Membahagiakan Ibu di Bulan Puasa

in #indonesia6 years ago (edited)

image


Sumber

"Ibu adalah perempuan yang paling mudah dibahagiakan. Ia tak menuntut ini dan itu untuk bisa bahagia. Kadang kebahagiaannya kelewat absurd. Ia hanya ingin melihat anaknya setiap hari. Sesederhana itu."

Semua orang pasti berlomba-lomba meneguk pahala sebanyak-banyaknya di bulan puasa. Melakukan berbagai kebaikan demi merengkuh titel takwa di malam 1 Syawal. Hal inilah yang melatarbelakangi hadirnya berbagai ibadah sunah di bulan mulia ini. Mulai dari salat sunat tarawih, tadarus al-qur'an dan sebagainya.

Kita semua melakukannya dengan penuh seluruh. Seraya berharap Sang Pemilik hidup dan mati meridhai kita. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa segala kebaikan di bulan puasa bukan hanya salat tarawih, tadarus al-qur'an dsb? Pernahkah terpikirkan oleh kita bahwasanya hal-hal sederhana juga akan menambah pahala kita?

Barangkali, kita alpa bahwa ibadah di Bulan Ramadan bukan hanya hal-hal tersebut di atas. Melakukan hal-hal baik kepada orang-orang terdekat juga tak kalah mulia dan ia memberikan kita pahala dan ketenangan secara bersamaan. Contohnya? Membahagiakan orang tua.

Ini adalah hal paling sederhana secara logika. Tetapi sadar atau tidak hal inilah yang justru sering abai dikerjakan. Membaca al-qur'an dan melakukan semua salat sunat di bulan puasa tak terbantahkan lagi adalah perbuatan mulia dan ia sumber pahala.

Lantas pernahkah kita berpikir jika membahagiakan orang tua adalah sama baiknya atau malah lebih? Kita sepakat saja mengakuinya. Bahwa membahagiakan orang tua mungkin sesuatu yang amat sangat sulit dilakukan. Dan ia sering diabaikan.


image


Sumber

Hari ini seorang teman sewaktu kuliah dulu telpon. Ia adalah laki-laki yang baik dan bertanggungjawab. Setidaknya setahu saya begitu. Ia anak kedua dari 5 bersaudara. Dan saat ini sedang bekerja di Jakarta entah di bidang apa.

Sejak selesai kuliah dia langsung merantau ke ibukota demi memperbaiki nasib. Karena kita semua tahu betul, mencari kerja di Aceh dengan hanya bermodalkan ijazah S1 tak ada gunanya jika tak memiliki "orang dalam". Hidup itu keras memang. Dan inilah yang membuatnya pergi dari rumah dan mencoba peruntungan ke Jakarta.

Selama bekerja ia rutin mengirimkan uang untuk keluarganya. Biaya sekolah adik-adiknya dan juga kebutuhan ibunya. Ibunya tinggal sendiri. Ayahnya sudah lama meninggal, tepatnya saat konflik sedang berkecamuk di Aceh.

Meski rutin mengirimkan uang untuk ibu dan keluarganya, si teman tadi sudah lama tak pulang ke Aceh. Kalau saya tak salah perhitungan, dia sudah 3 kali puasa tak pulang-pulang. Rasa-rasanya dia adalah perwujudan Bang Toyib zaman now. Bedanya, Bang Toyib sudah merried dan si teman itu belum.

Di satu sisi ia sudah menjalankan kewajibannya dengan benar sebagai salah satu anak tertua di keluarganya. Tapi di sisi lain ia abai pada ibunya dan bisa disebut gagal menjadi anak yang baik. Awalnya ia tak sadar, hingga kemarin ibunya telepon dan berkata dengan apik bahwa ia sudah cukup bosan hanya dikirimkan uang saja, sedangkan anaknya tak kunjung pulang.

Barangkali, bagi orang tua, terutama ibu, uang memang penting. Tapi melihat anaknya dari dekat jauh lebih membahagiakan.


image


Sumber

Saya pikir memang begitu. Sebahagian besar anak berpikir, bahwa tanggungjawabnya sebagai anak terbayar lunas hanya dengan menanggung biaya hidup orang tua tanpa sekalipun berada di dekatnya.

Kita kadang lupa, bahwa, orang tua, terutama ibu tak meminta banyak dari anaknya. Ia hanya ingin sang anak bahagia dan baik-baik saja, serta tak jauh-jauh dari tuhan. Adapun uang yang melimpah hanya kamuflase kebahagiaan yang kita pikirkan sebagai seorang anak.

Orang tua, terutama ibu, adalah perempuan yang paling mudah dibahagiakan. Ia tak menuntut ini dan itu untuk bisa bahagia. Kadang kebahagiaannya kelewat absurd. Ia hanya ingin melihat anaknya setiap hari. Sesederhana itu.

Saya pun tersadar hal tersebut setelah mendengar cerita si teman tadi. Katanya, lebaran ini ibunya tak masalah jika ia tak mengirimkan uang atau paket lebaran, yang ibu inginkan hanya kepulangannya tepat di hari fitrah nanti.

Dari sini saya belajar satu hal, bahwa, kebahagiaan paling bernilai besar adalah ketika kita bisa membuat ibu bahagia dengan berada di dekatnya. Dan ibu adalah sumber pahala yang sangat dekat dengan kita. Hanya membuatnya senyum dan tenang, maka secara adat kita sudah meraih sebuah pahala yang amat sangat besar.

Maka untuk teman-teman steemian semua, jika kalian masih memiliki ibu, buatlah ia bahagia dan teduh, karena jika ia telah berada di alam yang berbeda dengan kita, semuanya tak ada guna. Semua hanya sia-sia. Maka bahagiakanlah ibu di bulan puasa dengan seindah-indahnya kebahagiaan. Semoga bermanfaat. Salam literasi.


image


Regards

@samymubarraq

Sort:  

Anak yang shaleh. Woiy, spasi per paragrafnya pangkas lagi. Biar semua orang lebih ennak baca bro. Kalau kita okelah sereng baca tulisan opini. 😎😂

Hahahaha... Siaappp kameraddddd 😂😂😂

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63851.10
ETH 3059.36
USDT 1.00
SBD 3.85