Review Buku Acehnologi Volume 3 Bab 31(MASA DEPAN DAYAH DI ACEH)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, pada kesempatan ini saya akan mengulas buku ACEHNOLOGI volume 3 pada bab ke- 31 yang berjudul Masa Depan Dayah di Aceh.

Pada postingan saya yang lalu, kita pernah sedikit menyinggung mengenai Dayah, di mana dalam menuntut ilmu di Dayah ada spirit yang terkandung didalamnya. Spirit di Dayah di kenal dengan ‘eleume endatu’ yang jika kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai makna ilmu dari leluhur ataupun ilmu yang berasal dari gurunya yang pastinya ilmu tersebut di wariskan secara turun-temurun sehingga terjaga keasliannya. Sehingga apabilqa Dayah tidak adalagi di Acehmaka ‘eleume endatu’ juga menghilang. Maka dari itu ‘euleume endatu’ sangatlah penting di samping karena ilmu yang masih murni dan terjaga dari guru terdahulu, ‘euleume endatu’ juga menghasilkan para tokoh-tokoh muslim yang sangat terkenal di eranya.

Mengenai masa depan Dayah di Acehataupun mengenai spirit yang ada di Dayah sangatlah menarik untuk di kaji, bagaimana keadaan Dayah ataupun spirit yang dulu tertanam di Acehdi masa yang akan datang, apakah tetap masih pada keasliannya atau malah justru mengalami perubahan seiring berjalannya waktu?, seperti yang kita ketahui kita pada saat ini, di huni oleh mayoritas dari generasi Z, yaitu yang lahir pada tahun 1990-an dan 2002-an yang tentunya akan menentukan masa depan Acehuntuk kedepannya. Jika kita pertanyakan bagaimana masa depan Dayah di aceh?.

Mungkin sebagian dari kita akan berfikir bahwa masa depan Dayah di Acehakan hilang secara perlahan, karena akibat perkembangan teknologi yang serba mumpuni. Seperti yang kita ketahui jika kita menuntut ilmu di Dayah sangatlah jauh dari kesan teknologi yang canggih, karena sebagian dari santri tidak di perbolehkan membawa teknologi canggih ke Dayah, sebagai contoh para santri tidak diperkenankan untuk membawa handphone apalagi smartphone, karena para santri diDayah di fokuskan hanya untuk belajar. Di zaman yang sangat canggih ini melalui smartphone kita pun dapat belajar ilmu agama islam, melalui media internet dan sebagainya, sehingga sebagian orang berpikir bahwasanya tidak perlu lagi menuntut ilmu di Dayah karena akses untuk mempelajari ilmu agama sudah semakin mudah. Bahkan saat ini ustadz-ustadz di youtube lebih banyak di sukai oleh masyarakat, karena penyampaian dan standar ilmu yang berbeda, kebanyakan ustadz youtube alumni dari luar misalkan dari Madinah, Mesir, Yaman dan lainnya.

Seiring berkembangnya zaman, Dayah di Acehsudah mulai memikirkan masa depannya, apakah harus bertahan dengan tradisi terdahulu yang sudah diterapkan ratusan tahun yang lalu atau mengikuti perkembangan saat ini.
Penting untuk kita ketahui bahwa Dayah memiliki akar sejarah dengan pesantren di Jawa, Padang, pondok di Malaysia dan Phono Dithouloud Selatan. Dalam belakangan ini muncul suatu fenomena yang menggeser posisi kelompok daerah, khususnya para ustadz yang mulai di rasakan oleh masyarakat, karena itu jika di liat kebelakang selama tahun 30-50 terakhir Dayah telah mengalami perubahan yang cukup signifikan, dan apa yang terjadi pada tahun 2050 nanti?.

Dalam studi agama, spirit di miliki oleh Tuhan, tentu saja bagi umat islam pemiliknya adalah Allah. Spirit yang ada di Dayah sangat bermacam-macam ada spirit yang baik, ada yang sebaliknya. Jika hal di atas di kupas dalam konteks Dayah maka persoalan spirit tidak dapat di abaikan sebab dalam sejarah perkembangan spirit ternyata banyak di hasilkan oleh para penuntut ilmu di Dayah. Maka dari itu paling tidak beberapa pilihan bagi Dayah di masa yang akan datang. Apakah harus bertahan terus dengan tradisi keilmuan yang telah berjalan selama ratusan tahun?, atau malah justru melakukan adaptasi terhadap perkembangan dunia saat ini?, tentunya hal ini akan menjadi dilema dan juga merupakan tantangan tersendiri bagi Dayah untuk kedepannya.

Baik sahabat sekalian hanya itu yang dapat saya kaji pada bab ini semoga bermanfaat. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.