The Dried Leaf and a Dream Never Expected | Sehelai Daun Kering dan Mimpi yang tak Pernah Diharapkan |

in #life6 years ago



I became the wooden roots after awakening from a dream that I had never expected in my whole life and maybe never expected of all human beings. In the dream, I became a dried leaf falling from the trees, swinging in the wind, recognizing fresh branches and foliage still perched firmly, then falling to earth mingling with other helpless leaves. No one notices the dried leaves that fall, they are considered worthless junk.

If you become a dry leaf in a country that cares about cleanliness, you will soon disappear from the trunk of a tree that has been the place you lean on. You will be transported in a garbage car---usually yellow or bright blue---and tragically fraudulent as it mixes with other plastic garbage that will live immortal life, a baby diaper complete with dung, and various other junk that gets you to the conclusion that death is the best way to be there.

But if you live in a country still struggling with the stomach and have no more concern for cleanliness, you will decompose under a tree until it is then destroyed slowly. Is that the end you want?

It certainly was not for me. If I may choose, I want to be used as a fertilizer that benefits others, for other plants, for a more meaningful life. But a dry leaf has no choice. He follows the destiny, without the power to change, even affect it. A dry leaf is contemptible.


Being root after the nightmare ends, makes me more eager to live my life. I have little power, though not the main force capable of breaking down a building from its foundation. But in whatever tree you are in, even on a fragile bean sprouts, you will be more meaningful when it becomes the root.

I am grateful not to be the root of a fragile tree that has no dream, not even in a tall, towering tree capable of destroying the building. But with strength and training, fate can get there. Under the foundation of a tall building, where I have a role in a downfall and a resurrection. And my beliefs are stronger than any root you've ever encountered.







Sehelai Daun Kering dan Mimpi yang tak Pernah Diharapkan

Aku menjadi sebongkah akar kayu setelah terjaga dari sebuah mimpi yang tidak pernah kuharapkan sepanjang hidup dan mungkin juga tidak pernah diharapkan seluruh manusia. Dalam mimpi itu, aku menjadi sehelai daun kering yang jatuh dari pepohonan, berayun-ayun diembus angin, mengenal dahan dan dedaunan segar yang masih bertengger kuat, lalu jatuh ke bumi berbaur dengan daun-daun lain yang tak berdaya. Tidak ada yang memerhatikan daun kering yang jatuh, mereka dianggap sampah yang tidak berharga.

Kalau kamu menjadi daun kering di sebuah negeri yang peduli pada kebersihan, kamu akan segera lenyap dari batang pohon yang selama ini menjadi tempat kamu bersandar. Kamu akan diangkut dalam mobil sampah—biasanya berwarna kuning atau biru terang—dan bernasib tragis karena bercampur dengan aneka sampah lain yang berbau seperti plastik yang akan menjalani kehidupan abadi, popok bayi yang lengkap dengan kotorannya, dan berbagai jenis sampah lain yang membuat kamu sampai pada kesimpulan bahwa kematian adalah jalan paling baik daripada berada di sana.

Namun bila kamu tinggal di negeri yang masih berkutat dengan perut dan tidak memiliki kepedulian lebih terhadap kebersihan, kamu akan membusuk di bawah pohon sampai kemudian hancur secara perlahan. Apakah itu akhir yang kamu inginkan?

Bagiku jelas tidak. Kalau boleh memilih, aku ingin digunakan sebagai pupuk yang memberi manfaat bagi yang lain, bagi tumbuhan yang lain, bagi kehidupan yang lebih bermakna. Tapi sehelai daun kering tidak memiliki pilihan. Dia mengikuti takdir, tanpa kekuatan untuk mengubah, bahkan memengaruhi saja tidak. Sehelai daun kering adalah ketidaaan. Berawal dari ketiadaan dan berakhir dalam ketiadaan.


Menjadi akar setelah mimpi buruk berakhir, membuatku lebih bersemangat menjalani hidup. Aku memiliki sedikit kekuatan, meski bukan kekuatan utama yang mampu merubuhkan sebuah gedung dari pondasinya. Tapi di pohon jenis apa pun kamu berada, meski di sebatang toge yang rapuh, kamu akan lebih berarti ketika menjadi akar.

Aku bersyukur tidak menjadi akar di pohon rapuh yang tidak memiliki mimpi, meski juga bukan di pohon yang tinggi menjulang dan mampu merubuhkan gedung. Tapi dengan kekuatan dan latihan, takdir bisa sampai ke sana. Di bawah pondasi gedung tinggi, di mana aku memiliki peran dalam sebuah kejatuhan dan kebangkitan. Dan keyakinanku lebih kuat dari akar mana pun yang pernah kau temui.[]




Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Sort:  

Nice read. I leave an upvote for this article thumbsup

Thanks so much for your kind @tomask-de.

Nice pictures & Great illustration!
Sangat bermakna! Yang saya pahami adalah goresan pena ini ingin menyampaikan bahwa hidup kita itu harus punya makna dan manfaat, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Hidup ini juga "pilihan" Apakah kita ingin "merugi" dalam menghadapi ketidakberdayaan atau "survive" dalam menghadapi rintangan dan tantangan hidup. Tidak berakhir tragis seperti "daun yang kering".

Interpretasi @city29 memang sangat dalam dan benar pada beberapa bagian, meski tidak ada yang salah dalam sebuah interpretasi karya semacam ini sebab setiap orang bebas menerjemahkannya. Terima kasih @city29. Keep spirit....!

Hmmm, setiap berkesempatan baca tulisan bang @ayijufridar, selalu mengundang keinginan untuk menyelesaikannya.

Aaaah, Pak @muhaji.juli bisa saja, hehehehe.... Tulisan yang tidak selesai dibaca persis seperti skripsi yang belum selesai ditulis.

Kalau...tidak.ada daun kering lalu jatuh...tidak ada kematian bng ...hehe ...nice post...lama tidak berkunjung bng 😎

Ada daun kering, ada daun muda, ada pula daun tua @lusanamaya. Setiap daun mengalami takdir masing-masing: Lahir, besar, tumbuh, tua, dan gugur ke bumi. Kemana saja tidak pernah berkunjung padahal pintu selalu terbuka?

Perumpamaan yang tinggi, berat untuk memahami karya paten dari bang @ayijufridarra

Terima kasih @andrianhabibi. Kalau berat jangan lupa dinaikkan becak, hehehehe...

Hahahhaa mantap juga nih bang sarannya. Akan kami pertimbangkan.

Ketika saya kecil, Daun Kering Itu jadi mainan. Kami membuat layangan yang keren terutama daun kulu. Tetapi daun yang rusak kami jadikan mainan juga, untuk dibakar dan memunculkan asap hehe

Saya juga pernah merasakan masa itu Bro @jkfarza. Kami menggunaka dedaunan untuk layang-layang... Tapi saya lupa nama daunnya.

Ini keren bang ilustrasinya, editingnya mantaap..

Terima kasih Bro @permanayogi. Saleum.

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64733.60
ETH 3170.85
USDT 1.00
SBD 4.16