Milestone 1 Tahun Perjalanan Saya di Steemit

Saya pikir begitu cepat waktu melesat. Rasa-rasanya baru kemarin sore saya bergabung di platform bernama Steemit ini. Namun lembar kalender tak pernah menipu. Ia dengan tegas memberitahu tahu bahwa sampai hari ini saya sudah 1 tahun berada di Steemit. 365 hari tentu bukan waktu yang singkat. Dan saya begitu menikmati selama satu tahun berada di sini.

Bermula tanggal 8 Agustus 2017 dua orang teman memperkenalkan saya dengan Steemit. Mereka adalah @saifmmc dan @rizalfachry. Mereka berdua adalah orang pertama yang memopong saya hingga memiliki akun Steemit. Sampai e-mail sudah di approve oleh tim Steemit, saya masih belum tahu apa-apa tentang Steemit. Yang saya tahu, Steemit adalah semacam blog yang di dalamnya bisa dihantarkan tulisan-tulisan si penggunanya.

Tiga hari setelah resmi bergabung di Steemit, saya membuat postingan perdana bertema "Steemit, Wadah Menulis dengan Ide Merdeka". Dalam postingan tersebut saya menjelaskan diri saya sesederhana mungkin dan sedikit menceritakan tentang kebertemuan saya dengan Steemit. Saya tak pernah melihat jumlah vote saat itu. Tak juga melihat seberapa banyak yang baca tulisan saya. Yang saya lihat adalah berapa jumlah komentarnya. Sesederhana itu.

---

Sumber

Esok lusa beberapa teman kian gencar bercerita tentang Steemit pada saya. Katanya, Steemit masuk ke Indonesia melalui orang Aceh. Mereka adalah @levycore dan @aiqabrago. Sebelumnya saya sudah pernah mendengar tentang kedua akun tersebut di Steemit dari teman-teman lain. Dan saat itu saya menduga keduanya adalah robot. Ternyata mereka adalah manusia sama seperti saya. Namun, mereka lebih cepat mendeteksi masa depan.

Setelah mendengar banyak tentang Steemit dan sistemnya, saya justru vakum di Steemit selama satu bulan. Bukan karena apa-apa, saat itu saya memang sedikit harus fokus dengan komunitas menulis yang saya gawangi. Barulah setelah itu saya rutin buat postingan. Dari awal saya menerapkan konsep one day one post. Namun tentu saja itu sedikit sulit diwujudkan. Ada saatnya saya sedang kehilangan ide dan sibuk yang kelewat. Ada juga saat-saat di mana menulis menjadi momok membosankan.

Usia dua bulan di Steemit, saya lebih banyak membaca postingan orang lain daripada membuat postingan sendiri. Selain menjadikannya sebagai proses belajar, saat itu saya juga belum terlalu faham genre tulisan di Steemit. Karena seperti kata teman-teman, menulis di Steemit berbeda sama sekali dengan menulis di media mainstream lainnya. Saya harus menyesuaikan diri dengannya.

---

Menginjak bulan ketiga, saya masih sering salah menggunakan hastag. Tulisan bergenre kehidupan justru tak ada tag "life" di bawahnya. Tulisan bertema cerpen juga tak ada hastag "fiction" di bawahnya. Intinya, kesalahan mendasar macam itu sangat sering saya lakukan di awal-awal saya bergabung di Steemit. Mungkin teman-teman yang baru bergabung juga mengalaminya.

Barulah bulan kelima saya bertemu dengan @owner99. Beliau adalah mentor saya di Steemit. Tahap demi tahap diajarin hingga saya lebih mengerti tentang Steemit ini. Dan atas perjumpaan saya dengan @owner99, saya patut berterima kasih pada @scoutting. Dialah perantara yang mempertemukan kami. Setelah berjumpa dengan mereka sedikit demi sedikit mata saya mulai terbuka dengan Steemit.

Bulan keenam adalah pertama kalinya saya merasakan uang dari Steemit. Saat itu harga 1 SBD sekitar Rp 30 ribu kalau saya tak salah ingat. Kata @owner99, itu adalah harga tertinggi untuk SBD sampai hari itu. Lantas saya cepat-cepat mencairkan SBD yang saat itu berjumlah 23 biji di wallet. Setelah menjualnya, saya senang bukan main. Itulah pertama kali saya merasakan uang dari dunia maya.

---

Sumber

Dan setelahnya adalah perjalanan yang menyenangkan. Saya melihat banyak cinta di platform ini. Semua orang saling mengingatkan agar tak berlaku curang di sini. Tak boleh plagiat. Tak dibenarkan menyebar hoax. Tak ada rasis dan semacamnya. Inilah yang membuat saya betah di Steemit. Di sini semua orang adalah teman. Setiap steemian adalah teman untuk diskusi dan ngopi.

Banyak meetup yang terjadi saat pertama saya bergabung. Steemit bagai vaksin kebaikan yang terus mewabah ke berbagai penjuru negeri. Ada kekuatan kekerabatan yang membuat orang berduyun-duyun bergabung di Steemit. Banyak kisah menginspirasi yang saya temukan di sini. Namun, yang paling saya ingat adalah kisah @levycore yang mampu membeli kebun kopi dari hasil bermain Steemit. Membaca postingannya saya makin termotivasi berada di platform ini.

Masih banyak cerita tentang perjalanan saya di Steemit selama 365 hari. Dan saya tak mungkin menceritakan semuanya hanya dalam satu postingan. Intinya, saya menang banyak selama bergabung di platform ini. Banyak teman baru, ilmu baru dan relasi baru yang tumbuh dari berbagai sudut. Itulah yang sangat patut saya syukuri. Selebihnya, saya berusaha untuk membuat postingan yang bermanfaat untuk semua pembaca blog saya. Lebih dari itu, saya ucapkan terima kasih untuk teman-teman steemian semua. Semoga keberadaan kita di Steemit menjadi benefit positif untuk orang lain. Salam literasi.

---