Berani Bicara Untuk Melangkah Terus Maju

in #life6 years ago (edited)

Berani bicara adalah langkah awal yang harus dilakukan untuk perubahan. Kita semua tau bagaimana bung Karnoe, dan juga bung Tomo, menggerakkan masyarakat Indonesia, untuk melawan penjajahan melalui pidatonya. Sungguh kata-kata memiliki dampak yang sangat hebat. Pastilah sangat baik, jika setiap dari anda memiliki keberanian untuk berbicara.


image
Source

Langsung saja ketema pembahasan malam ini, apasih yang menyebabkan orang takut berbicara ? Terkadang kita tau, kita perlu berani, kita harus berani, dan logika kita berkata, "Kalau saya bisa berani bicara, karir saya akan bagus, bisnis saya akan bagus". Tapi kenyataannya, ada sesuatu dibalik layar, dibalik logika itu. Supaya kita bisa menguasai emosi kita, pertama adalah, reaksi terhadap stress, dari hal lain.

Misalkan ada masalah dengan pasangan, masalah dengan orang tua, sehingga ketika tampil presentasi kita nggak optimal. Kayak ngeblok, jadi hal-hal seperti itu mempengaruhi. Dan kadang-kadang ketika kita bicara, grogi, atau nggak berani. Jangan-jangan masalahnya bukan disitu, tapi masalahnya di yang lain.

Ada ketidakbahagiaan ditempat lain, satu lagi, rasa takut salah yang berlebihan. Nah, karena rasa takut yang berlebihan, ini membuat kita nggak boleh terlalu perfeksionis pada diri sendiri. Ini biasa dialami oleh, orang yang terlalu perfeksionis pada dirinya sendiri. "Pokoknya, aku kalau sudah harus tampil, ya harus sempurna". Nah, kalau sudah begitu, maka rasa takut salah itu besar sekali. Dan terakhir, orang yang gambar dirinya itu, nggak oke, "Aku mana layak sih, nggak mampulah, aku nggak bisa, panggungku bukan disitu". Jadi dia sudah ngecap, melebel dirinya itu nggak mampu.

Selama kita tidak menghargai diri kita dipanggung atau ditempat umum lainnya. Sulit juga untuk kemudian, untuk orang menghargai kita. Nah, saya percaya sih, karena rasa takut itu akan selalu ada. Dan saya selalu percaya, bahwa memang ada resikonya, ketika berbicara didepan umum, dilihat oleh banyak orang, itu ada resiko. Misalkan resiko nanti, kalau ngomongnya salah seperti apa, dan kadang-kadang resikonya itu yang membuat kita takut.

Nah, tapi saya juga yakin, resiko itu bisa kita kurangi, bahkan bisa kita atur. Caranya ya dengan menambah informasi tentang hal tersebut. Kalau takut bicara, ya berarti harus belajar, cari tau caranya seperti apa. Kita itu harus menghargai diri kita sendiri, karena sebetulnya rasa percaya diri, ataupun rasa percaya diri, itu disebabkan ya kita sendiri, yang mengatur mindset kita, untuk menilai diri kita seperti apa tinggi, seberapa mahal, dan seberapa rendah. Kalau bukan kita sendiri yang menghargai diri kita, lantas siapa lagi yang menghargai diri kita.

Ketika kita menghargai diri kita pada posisi yang tinggi, itu kita sedang memuliakan Pencipta kita, itu yang paling menarik. Dan ketika kita tampil buruk dihadapan publik, itu sebetulnya bukan hanya diri kita, dan keluarga kita yang kecewa, dan malu, tapi kita termasuk orang bodoh, karena memendam potensi yang ada dalam diri. Jadi kalau hari ini anda melihat, banyak orang hebat, itu karena mereka berani bicara, berani tampilkan potensi dan keahlian yang mereka miliki.

Sebetulnya yang banyak membuat orang takut adalah, pikiran mereka sendiri. Kita nggak akan mungkin bisa langsung sukses seperti Messi, ataupun Ronaldo, dan kemudian juga, tidak bisa langsung hebat seperti bang @levycore, dan juga bang @aiqabrago. Semua tidak terjadi dengan instan, Karena ini butuh proses, untuk jadi mereka, seperti hari ini. Dan saya semakin termotivasi setelah membaca blog berikut.


image
Source ** : saya tertarik dengan cerita kurator kita ini **

Kemudian tidak menguasai materi. Nah ini agak gampang, sebenarnya kita kalah, karena apa ? Ya, musuh utamanya adalah, diri kita sendiri, faktor penentunya adalah diri kita sendiri. Jadi kalau mau ngomong hari ini, soal berani bicara, maka banyaklah kita belajar baca buku, searching internet, tentang apa itu bicara.

Jadi sebenarnya yang takut itu, bukannya takut berbicara, tapi orang takut itu adalah, takut akan respon orang-orang ketika dia berbicara. Sebenarnya ada istilahnya takut berbicara didepan umum, yaitu glossophobia dan 74% orang didunia ini, memiliki glossophobia itu. Takut untuk bisa berbicara didepan umum. Nah, tapi ketakutan itu akan selalu menghantui kita, dimanapun, dan kapanpun, kecuali kita mau melakukan satu hal. Nah, apa satu halnya ? Pelajari, dan kalahkan ketakutan itu, ada caranya, saya bahas nanti dipostingan selanjutnya, oke👌

"Barang siapa tidak berani, dia tidak bakal menang, semua harus dimulai dengan berani. Pemberani memenangkan perempat dunia" (R.A Kartini_Pahlawan wanita)

Kalau kita berani bicara, bukan hanya naikkan promosi, tapi justru gara-gara berani bicara, malah masuk penjara. Berani bicara yang saya pahami, dan saya pikir semua orang pasti senang, kalau kita bisa melihat orang-orang yang berani bicara, tapi tetap menjunjung tinggi, apa yang disebut etika. Jadi ketika kita berbicara, sebisa mungkin, kita tidak menyakiti hati orang lain.

