Sebaik-Baik Perhiasan Adalah Wanita Salihah
Ini tentang sebuah kisah hidup, berawal dari percakapan dengan salah seorang teman saya via WhatsApp, dia yang memberi tahu saya jika tanggal 19 Oktober 2018 nanti adalah hari ulang tahunnya. Bukan sebuah kado atau hadiah yang dia inginkan, melainkan meminta saya untuk menuliskan kisahnya. Ya, kisah hidupnya dalam menjalani suka duka kehidupan yang mungkin tidak selalu berjalan mulus atau bahkan sama sekali tidak di inginkannya.
Namun Lena nama panggilannya, sejauh ini telah melewati cobaan dan ujian indah yang datang dari Tuhan menurut saya. Di usianya yang hampir menginjak 23 tahun Lena telah berstatus janda, usia pernikahannya tidak awet muda, Tuhan juga belum pun menghadiahkannya seorang putri ataupun putra. Namun Lena masih bisa tersenyum lepas seakan tidak terjadi apa-apa dengannya. Lena yang telah di tinggal suami pun tidak memilih berdiam diri, dia berusaha bangkit!.
Kejutan bagi saya adalah, Lena yang kesepian menghibur dirinya ke sebuah tempat pengungsian, dimana tempat tersebut yang oleh malaikat sendiri tidak pernah bosan-bosannya datang dan pergi membawa laporan. Tempat itu adalah tempat dimana kitab-kitab tua di simpan, tempat di mana riuhnya suara lantunan hafalan Al Quran, Zikir dan Salawat. Ya, Lena mengungsikan dirinya ke sebuah Pesantren. Hanya disana dia bisa terhibur, berharap kesunyian hatinya bisa kembali bergemuruh oleh merdunya suara Azan, berharap matanya bisa kembali dimanjakan oleh baris demi baris tulisan kitab nan indah.
Lena pun mulai merasakan kenyamanan di sana, dia mulai bisa beradaptasi dengan rumah barunya tersebut. Sekarang, wajah Lena sudah mulai kemerah-merahan kembali, mencirikan jika hati Lena kembali mulai tersenyum. Bagaikan rerumputan yang baru saja di genangi air dan lumpur, Lena sekarang kembali menatap mentari pagi yang menyehatkan, membuka hidup baru.
Tak lain karena Lena yang janda bukan karena di tinggal suaminya yang memilih kabur dengan wanita lain, bukan pula Lena yang jalang menggaet laki-laki lain di belakang suaminya. Melainkan Lena adalah contoh bagi kita semua, jika cinta sejati pun akan dipisahkan oleh maut yang akan pasti tiba cepat atau lambat. Suami Lena memilih pamit duluan ke Surga di usia pernikahan mereka yang baru saja seumur bayam. Lena yang baik budi ditinggal sendiri tanpa sang buah hati dari buah percintaan mereka.
Di saat-saat menjelang kepergian suaminya, Lena tidak memilih beralasan untuk menjenguk orangtuanya di kampung halaman, walaupun hal itu bisa saja dia lakukan. Namun, tak sedetik pun Lena menjauhkan dirinya dari sang suami yang sedang di landa sakit bahkan sudah mencapai tahap kritis selama berbulan-bulan lamanya. Lena, saban hari terus berbakti kepada suaminya sebagai bukti kewajibannya untuk taat kepada suami, sebagai bukti kecintaannya kepada Ilahi, Lena terus mendampingi suaminya sampai Malaikat maut memanggil suaminya pergi meninggalkan dia untuk selama-lamanya.
Semoga sedikitnya kisah Lena bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, pelajaran mengarungi hidup dengan penuh iklas, tak ubahnya kita berjalan di atas duri, tentu saja kaki kita akan terluka. Proses menunggu kesembuhan luka tersebutlah adalah pelajaran kedewasaan yang sangat berharga. Sanggupkah?
Posted from my blog with SteemPress : http://ayuramonablog.epizy.com/2018/10/13/sebaik-baik-perhiasan-adalah-wanita-salihah/
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by ayuramona from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.