Circumcision in the Acehnese Tradition

in #indonesia6 years ago

IMG-20180515-WA0000.jpg

Sunat Dalam Tradisi Masyarakat Aceh

Islamic religious orders that have been incorporated into the customary law of Aceh and very important and ingrained that the children of Aceh, men and women must circumcised (peusunat). In the view of the people of Aceh have not baligh legality and has not fulfilled the legal requirements as Muslims, especially boys if not circumcised. Children who have not circumcision are not allowed to participate in prayers in congregation, even if the prayer pilgrims prayers on Friday, since the assumption of children before circumcision is not sacred to perform the worship but still allowed to perform the prayers. Even the people of Aceh require prayers on children by teaching and guiding it even though it is still young age. Children after circumcised, then considered included in the group of Islam.

Perintah agama Islam yang sudah dimasukan ke dalam hukum Adat Aceh dan sangat penting serta mendarah daging yaitu anak-anak Aceh, laki-laki maupun perempuan harus dikhitankan (peusunat). Dalam pandangan masyarakat Aceh belum akil baligh serta belum terpenuhi syarat sah sebagai muslim terutama anak laki-laki bila belum dikhitankan. Anak-anak yang belum khitan tidak diperbolehkan ikut dalam saf shalat berjamaah, jikapun ikut shalat jamaah jumat maka berdirinya di saf paling belakang, karena anggapan anak-anak sebelum dikhitan belumlah suci untuk melaksanakan ibadah shalat tetapi tetap diperbolehkan melaksanakan shalat. Bahkan masyarakat Aceh mewajibkan shalat atas anak-anak dengan mengajari dan membimbingnya walaupun masih usia belia. Anak-anak sesudah dikhitankan, barulah dianggap termasuk dalam golongan Islam.

In Islam boys must be circumcised when entering the age of 1 years and at the latest at the age of 14 years, but the people of Aceh circumcised children aged 12 to 14 years. In the past, before there was a mantri or surgeon, circumcision performed by a "mudém" (circumciser) in the villages. In general, before the circumcision of the boys are under siege (peusijuëk) first. Before circumcising her child, the people of Aceh usually hold a meal (eating khanduri) by inviting relatives and relatives. Sometimes the event is made like a wedding party by making a wedding for a peusijuëk place. Invited guests will bring donations in the form of money or gifts that contain items the child needs to be circumcised. After the event finished then the child was taken to the mantri or hospital to circumcised. The majority of Acehnese also circumcised their children during the school holidays. Circumcision in boys by removing the skin of the penis head cover, this is done to clean the genitals from the dirt that lodged behind the skin in addition to launching during urination.

Dalam Islam anak laki-laki wajib dikhitan ketika memasuki usia 7 tahun dan paling lambat di usia 14 tahun, namun masyarakat Aceh mengkhitankan anaknya diusia 12 hingga 14 tahun. Dahulu, sebelum ada mantri atau dokter bedah, perbuatan khitanan dilakukan oleh seorang "mudém" (penyunat) di kampung-kampung. Pada umumnya sebelum dikhitan anak laki-laki ditepung tawari (peusijuëk) terlebih dahulu. Sebelum mengkhitan anaknya, masyarakat Aceh biasanya mengadakan acara makan-makan (khanduri) dengan mengundang kerabat dan sanak famili. Terkadang acara dibuat mirip pesta perkawinan dengan membuat pelaminan untuk tempat peusijuëk. Para tamu yang diundang akan membawa sumbangan berupa uang maupun kado yang berisi barang yang dibutuhkan anak yang akan dikhitan. Setelah acara selesai barulah anak dibawa ke tempat mantri atau rumah sakit untuk dikhitan. Mayoritas masyarakat Aceh juga mengkhitan anak-anaknya pada saat liburan sekolah. Khitan pada anak laki-laki dengan cara membuang kulit penutup kepala penis, hal ini dilakukan untuk membersihkan kemaluan dari kotoran yang bersarang di balik kulit tersebut disamping melancarkan saat buang air kecil.

IMG-20180105-WA0002.jpg

When circumcision procession, boys first told to say two kalimah shahada. As an official sign of being a Muslim. Sometimes circumcision procession is done together or often called mass circumcision. Usually the oldest is chosen first and continued to the age below until the youngest to be the last. Children after circumcision many types of food should be challenged especially those that contain lots of fat. Sometimes only white rice with a side dish of dried anchovy and broth boiled water beans or spinach. This is to keep the wound dry and recover quickly. Hygiene must be maintained even the land is prohibited to be trodden directly without footwear.

