebenarnya saya sudah mengetahui kabar tersebut sebelum dia telpon. Tapi ya, saya pikir itu kabar biasa di dunia sepakbola dan tak perlu dibuat seolah-olah gawat sekali. Kita harus memahami, bahwa, perkara transfer seorang pemain dari satu klub ke klub lain adalah hal lumrah terjadi di dunia sepakbola. Sama halnya yang dilakukan Ronaldo saat ini.

Tetapi tetap, kabar tersebut sepertinya belum bisa diterima dengan lapang dada oleh penggemar Madrid. Mereka masih berharap bahwa ini hanya kabar murahan yang sengaja dihembuskan agar Madrid menaikkan gaji Ronaldo seperti tahun lalu. Fans Madrid masih berharap Ronaldo tetap berseragam putih-putih musim depan.

Namun, cerita sudah ditulis. Juventus sudah membayar mahal harga Ronaldo pada Real Madrid. Dan Ronaldo sudah membuat surat terbuka untuk seluruh penggemarnya dan penggemar Real Madrid sebagai salam perpisahan. Saya pikir kita tak boleh egois. Kita harus melihat Ronaldo sebagai manusia biasa yang butuh tantangan dan suasana baru. Kita harus memahami Ronaldo.

---

---

Sumber

Meski kita, terutama penggemar Madrid, sangat suka melihat Ronaldo berseragam Madrid, tetapi apa dia masih senang mengenakannya? Bisa jadi dia sudah kepalang bosan dengan besarnya tuntutan di Madrid. Barangkali, Ronaldo ingin lebih santai saat bermain bola di usianya yang sudah memasuki 33 tahun. Ia ingin lebih tenang dan menghindari dari berbagai ekspektasi yang besar.

Dia ingin menikmati hidup dengan sepiring Pizza dan anggur merah sambil menatap menara Pisa yang mereng itu. Dan hal tersebut hanya bisa didapatkannya di Juventus. Bukan di Real Madrid. Memangnya ada menara Pisa di Madrid? Kan tidak.

Makanya, ini pesan untuk fans Madrid. Kalian harus belajar memahami Ronaldo. Kalian harus bersikap adil terhadapnya. Oleh sebab itu, jangan lagi menangisinya. Anggap saja ini awal yang baru bagi dia dan juga Juventus. Kalau memang kalian benar-benar mencintai Ronaldo, jadilah fans Juventus. Tidak ada yang menertawakan keputusan itu. Tentu saja. Jadi, di sini siapa fans Madrid yang berniat hijrah menjadi fans Juventus musim depan? Sini absen dulu.... 😂