Nasehat Untuk Jama'ah Jomblo
Kawan Steemians..
Sebenarnya tulisan ini tak begitu penting, karena mungkin agak lebay. Tapi tak mengapa, aku tetap ingin menulisnya di sini. Yang mau baca silahkan, yang nggak mau baca ya tak masalah. Yang mau baca, khususnya para jama'ah jomblowan-jomblowati, anggap saja ini nasehat dari seorang yang telah menikah.
Sering kudengar seorang bujang atau istilah kekinian, seorang jomblo yang berkeluh kesah ketika ada yang menghujamnya dengan pertanyaan "kapan nikah?", "kamu normal nggak sih?" malahan ada yang bertanya "udah punya anak berapa?", aku yakin jika seorang bujang ditohok dengan pertanyaan sudah punya anak berapa, itu merupakan pertanyaan paling menyakitkan, seperti irisan luka yang ditaburi garam plus jeruk nipis, sakitnya tak ketulangan. Nikah saja belum sudah ditanya punya anak berapa. Jika ada botol aqua di depan, pasti ingin rasanya ditimpuk ke muka yang bertanya.
Sebenarnya jika ada yang menghujammu dengan dengan pertanyaan demikian, engkau tak perlu risau dan galau, nikmati saja masa bujangmu itu seenjoy mungkin. Di masa bujangmu kau bisa memecahkan begitu banyak misteri takdir. Di masa bujangmu itu kau bisa bermusafir ria, berkelana sesuka hati, mencari dan menemukan bumi Tuhan yang luas tak terperi indahnya. Masa-masa itu akan jarang kau temukan setelah menikah dan punya anak.
Tapi kau mesti ingat, setelah kau lalui semua itu, jangan lupa bahwa kau butuh cinta seorang wanita selain cinta ibumu, karena berbeda cinta ibumu dengan cinta seorang wanita yang akan menjadi pendamping hidupmu. Menikahlah setelah puas membujang. Karena seperti sabda Nabi Saw, "Tak ada kerahiban dalam Islam". Dan Rumi memberi makna dari sabda Nabi tersebut dalam sajaknya yang indah:
Semua makhluk akan menemukan takdirnya sendiri. Rejeki, jodoh, maut, sudah ditentukan oleh Tuhan Sang Pencipta. Menjadi miskin atau pengemis adalah takdir Tuhan. Menjadi rakyat atau seorang penguasa adalah takdir Tuhan. Menjadi jomblo pun atau tidak adalah takdir Tuhan. Tapi ketahuilah kawan, Allah 'Azza wajalla memberikan pilihan, takdir mana yang akan kita pilih.
Seorang pujangga masyur menulis tentang takdir dalam sajaknya yang indah sebagai berikut:
Jika jadi darah melalui takdirmu ini, maka mintalah kepada Tuhan takdir yang lain. Masih mungkin jika engkau meminta takdir yang lain dari Tuhan, karena takdir Tuhan tidak mempunyai akhir. Kedipan indah yang tersembunyi dalam suatu kata: Jika engkau menjadi berbeda, ia juga akan menjadi berbeda.
(Muhammad Iqbal)
Foto: Semua dokumentasi pribadi.
Lhokseumawe, 8 Mei 2018
Kalau dilihat-lihat sifat dan tingkah manusia ini memang aneh, bang. Selalu penasaran dengan hidup orang lain, giliran masih kuliah ditanya kapan selesai, giliran selesai ditanya kapan dapat kerjaan, trus lanjut ke kapan nikah, nah kalau sudah nikah ujung-ujungnya pasti tanya kapan punya anak???
Kalau ditanya kapan nikah, mending jawab memang ente bisa bantu berapa? maen tembak langsung trus,bang. Palak li kita...
Nah ini yang saya suka;
Manfaatkan waktu muda dan lajang sebaik mungkin, merantaulah dengan sepenuh badan dan hati, biarkan kulitmu lepuh dibakar matahari, dan rambutmu kumal berselimutkan debu.
Yang ini juga sepakat, Amien to that, Brother
hiks hiks hiks, nasihat yang bagus
@azwarrangkuti, Abang masih jomblo? Bila ya, tetap semangat ya. Tapi kalau nggak jomblo lagi mari kita semangati adek-adek yang masih jomblo :D
@iqbaladan Hehehe..siap. Btw kapan nikah? wkwkwkwk
Sulitnya menjawab "kapan nikah". Dulu kapan selesai skripsinya..hehehe..
@furqanzedef Iya tuh, pertanyaan skakmat lain tempat dan waktu :D
Buat juga nasehat bagi jomblo vote
@saifuddin.p3md Hahaha..yaya, itu kita serahkan ke Ustadz @tinmiswary atau Syaikh @apayek :D