Memutus Mata Rantai Kekerasan di Dunia Pendidikan

in #indonesia6 years ago

image

Sumber

Kabar kurang sedang di dunia pendidikan kita kembali menyengat. Baru-baru ini dikabarkan seorang guru di sebuah sekolah SMA di Kota Lhokseumawe dipukul oleh siswanya sendiri hingga sang guru terbaring di rumah sakit. Kejadian ini menimbulkan luka moral yang akan sulit disembuhkan.

Seperti diberitakan oleh media sebelumnya, seorang siswa di SMAN 3 Lhokseumawe tega memukuli gurunya hingga sang guru masuk rumah sakit. Kejadian pilu ini terjadi pada Sabtu, 4/08/2018 kira-kira pukul 09.30 WIB. Mengutip beberapa sumber, kejadian ini awalnya perihal sepele. Sang siswa tidak membawa buku yang ia pinjam di perpustakaan sekolah.

Pelaku yang berinisial G, adalah siswa kelas XI IPS SMAN 3 Lhokseumawe. Harinitu dia tidak membawa buku yang harus dipinjam di perpustakaan. Aksesnya ia tak boleh lagi meminjam buku lain di perpustakaan. Sang guru (korban) menanyakan hal tersebut yang akhirnya membuat siswa berang dan naik pitam. Beberapa saat kemudian ia pun memukul gurunya hingga tersungkur.


image

Sumber

Hingga saat ini kasusnya tersebut sedang didalami oleh polres Kota Lhokseumawe. Namun kita semua pasti merasakan satu hal, bahwa, moral anak-anak bangsa sedang berada di titik nadir memilukan. Ini tentu saja tak bisa dipandang sebagai sesuatu yang sepele. Karena bagaimana pun, kekerasan di dunia pendidikan adalah aib yang memalukan dan tak boleh terus terjadi.

Oleh karena itulah, sudah menjadi kewajiban kita semua untuk memutus mata rantai kekerasan di dunia pendidikan itu. Caranya bagaimana? Tentu tak mudah. Tapi selalu ada jalan untuk berbuat sebuah kebaikan. Yang pertama mesti kita lakukan adalah menyiapkan pendidikan dini dari rumah masing-masing.

Kita semua tahu bahwasanya awal mula seorang anak mendapatkan pendidikan adalah rumah. Rumah, tak boleh tidak, adalah universitas pertama untuk setiap anak. Adapun sekolah adalah pendidikan sekunder setelah rumah. Ini yang luput dari masyarakat kita. Hampir semua orang menyerahkan urusan pendidikan anaknya pada sekolah. Padahal rumah jauh lebih berperan mendidik anak.


image

Sumber

Setiap keluarga harus paham dan menanamkan pada diri masing-masing bahwa rumah adalah lebih krusial dari sekolah. Karakter seorang anak tak serta merta dibentuk di sekolah. Rumahlah yang punya fungsi tersebut. Rumah adalah konsep dasar mencetak pola pikir anak. Adapun sekolah adalah faktor pendukung yang tak lebih krusial dari peran rumah.

Saya kira jika setiap keluarga memikirkan seperti ini, maka anak-anak kita jauh lebih santun dan tahu diri saat berada di sekolah. Karena saban hari ia diberikan asupan ilmu moral dan tata krama di rumah. Dan dengan begini, hal-hal memalukan di sekolah bisa ditekan dan dihilangkan dengan sebaik-baiknya.

Kita perlu bersinergi dengan berbagai pihak agar hal ini terwujud. Karena pendidikan adalah tempat untuk membentuk orang-orang baik, bukan pabrik mencetak calon preman. Semoga kekerasan di dunia pendidikan segera bisa diputus mata rantainya. Semoga!


image

Regards

@samymubarraq

Sort:  

Congratulations @samymubarraq! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You published a post every day of the week

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!

Congratulations @samymubarraq! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the total payout received

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 62796.11
ETH 3045.55
USDT 1.00
SBD 3.85