Aroma Dapur Kami di Bulan Ramadan, Sederhana untuk Berbuka Terindah

in #ksi6 years ago
Sejak kecil, saya bukanlah ‘pemaksa’ Ibu untuk memasak menu berbuka yang ‘wow’ atau ‘wah’ dengan aneka kelezatan. Asalkan nasi dengan lauk mencukupi sesuai selera, saya ‘ayo’ saja untuk berbuka puasa. Menu yang lezat lainnya, biasa terlewat begitu saja karena selera makan saya yang ‘aduhai’ indahnya. Pulang tarawih pun nanti, jika lapar saya hanya memakan nasi segenggam dengan lauk sepotong lalu berangkat tidur. Meskipun kolak masih tersisa di atas meja semangkuk penuh, saya tidak juga menyentuhnya.


Sumber Baca di sini

Budaya berburu takjil memang luar biasa sekali. Tak hanya di Aceh tetapi di mana-mana – berdasarkan liputan Ramadan khas televisi masa kini dan bacaan di internet. Di hampir persimpangan adalah mereka yang menjual menu berbuka dengan harga murah, beragam pilihan dan tentu saja sangat menggiurkan. Namun sekali lagi, saya bukanlah orang yang kepincut dengan aneka takjil itu. Mata saya tidak ngiler dengan menu berbuka aneka warna dan aroma. Saya tetap tidak mampir ke pinggir jalan untuk membeli sepotong saja dengan harga seribu rupiah itu.

Takjil saya, jika pun ingin memakannya nanti adalah kolang-kaling dengan sedikit kacang ijo serta nangka. Kolak mungkin sebutan lain namun bagi kami itu bukanlah kolak, hanya semacam bubur kacang ijo. Jika kolak biasanya terdiri dari pisang, ubi, nangka dan lain-lain yang berjumlah banyak. Kolang-kaling yang dicampur santan untuk dimasak rasanya lebih lezat daripada kolak pada konotasi sebenarnya.

Ibu tak pernah meminta saya membeli takjil pinggir jalan karena memang tidak termakan lepas berbuka. Namun, Ibu akan buru-buru merendam kacang ijo yang saya bawa pulang siang hari untuk dibuatkan takjil kesukaan saya itu. Tambahan nangka adalah untuk menambah aroma agar lebih segar, sedap dikecap dan menambah perpaduan warna sehingga lebih menggoda. Tambahan gula aren juga akan menambah manis yang khas dibandingkan hanya gula biasa saja.

Sudah. Itu saja. Memang demikianlah takjil puasa saya yang tidak berlebihan. Jika kamu bertanya apakah saya harus berburu takjil sambil ngabuburit? Jawab saya tentu tidak. Saya agak berbeda dengan orang lain yang sambil jalan beli kue ini dan itu, beli air tebu, beli kelapa muda, beli es krim dan lain-lain. Bukan pula karena ingin berhemat tetapi akan mubazir jika tidak memakannya nanti.

Mungkin ada anggota keluarga lain yang suka tetapi saya tidak tahu mereka suka apa. Saya sengaja mampir ke penjual lalu memilih sepotong dan sepotong kue berbeda, tentu saja belum tentu disukai. Apalagi di keluarga kami, semangka adalah wajib diburu. Tahukah kamu jika berbuka di Aceh ini semangka adalah minuman pelepas dahaga nomor satu?

Semangka diburu. Semangka diparut lalu dicampur dengan gula dan sirup berwarna merah. Kamu bisa membayangkan bagaimana rasanya itu. Sekali teguk, perut bisa saja langsung terisi penuh tetapi saya hanya mencicipi sedikit saja karena lepas itu adalah nasi terlebih dahulu. Ada alasan kenapa saya tidak begitu mudah tergoda dengan takjil yang aneka rupa, pertama sekali karena alasan saya pernah sakit lambung begitu parah.

Seteguk semangka parut, lalu langsung makan nasi setidaknya bisa membuat perut saya tidak mual. Meskipun nanti hanya segumpal saja saya makan, perut tidak lagi berangin dan bisa segera salat tarawih. Nah, biasanya lepas tarawih baru saya makan lebih banyak lagi untuk mengisi kekosongan tersebut dan sekali lagi, nasi adalah pilihannya karena saya takut salah makan bisa berdampak parah kepada perut.

Mungkin kamu berkata, enak sekali puasa saya yang tidak ‘ngidam’ apa-apa. Tetapi, Ibu saya pernah berkata begini, “Apa tidak bosan kamu makan sayur tiap hari?” itulah bentuk protes Ibu terhadap menu masakan wajib. Takjil aneka rupa lewat begitu saja karena sayur mayur yang direbus adalah kesukaan saya. Rebus saja kayak biasa, bukan sup, bukan pula ditumis tetapi direbus dengan sedikit penyedap rasa. Sayur ini bisa berupa sawi, bunga kol, jagung, wortel maupun kentang.

Takjil wajib sebenarnya adalah kurma. Saya bisa menghabiskan banyak sekali kurma selama Ramadan. Jika pun membeli lebih gampang dari takjil yang hanya dijual sore hari. Saya cukup mampir ke swalayan lalu membelinya dan bisa bertahan beberapa hari jika disimpan. Biasanya saya akan membeli dalam jumlah banyak dan menjadi ‘cemilan’ sebelum tidur meskipun sebenarnya cukup sebiji kurma saja waktu berbuka biar lebih berkah.

Bicara takjil memang banyak sekali yang harus diburu. Meskipun di Aceh telah banyak sekali orang yang berjualan tiap sore tetapi ciri khas itu masih ada. Di mana, rumah-rumah orang Aceh masih tercium aroma minyak yang sedang menggoreng pisang, atau pun boh rom-rom – menu khas Aceh – yang dimasak pada hari tertentu, misalnya pada hari ke-27 puasa. Tetapi, sekali lagi. Semua adalah selera. Ini selera saya.


Sumber Baca di sini

Catatan dari saya cuma sedikit saja, kamu boleh berburu takjil di mana-mana. Kamu tidak dilarang kok membeli banyak takjil asalkan habis dimakan. Kamu juga perhatikan kondisi kesehatan perut yang mungkin sama dengan saya, sensitif terhadap makanan tertentu sehingga jangan asal beli. Mi Aceh yang dijual bebas belum tentu cocok untuk perut pemilik sakit lambung karena selain pedas, mi bukanlah nasi yang mudah dicerna.

Takjil terlezat adalah milik kamu yang rasa. Jika kamu nyaman seperti saya dengan bubur kolang-kaling dan semangka parut, ya silakan saja. Toh, puasa juga lancar meskipun menu berbuka sederhana sekali. Maka, ayo berburu takjil sesuai selera saja!

Sort:  

InshaAllah dengan apa adanya puasa jadi lebih berkah bang.

Amin semoga berkah ya.

Insya Allah yang penting berkah

Nggak terlalu repot nanti istri bg ubai untuk menyiapkan hidangan berbuka, karena mintanya cuma sayur rebus, bubur kacang hijau, dan semangka.😄

Begitulah hidup ya Yel, selalu ada pilihan.

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by bairuindra from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

@therealwolf 's created platform smartsteem scammed my post this morning (mothersday) that was supposed to be for an Abused Childrens Charity. Dude literally stole from abused children that don't have mothers ... on mothersday.

https://steemit.com/steemit/@prometheusrisen/beware-of-smartsteem-scam

Coin Marketplace

STEEM 0.35
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70601.11
ETH 3576.21
USDT 1.00
SBD 4.78