AceHTrend, Steemians dan Pidi Baiq

in #indonesia6 years ago (edited)

image
@tinmiswary bersama Pidi Baiq

Tuan dan Puan Steemians...

Kemarin sore (06/05/2018), sekira pukul 16.00 Wib, saya bersama @rismanrachman bergerak dari Grand Nanggroe Hotel menuju Markas AceHTrend di Tibang.

Dalam perjalanan itu, kami mengendarai sepeda motor. Karena saya tidak memiliki helm, kami terpaksa mencari "jalan tikus" guna menghindar dari polisi. Kondisi ini menjadi penanda, bahwa di negeri ini, tidak hanya penjahat, tapi orang baik seperti kami pun harus bersembunyi dari polisi.

Kami tiba di AceHTrend sekira pukul 17.00 Wib. Setiba di sana, saya segera mencari kursi kosong di Bin Ahmad Caffee. Hanya ada dua tujuan; mengecap kopi sembari berlayar di steemit.

image
@tinmiswary, @acehpungo, dll

Sambil menunggu secawan kopi datang menyapa, saya mengirim pesan WhatsApp kepada @acehpungo. Mengajak beliau untuk bersama-sama meneguk kopi.

Hanya berselang beberapa detik, @acehpungo mengabarkan bahwa selepas Magrib dia akan bertandang ke AceHTrend, untuk melihat Pidi Baiq, penulis buku "Dilan" yang heboh itu.

image
Bersama Pidi Baiq. Foto @acehpungo

Sebelumnya saya memang sudah mendapat informasi bahwa penulis humoris plus pelawak, Pidi Baiq, akan mengunjungi AceHTrend. Tidak hanya Pidi, kononnya Kurator OCD, @mariska.lubis pun ikut bertandang.

image
Berfoto dengan @mariska.lubis

Menjelang magrib, Markas AceHTrend semakin ramai. Satu persatu pengunjung datang. Beberapa steemians juga turut hadir. Di antara kerumunan juga terlihat beberapa seniman.

Menjelang pukul 20.00 Wib, saya masih bertahan di Bin Ahmad Coffee. Beberapa menit kemudian, @acehpungo pun tiba di lokasi. Memesan kopi. Dari kejauhan saya melihat @aiqabrago, Kurator Indonesia, juga hadir.

image
@tinmiswary &@aiqabrago

Ketika kami sedang lezat-lezatnya menyeruput kopi, tiba-tiba, sekumpulan orang memasuki Bin Ahmad Coffee dan merapat ke meja kami. Dalam "gerombolan" tersebut terlihat seorang laki-laki bertubuh "mungil" memakai topi plus rokok di tangan. Terdengar suara dalam kerumunan, "Pidi Baiq."

image

Rupanya lelaki yang mulutnya berkomat-kamit tiada henti itu adalah Pidi Baiq. Tapi saya kurang yakin. Saya beberapa kali mencoba memastikan ketidakyakinan ini kepada @acehpungo.

Sekira dua puluh menit kemudian, terdengar suara yang memanggil kami. Akhirnya, saya dan @acehpungo pun bergerak ke lokasi acara. Saya dan @acehpungo diminta oleh @rismanrachman untuk "mengawal" sosok mungil yang tadinya menyapa kami di Bin Ahmad Coffee.

image
@rismanrachman

Panggilan yang tiba-tiba seperti ini tentunya membuat kami terkejut. Sebab sebelumnya tidak ada sinyal apapun dari @rismanrachman. Inilah yang namanya insiden.

Saya mengambil posisi duduk di samping Pidi Baiq. Saat itu saya baru yakin sosok mungil ini adalah penulis Dilan. Di samping saya, duduk @acehpungo, di sampingnya lagi seorang seniman.

image

Mikrofon yang tadinya digenggam erat @rismanrachman diserahkan kepada @mariska.lubis. Dan permainan pun dimulai. Saya sendiri masih dalam kondisi setengah bingung. @acehpungo entah bingung entah tidak.

@mariska.lubis meminta kami yang duduk di depan hadirin -- entah siapa-siapa hadirinnya saya belum tahu -- untuk menyampaikan sesuatu.

image
@mariska.lubis

Menyampaikan sesuatu Tuan dan Puan. Apa itu sesuatu?

Tidak ada yang mau bicara pertama. Akhirnya @mariska.lubis membuat "undian." Tiga orang ikut undian, saya tidak ikut. Tapi saya pula yang diminta bicara pertama. Tentu ini tidak adil. Saya diminta berbicara tentang sesuatu.

image

Seperti dalam perang, yang maju pertama akan menjadi korban. Dan malam itu saya menjadi "korban" persekongkolan baik.

Ketika memegang mikrofon, saya sudah menyadari bahwa ini hanyalah permainan belaka. Inti acara ada pada sosok mungil, berpenampilan sederhana dan humoris, Pidi Baiq. Maka berbicaralah saya, dilanjutkan @acehpungo sekedar jadi.

image
Sumber: @acehpungo

Kami tidak boleh berlama-lama, sebab kami pun ingin mendengar "khotbah" dari "Imam Besar" Pidi Baiq yang mendapat giliran bicara terakhir, tapi tak habis-habis.

Dalam khotbahnya Pidi berbicara banyak. Bahkan sangat banyak. Tapi menarik. Menarik otak untuk berpikir cepat. Kalimat-kalimatnya terlihat menusuk perilaku sebagian manusia yang telah berpisah dari kemanusiaannya sendiri.

Dari serbuan kata-katanya yang bagi sebagian telinga terdengar tabu, saya melihat Pidi mencoba menghujam kesadaran terdalam dari manusia agar kembali menjadi manusia.

Ada banyak hal yang saya catat dari khotbah Pidi Baiq. Tapi saya butuh banyak ruang untuk menafsir kalimat-kalimatnya yang "menusuk" ke jantung kesadaran.

Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali...

Sort:  

"Persekongkolan" besar di antara orang-orang besar. Pastinya banyak pengalaman dan pengetahuan yang dibagi di sana. Berharap apa yang didapat disana dapat di bagi juga ke kami.

Hampir semuanya punya kisah dengan hadirnya Bang Pidi Baiq.

Ya, tanpa cerita, kita pun tak ada😂

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64320.07
ETH 3154.23
USDT 1.00
SBD 4.34