Assalamualaikum sahabat semuanya?
Selamat malam...
Bagaimana berbuka puasa anda tadi di hari kedua puasa ini.

Setelah membaca postingan dari seorang teman saya @djamidjalal yang isinya mengenai kunjungannya ke tempat saudara-saudara kita yang mengalami gangguan jiwa di Rumah Sajit Jiwa (RSJ) Banda Aceh. Saya ingin melanjutkan sedikit postingan yang bagus itu.

Kalau berbicara masalah gila, saudara-saudara kita yang berada di Rumah Sakit Jiwa itu bukanlah gila. Mereka hanyalah terganggu kejiwaannya dan itu bisa diobati secara bertahap. Semua itu tergantung orang yang mengatasi dan mengobatinya.

Di dalam kehidupan kita sehari-hari ada yang namanya orang waras tapi di balik itu terdapat kegilaan pada jiwanya yang tidak memperdulikan lagi orang-orang di sekitarnya bahkan keluarganya.

Orang-orang itu secara nyata selalu hadir disekitar kita, namun ia tidak memperlihatkan kegilaannya di hadapan kita.

Disini saya akan memberikan gambaran terhadap orang-orang tersebut yang selalu berada disekitar kita. Mereka bersembunyi di balik topeng kewarasannya.

Orang Yang Gila Terhadap Harta

Orang-orang yang gila terhadap harta ini banyak berkeliaran disekitar kita, mereka seakan-akan tidak puas dan bersyukur dengan apa yang telah ia dapatkan. Berbagai cara mereka lakukan untuk mendapatkan harta yang banyak tanpa memperdulikan cara yang mereka lakukan itu 'halal' atapun 'tidak'.

Keterbatasan ekonomi membuat mereka nekat untuk melalukan hal yang diluar batas jalur 'halal' agar mendapatkan harta. Mereka yang sudah dibilang banyak hartapun juga mengambil jalur yang tidak 'halal' untuk mendapatkan lebih banyak lagi harta, sampai nekat mengambil harta yang bukan menjadi hak atas dirinya. Jiwa kewarasan mereka sudah ditutupi dengan kegilaan kepada harta.

Orang Yang Gila Terhadap Tahta

Tipe orang ini yang harus di jauhkan, karena orang yang mempunyai kegilaan ini dia rela mengorbankan teman bahkan keluarganya sendiri untuk mendapatkan tahta yang lebih tinggi. Berbagai cara dan rancangan strategi untuk mendapatkan tahta yang lebih tinggi ia susun sangat baik. Ia tidak memperdulikan lagi apa yang ada disekitarnya, siapa yang berada di dekatnya. Jika yang di dekatnya bisa di jadikan korban ataupun tumbal untuk mendapatkan tahta tinggi maka ia lakukan, demi mendapatkan tahta tinggi itu.

Orang-orang yang gila terhadap tahta sudah jelas mendapatkan bonus kegilaan lagi. Percaya atau tidak?

Ketika kewarasannya sudah di tutupi dengan kegilaan tahta, maka jika ia sudah mendapatkan tahta otomatis dia juga gila terhadap harta. Jadi terdapat dua kegilaan yang ada pada dirinya.

Dari uraian tulisan saya diatas cobalah direnungkan, semoga bisa jadi pelajaran bagi kita semua.

Kalau boleh saya katakan, orang-orang yang berada di Rumah Sakit Jiwa itu dan dikatakan sebagai orang gila, kegilaan pada mereka hanya sedikit. Diluar dari lokasi Rumah Sakit Jiwa itu terdapat orang-orang yang lebih gila lagi dan mereka bersembunyi di balik topeng kewarasannya.

Maka dari itu selalulah bersyukur terhadap apa yang telah kita dapatkan, jangan kita mengorbankan orang lain demi nafsu kita terhadap kesenangan dunia ini. Kesenangan dunia ini hanyalah sementara kawan. Jangan jadikan diri anda itu gila ataupun budak dari harta dan tahta.

Jangan pernah memandang sebelah mata orang yang terganggu kejiwaanya 'gila'. Coba bercermin terhadap diri kita sendiri, apakah kita waras?, apakah yang kita lakukan ini benar?

Orang-orang yang berada di Rumah Sakit Jiwa itu masih bisa di obati, tapi kalau kegilaan terhadap harta dan tahta hanya diri kita sendiri yang bisa mengobatinya.
wassalam