Akhirnya Kamu Menemukanku | PART IV

in #indonesia6 years ago

image

Sources

"Aira, kenapa kita dipertemukan disaat jauh?" Rizki bertanya padaku, kurasa ia hampir putus asa dengan keadaan kami sekarang. Aku memang tak pernah bertegur sapa dengannya, bahkan hingga kami sama-sama menyelesailan kuliah di fakultas yang sama. Hanya saling memperhatikan dari jauh dan tak pernah berani mendekat. Kami ditakdirkan saling kenal saat sudah kembali ke daerah masing-masing. Aku ke Jakarta, dan ia ke Medan.

Dia memang asing bagiku, apalagi kami baru berkenalan beberapa hari yang lalu. Tapi entah mengapa sejak saat itu aku mulai merasa dekat. Berbagi banyak hal tentangnya yang sebagian sudah ku ketahui sejak awal mengaguminya. Tapi, aku tak ingin ia tahu. Nanti ia akan besar kepala. Jadi, aku ingin menyimpan ini sendirian.

"Karena rindu itu nikmat" Jawabku asal. Aku memang tak tahu harus menjawab apa. Karena aku sendiri juga bingung kenapa baru sekarang kita saling kenal. "Ketika kita dipertemukan secara langsung nanti, itu bakalan jadi hari yang spesial". Lanjutku, padahal aku sudah tak tahan menahan geli dengan ucapanku sendiri

"Cepat kesini, aku tunggu hari spesial itu" Katanya dengan semangat.

Aku tersenyum tipis saat mendapat balasannya, "Jadi pengen nangis" Kataku.

"Jangan nangis sekarang, nanti aja pas ketemu, tangismu sebagai rasa gembira. Eh jangan deh, nanti dikira aku nyakitin kamu" Katanya padaku, mengubah kata-katanya, dasar plinplan pikirku

"Aku yakin kamu ngga akan nyakitin aku, Ki" Kataku dengan penuh keyakinan, sebab aku hanya ingin ia berpikir bahwa aku sudah tak ingin disakiti lagi, dan mempercayakan sepenuhnya untuk dirinya

"Kenapa kamu begitu yakin, Ra?"

"Kalau aku sudah percaya sama seseorang, pasti aku yakin"

"Yaudah kamu tinggal doain aja semoga mantanmu melakukan yang terbaik lagi, dan yakin pasti dia berubah demi kamu, lebih baik kamu melanjutkan memperbaiki yang sudah ada kan? daripada sama yang baru dan memulai dari awal lagi?"

image

Sources

Mataku memanas, seperti ada yang ingin keluar. Hatiku terasa nyeri tapi aku masih bisa bernapas dengan normal. Aku mencoba membalas pesannya, dan tak ingin ia tahu bahwa sekarang perasaanku sedang tidak baik-baik saja setelah perkataannya. Padahal aku sudah mulai mempercayainya bahwa katanya ia ingin membuatku bahagia, tapi rasanya sekarang ia mulai menghilangkan kepercayaan itu.

"Nggak bisa, Ki. Dia sudah mau menikah" Balasku padanya, padahal aku sudah tidak mood untuk membahas apapun, apalagi membalas pesannya. Tapi, aku tak mau ia tahu bahwa aku sedang kecewa

"Jangan bercanda, emang udah ada buktinya? Siapa tahu ia mengada-ngada dan pengen mamerin ke kamu bahwa ia lagi bahagia. Coba hubungi dia lagi"

Aku yang mulai kesal dengan pembahasan yang membuatku ingin marah. Rasanya emosiku sudah tak tertahankan. Aku memang tak ingin membahas masa lalu, tapi ia selalu menekanku untuk bercerita. "Yaudah, nanti ngga usah jemput aku di bandara. Aku bisa sendiri". Kataku yang tiba-tiba teringat bahwa dalam waktu dekat aku akan segera kesana untuk mengambil beberapa keperluan yang penting.

"Hahahaha ya ampun, aku ngakak bacanya. Aku itu cuma ngetes kamu tau, kamu masih tetap sama pendirian kamu apa nggak, aku cuma mau menjebak kamu haha hati-hati ya aku suka menjebak"

Kali ini, aku benar-benar ingin menjambaknya. Sungguh, jika disampingku sekarang kurasa ia tak akan selamat. Aku kesal sekali dan tak sabar ingin menemuinya nanti dan akan kuhajar dia. Lihat saja.

Salam hangat,

@sfa

image

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64106.00
ETH 3129.71
USDT 1.00
SBD 4.16