Robeknya Payung Aceh

in #life6 years ago

image

Di luar, angin bergemuruh kencang, hujan turun tak beraturan. Kadang deras, kadang mendadak senyap. Tapi bukan pula "hujan lari". Alam seakan sedang bersenandung di antara marah dan sayang. Lewat bahasanya, seolah memberikan alarm akan sebuah pertanda.

Di Banda Aceh, angin kencang merobek payung megah Mesjid Raya Baiturrahman (MRB). Sebuah payung yang melengkapi baik estetika ataupun fungsi baru dalam blue print MRB yang direnovasi pada zaman Abu Doto, mantan gubernur Aceh periode sebelumnya.

Cuaca alam Aceh sama dengan kondisi sosial-politik Aceh hari-hari terakhir ini yang tak karuan. Tertangkapnya gubernur Aceh Irwandi Yusuf (IY), Bupati Kabupaten Bener Meriah, Ahmadi dan beberapa orang lainnya dengan dugaan suap-menyuap.

Alam seolah marah. Angin kencang juga turut merusak beberapa rumah di Kabupaten Bireuen. Sebelumnya, sejumlah masa memadati MRB guna melakukan aksi demo dengan tuntutan kepada KPK untuk membebaskan IY. Sejalan dengan aksi tersebut, payung MRB yang robek, oleh sejumlah masyarakat di sosial media membaca sebagai bentuk murka-Nya dan alam.

Saya percaya bahwa alam punya bahasa tersendiri, saya juga percaya pada hal-hal metafisika. Tetapi, khusus perkara ini, agak senyum sendiri. Boleh jadi, apa yang kita sangkakan merupakan bentuk "cocokologi" semata. Dengan ikhtiar; semoga yang kita yakini seirama dengan bahasa alam, yang konon dalam kacamata awam kita sedang tidak bersahabat.

image

image

Robeknya payung MRB, bilapun harus dibaca dan dikaitkan dengan kasus yang menggemparkan Aceh, boleh dibaca sebagai bentuk lain daripada robeknya kepercayaan publik terhadap transparansi. Di saat gaung "ha na fee" (tanpa fee) digembar-gemborkan, ada banyak kemungkinan bahwa itu hanya selogan belaka. Anggaplah si terduga tidak mengambil untuk kebutuhan pribadi, tetapi aliran dana tersebut besar kemungkinan diperuntukkan bagi kelompok tertentu.

Hal ini terlihat logis dengan pijakan, bahwa biaya politik di Indonesia ini cukup mahal. Setiap kandidat (siapapun itu) butuh capital politic (modal) untuk melanggengkan dalam gelanggang pemilu. Tak ada satupun yang menjadi calon legislatif atau eksekutif yang jadi tanpa mengeluarkan se-sen rupiah pun. Semuanya harus menginvestasikan apa-apa saja untuk menggerakkan mesin politik, baik dari materi atau yang bersifat non materi.

Aceh hari menjadi titik uji, bagaimana kepercayaan publik dipertaruhkan. Sebaik dan sehebat apapun pemimpin, andai ia terbukti salah, ia tetap salah. Meminjam slogan hukum: "Keadilan Harus Diteggakan Meski Langit Runtuh". Hanya saja, bagi yang sedari awal benci ruman, tetap susah mengakui, pun bagi yang kudu mencintai, seakan sukar menerima kenyataan bahwa sang pujaan terindikasi KKN. Sebagai konstituen, entah mengapa saat pilihan kita terpeleset, kita seolah mendadak bijak, mencari kambing hitam dengan segudang teori konspirasi.

Apa yang terjadi di Aceh harusnya menjadi pelajaran untuk berbenah demi Aceh hebat. Kasus ini bukan akhir dari segalanya. Aceh tetap memiliki masa depan yang cerah. Penting untuk diingat, setiap pemimpin tentu punya sisi lebih dan kurang. Jadi, penting pula menjaga kadar suka dan kadar benci. Cintailah ia selayaknya, bencilah dirinya secukupnya. Dengan begitu akal sehat dan nalar yang jernih akan terawat.

Aceh adalah serambi hati kita yang terus tumbuh, mekar, kembang dan kempis. Rawatlah ia dengan kuasa dan kesanggupan masing-masing. Perbedaan pandangan politik itu biasa, jangan sampai saling gontok-gontokan hanya demi kepentingan sesaat. Setiap orang memiliki kepentingan.

image

Namun, mementingkan kepentingan orang banyak adalah segalanya. Tak bisa ditawar. Pertaruhan terbesar terletak pada; mendahulukan yang baik atau mengedepankan yang penting. Di sini, seorang nahkoda Aceh dilematis, ia harus cermat membaca keadaan dengan segala cuaca yang kadang sulit ditebak. Rakyat Aceh lah payung utuh yang melindungi dan meneduhkan Aceh dari segala cuaca.

Sort:  

Mau itu murka alam terhadap politik yang terjadi di Aceh atau pun hanya semata karena memang sudah siklus alam, semoga Allah tetap melindungi kita dari murka Nya

Secara sains, yang pasti siklus alam. Secara lain-lain dalam tanda kutip, tentu lain lagi tafsirnya. Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya. Amin Ya Rabb.

Setuju! Klo dikaitkan2 dan ditafsir2kan ujung2nya ka hana meupat malem nanti

Kak ra menyimak saja ya... hmmm..

Kita selaku rakyat ya turut menyimak kak. Sembari mengambil pelajaran dari setiap peristiwa. Semoga kita menjadi rakyat yang baik lagi bijak untuk Aceh yang lebih baik. Amin

Aaamiiiinn...

Coin Marketplace

STEEM 0.32
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64664.11
ETH 3166.18
USDT 1.00
SBD 4.11