Jadi Satu-Satunya Imam Besar di Indonesia, Ini Kata Pidi Baiq

in #indonesia6 years ago (edited)

dilan pungo buy-01.jpeg

Hola steemians…

Beberapa hari yang lalu, Banda Aceh kedatangan seseorang yang luar biasa. Ia adalah seorang seniman multitalenta yang karya-karyanya dikenal luas di Indonesia. Selain pernah bikin lagu, ianya juga sudah nulis buku. Selain itu, dia juga jago gambar dan beberapa karyanya diterbitkan dalam bentuk perangko. Salah satunya ialah perangko yang diterbitkan dalam rangka 100 tahun gerakan kepanduan di Indonesia. Meski sudah lama wara-wiri di dunia seni, tapi lelaki yang mengaku sebagai imigran dari sorga ini belakangan lebih dikenal sebagai penulis novel ‘Dilan’. Siapa lagi kalau bukan H. Pidi Baiq!

Setelah siang hari bertemu para penggemar di mall buku Gramedia Banda Aceh lalu menyapa adik-adik thalasemia yang ada di Rumah Kita, malamnya Ayah Pidi – begitu panggilannya- menyempatkan diri datang ke warung kopi Bin Ahmad di bilangan Tibang. Ia datang bersama teman-teman Panas Dalam untuk bersilaturrahmi dengan anak-anak muda lintas komunitas yang ada di Banda Aceh. Oleh karena saya punya bukunya dan ingin minta tanda tangan, jadi aja saya datang kesana. Lagipula dulu di sekretariat Mapala Hukum, hampir setiap hari Ayah nyanyi-nyanyi. Tentu saja dalam bentuknya sebagai empitri. Maka dari itu saya datang untuk melihat seperti apa ia punya wujud asli.

Pada malam itu oleh teman-teman penyelenggara ayah disuruh untuk bicara. Heran, kok ayah mau aja disuruh-suruh. Pokonya setelah beberapa patah kalimat pembuka dari Tuanku Nan Kacau dan @acehpungo juga dua buah lagu dari @pieasant dan @fooart, Ayah mulai angkat bicara. Di ujung tausyiahnya yang membuat saya jadi merasa sedang jumatan dihari minggu malam, empunya tempat @rismanrachman mempersilahkan hadirin mengajukan pertanyaan kepada Ayah. Ada 2 orang yang malam itu mengacungkan jari, pertama Hendra Fauzi yang nanya soal siapakah Dilan sebenarnya dan kedua saya sendiri. Kira-kira pertanyaan saya begini:

Gimana perasaan Ayah menjadi satu-satunya Imam Besar di Indonesia setelah Imam Besar satunya lagi kabur ke luar negeri? Apa Ayah berencana buat aksi yang dilanjutkan dengan reuni?

IMG_20180507_184916_110.jpg

Usai bertanya, saya melihat Ayah tertawa sampai pukul-pukul meja. Meski sebenarnya pertanyaan saya itu ga penting sama sekali, tapi ya suka-suka saya mau nanya apa. Kalau kamu ga suka silahkan nanya sendiri. Dan senang sekali, meski saya mendapat giliran bertanya kedua, pertanyaan saya justru dijawab duluan.

Ayah memulai jawabannya dengan menceritakan soal sejarah pendirian Republik The Panas Dalam di kampus ITB. Itu sebuah negara yang memiliki penduduk sebanyak 18 orang saja. Negara yang berukuran 8x8 meter itu terletak disebuah ruang kuliah di sana. Kata Ayah, itu adalah negara kaya sebab untuk ke kamar mandi saja penduduknya harus ke luar negeri yaitu ke Indonesia. Republik The Panas Dalam adalah sebuah negara yang tidak mau di akui keberadaannya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena mereka juga tidak mengakui keberadaan PBB.

Nah, Ayah mengangkat dirinya sebagai Imam Besar The Panas Dalam yang kalau jum’atan katanya turun level jadi makmum. Kalau saya tidak salah negara itu berdiri pada tahun 1995 saat Presiden Soeharto masih berkuasa. Jadi menurutnya, secara angkatan Ayah Pidi lebih senior sebagai imam besar. Ayah juga mengatakan pada dasarnya ia sangat menghormati para ulama. Sebab para ulama adalah pelita di dunia. Pun lagi, sesuai pengakuan salah satu pasukan Panas Dalam si Imam yang berhasil kami culik ke markas @kanotbu untuk di Interogasi, belakangan ini si Ayah sudah lebih islami. Si Imam itu – yang memperkenalkan diri sebagai Imam Beser dan saya ga tahu nama aslinya siapa - mengatakan bahwa hidup Ayah saat ini telah paripurna sehingga ia memilih untuk lebih dekat kepada Tuhannya.

Lalu Ayah cerita ngalor-ngidul kemana-mana. Dan pada akhirnya ditutup dengan cerita pembubaran Negara Kesatuan Republik The Panas Dalam yang kembali bergabung dengan NKRI setelah Soeharto terguling-guling kasur dari istana. Keputusan bergabung kembali dengan Indonesia ini diambil setelah Muktamar pertama di Dago. Republik The Panas Dalam kemudian berganti nama menjadi Daerah Istimewa The Panas Dalam. Sampai di sini, Ayah belum juga menjawab pertanyaan saya. Malah dianya ngaku lupa apa pertanyaannya. (Atau pura-pura lupa?)

Setelah pertanyaan tadi saya ulangi, baru itu pertanyaan dijawab oleh Ayah Pidi. Katanya ia gembira-gembira saja menjadi satu-satunya Imam Besar di Indonesia. Kenapa gembira? Supaya tidak kalah sama anak TK. Dan dari jawaban yang kutangkap, Ayah ga punya rencana mau bikin aksi apalagi yang dilanjutkan dengan reuni. Kan kasian kalau Ayah sampai harus kabur keluar negeri setelah aksi berjilid-jilid seperti imam yang satunya lagi. Lagian, sekarang Ayah sedang menggarap novel berjudul ‘Bundahara’ sebagai lanjutan novel Dilan dan Milea. Dan kenapa Ayah menggarap buku Bundahara? Karena dia ga mungkin menggarap sawah sebab itu tugasnya petani . Katanya di sana akan diceritakan siapa Dilan sebenarnya. Jadi kalau harus kabur keluar negeri, kan bisa jadi batal itu rencana.

FYI, rencananya Ayah akan mengadakan roadshow film 'Dilan' di lima kota yang ada di Aceh. Kapan waktunya dan di kota mana saja? tunggu saja kabar selanjutnya. Oke steemian, sekian dulu artikel yang nirfaedah ini, dan terima kasih sudah mau-maunya baca!

Ulee Glee, 10 Mei 2018
Salam manis

@senja.jingga

IMG_20180130_155337.jpg

Sort:  

Roneuh peu imam, Bang? Haha

Loen? Imam S Arifin! 😂

You received an upvote as your post was selected by the Community Support Coalition, courtesy of @sevenfingers

@arabsteem @sevenfingers @steemph.antipolo

You received an upvote as your post was selected by the Community Support Coalition, courtesy of @sevenfingers

@arabsteem @sevenfingers @steemph.antipolo

Congratulations You Got Upvote
& Your Content Also Will Got Curation From

  • Community Coalition

@sevenfingers @steemph.antipolo @arabsteem

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64733.60
ETH 3170.85
USDT 1.00
SBD 4.16