Acehnologi Volume 2 : Bab 14 (Sejarah Aceh)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sahabat sekalian perkenalkan nama saya Sidiq Munadial Haque saat ini saya sedang menuntut ilmu di Universitas Islam Ar-raniry tepatnya di Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Pidana Islam. Ini adalah postingan pertama saya, dimana dalam postingan ini saya akan mengulas sedikit tentang isi yang ada di dalam buku Acehnologi volume 2 pada bab yang ke 14 mengenai Sejarah Aceh, yang di tulis oleh dosen saya yaitu bapak Kamaruzzaman Bustaman Ahmad, Ph.D.
Seperti yang kita ketahui berbicara mengenai Sejarah Aceh pada abad ke – 16 tepatnya, Sejarah Aceh pasti tidak akan terlepas dengan Sejarah kebudayaan Islam yang ada di seluruh penjuru Nusantara kala itu, dan juga Sejarah Aceh pun tidak terlepas dengan Sejarah kebudayaan Melayu. Sebelum abad ke-16 Sejarah Aceh pada saat itu terkenal dengan kerajaan-kerajaan besar yang berdiri sangat megah di Aceh pada saat itu, di antara kerajaan yang sangat terkenal di kala itu ada kerajaan Samudra Pasai yang di pimpin langsung oleh Sultan Iskandar Muda dan ada juga kerajaan Peurelak.
Selanjutnya pada abab ke-18 dan 19 lebih banyak diisi dengan tragedi pertumpahan darah masyarakat Aceh, Aceh pernah mengalami suatu Sejarah yang sangat menyedihkan Sejarah yang mengakibatkan banyaknya darah yang bertumpahan, banyaknya masyarakat Aceh yang gugur di medan pertempuran kala itu, yaitu Sejarah peperangan melawan pasukan tentara Belanda untuk merebut kembali wilayah Aceh yang sempat di kuasai oleh tentara Belanda, mungkin sahabat sekalian sedikit tau akan Sejarah peperangan antara masyarakat Aceh dengan tentara Belanda, pada awal mula datangnya bangsa Belanda di Aceh adalah bertujuan untuk mengambil hasil bumi atau rempah-rempah yang ada di Aceh, lambat laun rakyat Aceh pada saat itu merasa daerah Aceh pada saat itu ingin di kuasai oleh orang Belanda dan pada saat itulah perang berkecamuk, dan pada saat itu Aceh mampu memenangkan pertempuran. Kondisi Sejarah yang melawan Belanda, mewarisi konflik yang berkesudahan hingga abad ke-21 ini, kajian Sejarah di Aceh di padamkan karena mengingat gejolak yang sering terjadi.
Setelah itu Aceh juga kembali di hantui dengan koflik yang berkepanjangan yaitu konflik antara GAM (Gerakan Aceh Merdeka) angkatan bersenjata non Militer dengan TNI (Tentara Nasional Indonesia) angkatan Militer. Konflik yang pada saat itu banyak sekali memakan korban banyak sekali warga sipil yang tewas.
Sejarah mengenai perjuangan rakyat Aceh menghiasi lembaran penulisan Sejarah di Aceh, Sejarah ini kemudian di akhiri dengan MoU Helsinki tahun 2005 setelah Tsunami 2004, ada beberapa ranah yang dapat di perlihatkan dalam Sejarah kelam di Aceh, yang pertama yaitu menampakkan kekejaman pemerintah Indonesia dalam membantai rakyat Aceh selama operasi militer di lakukan, kedua adanya suatu upaya untuk mengintegrasikan Aceh di dalam nasionalisme Indonesia, yang ketiga memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan secara Sejarah dan cara berpikir, antara Aceh dengan Indonesia, dan yang keempat pola penulisan Sejarah untuk membentuk Sejarah ke-Aceh-an.
Dalam memahami Sejarah Aceh yang memiliki berbagai dinamika, maka perlu dikaji cakrawala berpikir orang Aceh dalam segi Kosmologi Aceh. Hal ini di sebabkan bahwa kemunculan kejayaan suatu bangsa, banyak di ketahui dari system kosmologi yang berada pada negeri tersebut.
Baik sahabat sekalian, inilah yang dapat saya tulis mengenai Sejarah yang pernah terjadi di Aceh, cukup sekian, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.