Sebuah [fiksi] Buat seorang sahabat

in #life6 years ago

Sahabat, aku mengerti. Kadang betapa berat beban hidupmu hingga tanpa sadar tergaris dalam sepenggal kalimat yang berwarna pilu. Kadang engkau berniat untuk berpura-pura sekedar observasi pada sejauh mana engkau ditanggapi; atau kadang engkau berniat untuk sekedar berpura-pura meski di balik itu nun jauh di kedalaman lubuk hati engkau benar-benar ingin memancing sejumlah empati. Ya. Kadang engkau hanya sekedar bermain-main di sini, di jejaring pertemanan maya yang bening ini, yang bahkan meski tanpa kau hargai namun harus kamu akui sangat sering menghantarkanmu pada sejumlah kemungkinan yang kamu sendiri tak pernah menyangka akan terjadi


![image]() [Sumber](http://www.rosasusan.com/2018/05/merawat-pertemanan-setelah-berkeluarga.html)

Aku tahu, hidupmu tak mudah. Tapi asal kamu sadar, setiap manusia adalah satu-satunya di dunia. Ke sudut mana pun kamu pergi, bahkan ke pinggir matahari, kamu takkan temukan dirimu yang satu lagi. Tak akan pernah. Kamu tiada duanya. Dan wajib berbangga. Dilarang putus asa; apalagi menganggap diri bukan siapa-siapa. Lakukan sesuatu (meski bukan yang terbaik). Paling kurang tersenyumlah, aku pasti akan mengingatmu.

Kawan, engkau membangun kehidupanmu dengan citra yang kamu bentuk selama bertahun-tahun namun semuanya runtuh dalam sekedip mata hanya lantaran tiga kalimat sembrono pada ruang publik di jejaring pertemanan umum. Itu bukan tidak mungkin. Dan kau sedang mengalaminya, bukan? Demikianlah ketika semesta mentakdirkan nasib buruk pada sebuah piranti alam raya yang bernama manusia. Kamu terkesiap. Tak kamu nyana, ternyata peruntungan bisa begitu kejam bahkan itu di luar nalarmu sebagai makhluk paling cerdas di antara langit dan pantai ini

Tapi karena Sang Pencipta telah mengukir relief firman di segenap permukaan batu bahwa tiadalah engkau bertuhan dengan-Ku bila kau sempat bertuhan pada putus asa, lalu engkau pun beranjak; untuk bangkit; dan, bangkit. Engkau berkeluh-kesah namun tak ada jalan lain. Kamu wajib bangkit.
Setidak-tidaknya, usaha untuk bangkit memberimu dua hal. Jika misal kamu berhasil, maka berhasillah kamu. Namun bila tidak, setidak-tidaknya kau boleh tersenyum ketika dokter mengultimatum, “Tuan, hidupmu hanya tinggal sedetik lagi. Tariklah nafas dalam-dalam, karena satu di antara tarikan yang tak lagi seberapa, itu adalah helaan untuk hembusan yang terakhir.”


![image]() [Sumber](https://www.lanangindonesia.com/read/modern-guide-bangkit-setelah-patah-hati)

Garis bawahi satu hal; hidup adalah tatkala engkau berusaha untuk bangkit dalam keterjatuhanmu yang menjerembab

Kegagalan bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti atau dihindari, tapi justru perlu kita hadapi dengan gagah berani. Selain itu ketika kita merasa gagal lagi, tak perlu disesali. Tapi bangkitlah dan berusaha kembali memberikan hal terbaik yang kita bisa. Sebab gagal itu manusiawi, yang penting kita sudah berusaha dengan maksimal

Dan jika kita merasa dipercundangi hidup. Ingatlah masih ada orang-orang yang bahkan lebih menderita dari kita. Rencana yang sudah sedemikian rupa kita persiapkan. Begitupum jangka waktu untuk mewujudkannya telah kita perhitungkan di awal - awal, namun saat rencana hidup telah separuh dijalankan, tangan semesta justru mengobrak-abrik dan tak menyisakan kesempatan. Dan kita pun serasa dipercundangi dalam sebuah pertandingan, pupus harapan dan kesempatan untuk menang. Perlu kita ingat lagi, bahwa kita tidak sendirian dalam merasakan fase yang tidak enak ini. Masih banyak lagi yang mungkin merasakan hal yang sama atau malah lebih menderita dari diri kita


![image]() [Sumber](https://www.money.id/finance/sukses-atau-tidak-ini-3-tanda-anda-berada-di-jalur-kesuksesan-160430f.html)

Kesuksesan bukanlah capaian. Dia hanya lini perantara buat kamu mengipas diri—sejenak dan hanya sejenak—bagai sepasang pengantin di atas pelamin yang membosankan. Kawan, hidup ini unik. Di sini, apa yang tak pernah selesai maka dia takkan pernah berakhir. Lalu, bila boleh kuberi nasehat, ingin kukatakan padamu, “Jangan pernah menyelesaikan satu proyek besar dalam hidupmu hanya dengan tiga kalimat asal-asalan pada ruang publik seumpama di jejaring pertautan sosial."

Sekali lagi, mestinya tidak! Karena, itu akan membuat imperium hidupmu runtuh dalam tiga tarikan nafas. Kalau menulis puisi jangan tiga bait. Itu takkan mewakili kerumitan hati; takkan mencerminkan keruwetan jiwa; takkan mewadahkan kepatutan logika, apalagi untuk memenangkan sebuah kompetisi, terimakasih jumpa kembali di next posf


![image]()
![image]()

Jabat erat selalu @arispranata5

Sort:  

20.000+Followers can see you.(@tenorbalonzo,@hakanlama,@cemalbaba,@asagikulak) Send 0.200 Sbd or Steem. Post link as memo for

sahabat adalah segalanya

Coin Marketplace

STEEM 0.37
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70162.45
ETH 3540.43
USDT 1.00
SBD 4.79