Tapi ada beberapa hal, yang kita kita tidak bisa mungkin bisa hindari, misalnya sederhananya, tidak semua hal yang kita harus, dan semua orang setuju, kita semua punya prinsip. Kadang-kadang kita juga sangat mungkin masuk dalam sebuah konflik, itu tidak bisa dihindari. Tapi paling tidak, kita masih menjunjung etika.

Yang kedua, kita bicara ditimur, karena kita orang Indonesia, tentu ada tingkatannya berbicara dengan orang, yang umurnya lebih tua, ada yang sejajar dengan kita, dan ada yang dibawah dengan kita. Ini yang mungkin sekarang jadi bahan pertimbangan kita, ketika kita bicara diforum-forum, jangan pernah sedikitpun membawa-bawa, apa yang disebut dengan SARA, itu sangat sensitif.

Jadi hal-hal itu sangat sensitif, kita tidak boleh melukai perasaan dan hati orang lain, dan isi tentang sara itu sangat sensitif. Maka ketika berbicara, hindarilah hal-hal itu, tidak boleh mempermalukan orang didepan umum.

Jadi harap diingat, setiap kali kita memiliki kebebasan, kebebasan untuk berbicara, bebas itu tidak datang dengan sendirinya. Karena setiap kebebasan dibutuhkan yang namanya tanggung jawab. Jadi, kalau anda bebas berbicara, anda juga harus bisa mempertanggung jawabkan, apa yang anda bicarakan. Apapun itu profesinya, baik itu eksekutif, baik itu pengusaha, publik figur, Steemian, dan sebagainya. Manusia adalah makhluk yang perlu bergerak, dan tetap dinamis.

Nah ada seorang teman, dia berasal dari Jawa, dia baru lulus, dan mulai bekerja sebagai self disebuah perusahaan di Jakarta. sudah hampir 1 tahun, dia bekerja di Jakarta, gadis ini adalah teman whatsapp saya, tadi kami baru selesai chatting, lalu apa hubungannya dengan postingan ini ? Eitsss, tentu ada, karena obrolan kami tadi, ada kaitannya dengan yang saya bahas ini. Dia gadis asal Jawa, dan kami belum pernah bertemu sekalipun didunia nyata, sudah 3 tahun kami berteman di whatsapp , dan inilah pesan singkat yang datang darinya :

"Friends.... apakabar dirimu hari ini, nggak lagi sibukkan, ? Aku mau curhat nih, tolong kasih solusi, friends, kamukan tau, logat bahasa Jawaku yang medok, dikantor aku sering diketawain, karena logat Jawaku yang kental. Aku merasa kurang pe-de, dalam berbicara, karena aku kan orang Jawa Dengan logat Jawaku yang masih terdengar medok kata orang. Nah padahal pekerjaanku, mengharuskan aku berbicara, dengan banyak klien friends,,, aku tidak tau harus bagaimana, agar logat medoknya bisa hilang. Karena ketika aku mencoba berbicara ala orang Jakarta, justru teman-teman malah menertawaiku. Nah friend, gimana sih solusinya ? Plesae ya, saat ini aku benar- benar bingung 😞🙈"

Dan inilah jawaban saya untuk Ningsih😊 kalau menurut saya, nggak ada yang jelek dengan apa yang kamu lakukan hari ini, semua itu pemberian Tuhan. Pasti Tuhan sudah punya rancangan untuk kita. Saya tau ketika berkomunikasi itu harus berada disatu platform yang sejajar, maka kita harus terus menerus untuk mulai bisa mengubah itu. Saran saya buat Ningsih, bergaul dengan orang yang tidak medok, dan keluar dari sarang anda, keluar dari tempat anda, untuk bisa memaksakan. Ningsih... kamu pasti bisa 💪

Jadi cara bicara termasuk action, itu sudah tertanam dipikiran dan otak kita. Mengubah itu nggak gampang, ada dua cara jangka pendek, sambil menunggu itu berubah secara perlahan, kita nggak ngapa-ngapain kan rugi. Bisa diubah, cuma memang harus dilatih karena itu adalah pakem yang ada diotak kita, jadi butuh waktu. Berubah paling cepat itu, kalau berubah tempel, setahun proyek untuk mengubah bahasa kita. Jadi hanya dua bulan, tiga bulan, kalau tempel lebih cepat. Jadi orang-orang sukses itu, dulu awalnya juga gelagapan, dulu juga salah-salah, seperti itu. Jadi kondisi paling baik supaya kita bicara maksimal, itu hati harus bahagia😊

Demikianlah postingan saya untuk malam ini, moga-moga ada manfa'at yang didapat, dan bisa memberi inspirasi khususnya untuk saya sendiri, dan harapannya buat teman semua, yang telah membaca postingan ini. Sampai jumpa kembali dilain waktu dan kesempatan, InsyaAllah.

~Keep Writing~

image

Salam Sahabat Inspiratif

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 63855.79
ETH 3113.00
USDT 1.00
SBD 4.04