"Tulislah Apa Saja, Kurangi Menonton Korea"

in #indonesia6 years ago (edited)

Tulisan ini untuk memotivasi diri sendiri, syukur kalau berguna bagi kawan-kawan.

image
[Bersama kawan-kawan usai tamat pengajian]

Judul sesuai kata ayah suatu hari, ketika saya asyik menonton drama Korea bersama bunda di laptop. Meminta saya menulis dan kurangi menonton.

Sasaran kata-katanya kepada saya, bukan ke bunda yang senyum-senyum saja. "Tu dengar ayah mu." Kalau sudah begini, saya sering salah tingkah, lalu menebar tawa dan tak membantah.

Setiap saat ayah selalu memperingatkan untuk belajar menulis cerita dan banyak membaca. Soal bahan bacaan, melimpah di rumah. Ragam buku, majalah tertata di lemari seperti pustaka mini.

image [Buku-buku di rumah]

Menulis bisa dengan kisah apa saja, cerita sehari-hari di sekolah, berbelanja, menemani adik di rumah, bahkan juga cerita saat menonton film kesukaan. Mudah dipikir, tapi untuk melakukannya susah sekali.

Wadah untuk menampung tulisan, sudah banyak media sosial. Salah satunya di sini, #steemit. Jadi kalau ada tulisan, saya tak perlu lagi menyimpannya di handphone atau laptop maupun buku catatan harian alias diary.

Bagi saya, menulis belum menjadi kebiasaan karena harus selalu dipaksa orangtua. Biasanya melakukannya saat sekolah libur, seperti di bulan Ramadan. Tapi kalau membaca, pelan-pelan sudah mulai menyukainya, terutama kisah anak-anak.

Hobby masih saja menonton, ini berlangsung sejak kecil. Orangtua pernah bercerita, saat saya berumur 2 tahun bisa bertahan menonton berjam-jam, di depan televisi. Mungkin ini karena bunda juga, yang hobby nonton film. Hehehe… sorry bunda.

image [Screenshot film korea di Viu]

Saat ini, menonton film masih menduduki urutan pertama hal yang paling saya sukai kalau lagi sendiri, soalnya kalau lagi teman-teman pasti bermain. Selanjutnya disusul mendengar musik. Sementara membaca dan menulis cerita masih harus dengan terpaksa.

Sesuatu hal yang dilakukan dengan paksaan memang berat. Tetapi kalau sudah menjadi kebiasaan ataupun ada unsur kewajiban di dalamnya, pasti akan terbiasa. Misalnya, membuat PR (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan seperti kata guru. Pada saat awal-awal sekolah tugas sekolah adalah keterpaksaan. Kita harus membuatnya, karena besok ditagih guru dengan ancaman sanksi bila melanggar.

Dan benar saja, saat awal-awal mengenal PR selalu merasa berat karena dipaksa. Setelah terbiasa, itu bukan lagi kendala dan dikerjakan suka-cita. Saya rasa ketika dipaksa menulis oleh orangtua juga sama, lama-lama akan menjadi kebiasaan. Mudah-mudahan, saya sedang berusaha meraihnya, dan steemit akan menjadi tempat mempublikasikan cerita saya.

Salam
@yasliapoetry.

Sort:  

Saya sedikit berbagi pengalaman saya, awalnya saya tdk suka membaca dan tdk suka menulis blog atau di steemit ini, akan tetapi sjak saya diberi tgs utk post di akun steemit, saya dikarunia gemar membaca dan sangat suka menulis.
Skrg saya mulai menyadari bahwa menulis tu benar2 menambah wawasan bagi mahasiswa atau plajar lainnya..

Makasih kawan sudah berkunjung. Salam

Salam kembali,

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by yasliapoetry from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.032
BTC 61645.58
ETH 3013.85
USDT 1.00
SBD 3.71