Sumber
Dalam perjalanan pulang dari Banda Aceh semalam saya dan teman semobil mendapatkan kabar tak mengenakkan. Kabar tersebut adalah tentang keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak.
Kabar ini tentu saja bukan saja jadi masalah buat kami saja, tetapi juga jadi beban bagi seluruh rakyat Indonesia yang notebene memiliki penghasilan yang terbatas.
Kenaikan bahan bakar minyak pada akhirnya akan berimbas pada kenaikan biaya-biaya lain, termasuk berdampak langsung pada kenaikan bahan-bahan kebutuhan pokok.
Sementara pendapatan kita tidak bertambah. Hal ini lah yang membuat setiap pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak selalu disambut dengan ‘duka’ oleh masyarakat.
Tak hanya minyak yang naik, ternyata nilai rupiah juga semakin jatuh ke posisi 15.268 per dolar AS pada Kamis pagi tadi. Posisi ini lebih rendah 0,44 persen dari hari sebelumnya.
Sumber
Kabarnya, jatuhnya rupiah terhadap dollar Amerika menjadi salah satu penyebab pemerintah harus menaikkan harga minyak. Lantaran perusahaan negara Pertamina mengalami kerugian triliunan rupiah karena selisih harga minyak dunia dengan harga jual Pertamina saat ini.
Entah iya atau tidak, penurunan rupiah ini dikatakan sebagai dampak dari adanya kekhawatiran di kalangan pelaku pasar sebagai tanggapan terhadap informais yang dirilis oleh Dana Moneter Internasional (IMF) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan global dari 3,9 persen menjadi 3,7 persen.
