Mengenal Dalang Dibalik Apam Fair

Di antara jejeran puluhan tenda yang membentuk kerucut serta berdiri tegak di hamparan tanah lapang, tampak asap mengepul. Warga dengan berbagai latar belakang profesi berdatangan silih berganti. Mereka berkunjung dari satu tenda ke tenda lainnya. Di bawah tenda, seribuan ibu-ibu sedang serius memasak apam. Meski tetesan demi tetesan air mata berjatuhan akibat kepulan asap, tak sedikitpun menyurutkan semangat mereka dalam menyiapkan adonan apam yang akan disajikan untuk dinikmati ribuan warga yang berkunjung. Penganan yang berbentuk bulat pipih yang diracik dalam beberapa varian rasa itu tampak disajikan dengan beragam kreasi, di dekatnya juga tak lupa disediakan kuah santan serta parutan daging kelapa yang sudah siap untuk disantap.

Wikan Wistihartati, SH. Perempuan asal Wonosobo, Jawa Tengah. Dilahirkan pada 29 Januari 1976 silam, ia merupakan isteri dari Fadhlulah TM Daud, ST. Lelaki kelahiran Tangse yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati Pidie. Wikan dipersunting Fadhlullah pada tanggal 10 September 2005, kini mereka telah dikarunia seorang putra serta seorang putri, yakni Teuku M Farhan dan Cut Kana Patria Bestarina.

Wikan Wistihartati, SH. Mengenakan Kerudung Berwarna Kuning
Wikan pasca didapuk selaku penguasa tertinggi tampuk kepemimpinan Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga atau disingkat dengan TP-PKK Kabupaten Pidie tak pernah membatasi diri dengan sesiapapun, ia dengan senang hati menjamu siapa saja yang ingin berjumpa dengannya, ia selalu terbuka dengan orang-orang yang ingin menyampaikan ide-ide brilian demi memajukan pembangunan Pidie yang telah baik menjadi lebih baik. Wikan merupakan sosok yang ramah dan juga murah senyum, ia tak pernah memandang bulu jika berinteraksi.

Bu Wikan, begitu panggilan yang melekat terhadapnya belakangan ini. Ia merupakan dalang dibalik terselenggaranya Pidie Apam Fair 2018 beberapa waktu yang lalu. Tidak hanya itu, Wikan yang telah mendapati jabatan penting itu juga gemar melakukan kegiatan sosial di seantero Kabupaten Pidie. Terobosan yang telah dilakukannya pada Pidie Apam Fair yang saat itu dipusatkan di hamparan tanah berukuran sekitar 1 hektar lebih telah membuka mata seluruh masyarakat Aceh terhadap pandangan negatif terkait Apam.

Bukan tanpa alasan, berangkat dari rasa ibanya atas apa yang terjadi dengan penganan asli Pidie tersebut yang telah menjadi perbincangan negatif di kalangan masyarakat dan juga pelesetan-pelesetan terhadap Apam oleh berbagai media saat memuntahkan pemberitaan. Semoga Wikan akan selalu berkomitmen agar dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan Kabupaten Pidie.

Regards, @jeulamei