Saat prosesi khitanan, anak laki-laki terlebih dahulu disuruh mengucapkan dua kalimah syahadat. Sebagai tanda resminya menjadi seorang muslim. Terkadang prosesi khitanan dilakukan secara bersama-sama atau sering disebut dengan sunat massal. Biasanya dipilih yang usianya paling tua terlebih dahulu dan dilanjutkan kepada usia dibawahnya sampai yang termuda menjadi yang terakhir. Anak-anak setelah dikhitan banyak jenis makanan harus dipantang terutama yang mengandung banyak lemak. Terkadang hanya nasi putih dengan lauk ikan teri kering dan kuah air rebusan kacang panjang ataupun sayur bayam. Hal ini untuk menjaga luka tetap kering dan cepat sembuh. Kebersihan tetap harus dijaga bahkan tanahpun dilarang untuk diinjak secara langsung tanpa alas kaki.

Girls differ in circumcision processes than boys. Girls are often circumcised a few days after birth and some are circumcised at least 3 years of age. Circumcision against girls by throwing away a little clitoris. In the past, the circumcision of girls was done by older women who became role models of family or village communities. Now, however, the girls' witch-offs are performed by midwives or village midwives assigned by the government in each village. There are no special events or khanduri before the girls' circumcision. To circumcise girls is done secretly. Very different from boys. The understanding of the Acehnese community, regardless of women is considered a bit taboo. In fact, in the Acehnese tradition when there is a woman giving birth there has never been a man who came to visit except her husband and the woman's core family.

Anak perempuan berbeda proses pengkhitanan dibanding anak laki-laki. Anak perempuan bahkan sering dikhitan beberapa hari setelah dilahirkan dan ada juga yang dikhitan paling lama berumur 3 tahun. Khitanan terhadap anak perempuan dengan cara membuang sedikit klitoris. Dahulu khitanan terhadap anak perempuan dilakukan oleh perempuan tua yang menjadi panutan keluarga ataupun masyarakat desa. Tetapi sekarang khitan terhadal anak perempuan dilakukan oleh bidan ataupun bidan desa yang ditugaskan oleh pemerintah disetiap desa. Tidak ada acara khusus ataupun khanduri sebelum khitanan anak perempuan. Mengkhitan anak perempuan dilakukan secara diam-diam. Sangat berbeda dengan anak laki-laki. Pemahaman masyarakat Aceh, apapun yang berkenaan dengan perempuan dianggap sedikit tabu. Bahkan, dalam tradisi masyarakat Aceh bila ada perempuan melahirkan tidak pernah ada laki-laki yang datang menjenguk kecuali suami dan keluarga inti perempuan tersebut.

IMG-20180512-WA0024.jpg

If there are children circumcised, the child's family will grant yellow rice to Teungku Meunasah (Teungku Imum), yellow rice is given when performing the circumcision. The elderly woman who circumcised the girls also received a similar yellow glutinous gift given to Teungku Meunasah and the alms-money alms for the services of her work. Acehnese boys were circumcised before they reached adulthood. Be a disgrace if this child is not circumcised (circumcision of the Prophet) when he was young or before adulthood. Becomes a public scorn when any child in the Acehnese family has entered adolescence but has not been circumcised. The comrades will always mock him. This is an adat punishment, but this is rarely the case in Aceh Darussalam, because the Acehnese people hold firmly to the Islamic Law and Adat.

Bila ada anak-anak yang dikhitan, keluarga anak tersebut akan menghadiahkan ketan kuning kepada Teungku Meunasah (Teungku Imum), ketan kuning diberikan ketika melakukan khitanan tersebut. Perempuan tua yang menyunat anak perempuan juga mendapat hadiah ketan kuning serupa yang diberikan kepada Teungku Meunasah dan sedekah sekedarnya berupa uang atas jasa dari pekerjaannya. Anak laki-laki Aceh dikhitankan sebelum mencapai umur dewasa. Menjadi aib jika anak ini tidak dikhitan (Sunat Rasul) waktu usia masih belia atau sebelum dewasa. Menjadi bahan cemooh masyarakat bila ada anak dalam keluarga orang Aceh sudah memasuki usia remaja tetapi belum dikhitan. Kawan-kawan sepermainan juga akan selalu mengejeknya. Ini merupakan suatu hukuman adat, akan tetapi hal yang serupa ini jarang terjadi di Aceh Darussalam, dikarenakan Rakjat Aceh berpegang kuat pada Hukum Islam dan Adat.

Sort:  

Congratulations @taslem! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of comments received

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.

To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

Coin Marketplace

STEEM 0.33
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66530.34
ETH 3251.57
USDT 1.00
SBD 4.36