Lokasi: RTH Tepi Pantai Tapaktuan

Aku berdiri menghadap laut lepas. Pandanganku tertuju kepada dua benda yang sama-sama besar. Satunya menjulang tinggi mencakar langit dan yang satunya lagi terhampar luas sejauh mata memandang.

Bila kita berdiri di tepi pantai, keduanya sama-sama seperti menyentuh langit. Dulu waktu aku kecil, sering aku membandingkan keduanya dengan melontarkan kalimat dalam bahasa Aneuk Jamee "Lauik dari gunuang tinggi gunuang (laut daripada gunung, tinggi gunung)."

Dan seketika itu pula hempasan ombak menjadi besar membasahi bajuku. Saat itu pula aku dan teman-temanku terpekik ketawa melihat kemarahan laut.

Suasana di RTH Tepi Pantai Tapaktuan

Entah iya atau tidak, laut di tepi pantai Tapaktuan ini sangat sensitif dengan kalimat tersebut. Bahkan tak jarang ombak di sekitar pantai khususnya di dekat telapak kaki Tuan Tapa, tiba-tiba mengamuk bila ada orang angkuh yang meremehkan pantai ini. Korban jiwa pun sering terjadi karena dihempas oleh gelombang pasang.

Terlepas dari mitos itu, RTH Tepi Pantai Tapaktuan sekarang menjadi tempat yang sangat mengasyikkan untuk bersantai sejenak sambil menatap hutan dan lautan.

Tempatnya berada di pusat Kota Tapaktuan dan bersebelahan dengan pelabuhan Tapaktuan. Dulunya tempat ini merupakan perairan pantai Tapaktuan, tapi sekarang sejak adanya reklamasi pantai, tempat ini dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Beberapa pohon pala, cemara, kelapa dan lainya sengaja di tanam di tempat ini sehingga terlihat hijau.

Di tengah RTH terdapat tugu pala sebagai simbol kemegahan kota ini. Hasil pala sebagai komoditas utamanya berhasil mengantarkan Aceh Selatan sebagai daerah penghasil pala terbaik dunia.

Kini tempat ini menjadi incaran wisatawan yang datang ke Aceh Selatan.