[LOGIKA VS PERASAAN] Dilema Dalam Mengambil Keputusan

in #life6 years ago (edited)

Bagaimana sih, cara untuk mengambil keputusan ? Nah dipostingan malam ini, saya akan membahas mengenai dilema dalam mengambil keputusan. Nah, salah satu cara yang pertama, yang biasa sering saya lakukan adalah, dengan melihat kebelakang, dalam arti, coba kita lihat pengalaman kita, disaat bingung sekarang, apakah pernah kita mengalami situasi yang sama, dan apakah pernah kita mengambil keputusan yang sama.


image
Source

Belajar dari pengalaman masalalu, belajar dari pengalaman orang yang sudah pernah mengalami, apa yang sekarang ada dihadapan anda, itu cara yang pertama. Masih ada dua cara lagi, nanti saya bahas disesi akhir postingan. Tapi pasti, mungkin anda juga bertanya, biasanya kalau bingung, lebih baik pakek logika, atau pakek perasaan ? Kalau saya lebih setuju, waktu mengambil keputusan, pakek logika.

Pernah dengar, bahwa menunda keputusan, juga keputusan ? Artinya gini, kalau kita lagi galau, lagi sedih, jangan mengambil keputusan disaat itu, nanti bisa panjang urusannya. Misalnya, kalau suami istri cek cok, kan lagi sedih, lagi galau, "Udah, kita cerai aja, kita pisah aja", dan bukan berarti setelah itu dicabut perkataan dari pasangan kita, kan nggak semudah itu, tunda sampai tenang, baru buat keputusan.

Tapi ada satu hal, yang saya ingat dari seorang teman, yang berkata, tidak hanya waktu galau, waktu sedih, yang nggak boleh ambil keputusan. Ternyata waktu happy juga nggak boleh mengambil keputusan, kenapa ? Misalkan anda ditraktir makan oleh seorang teman yang enak-enak, mahal pula.

Setelah makan, dia bilang, "Bang, bisnis yuk, saya ada bisnis bagus, kalau anda gabung pasti bisa sukses, jaringannya banyak", apalagi dipuji pula, kan happy, sudah makan, senang, makannya enak, gratis pula, dipuji lagi, kan senang.

Kemungkinan anda mengiyakan tinggi, atau rendah ? Tinggi ya tentunya, anda mengiyakan. Pas nanti nyari parkir, tadi BL 5116 Q, sampai difoto, kan kadang-kadang keparkirkan BL 5286 NE, kan sudah mulai mikir baru nyesal, "kenapa aku iyain tadi ya".


image

Sama seperti ibu-ibu waktu lagi belanja diMall, sama SPG dipuji-puji, "Ibu kan cantik, pakai mana aja juga cocok" terus anda bilang, "Owhh, gitu ya mbak ya, kalau gitu saya ambil dua, bungkus". Selalu nyesal terjadi dihari parkir, menyesal selalu terjadi diwaktu sudah mikir. Jadi menunda, kekuatan untuk menunda , kekuatan disebut The Power Of, menunda itu penting, menunda sampai perasaan tenang.

Karena perasaan lagi sedih nggak boleh, rasa senang, bahagia, juga nggak boleh. Harus pakek logika, walaupun pacaran, ini perempuan misalnya pacar anda bilang seperti ini, "Bang, perasaan kita udah pacara 7 tahun, kalau kencan, makannya bakso terus, aku kan juga butuh nutrisi lain". Seperti itu misalnya, harus pakek logika juga.

Nah, saya nggak setuju pakek perasaan, dan hati-hati wanita, anda sering menerima ❤ pakek perasaan. Anda tau, banyak laki-laki memanfa'atkan ini (kecuali saya)😂

Banyak pria-pria playboy menghampiri, wanita yang sedang galau, itu mudah dipengaruhi dan kebalikannya, banyak pria-pria playboy rajin mengunjungi, wanita-wanita yang lagi happy, karena kalau anda lagi happy, kebuka hatimu, gampang menerima. Nggak gampang untuk nembak wanita diterang-benderang, disiang hari, diruang terbuka, siwanitanya bilang "kenapa loe "? Mikirkan logis, kemungkinan anda ditipu rendah sekali, karena lagi mikir-mikirnya.

Nah, kita memperdalam secara grafisnya, saya lebih setuju kita mengambil keputusan, pakek logika saja. Anda tau lambang libra, timbangan gitu ya, ada logika, ada pikiran, ada perasaan.


image
Source

Jadi selalu bergejolak, pakek logika, atau pakek perasaan. Kita harus mengerti bahwa ada aturannya, untuk hal-hal tertentu wajib pakek pikiran. Tapi memang ada hal-hal tertentu pakek perasaan. Misalnya ya, Kasihan ya kita, karena kalau memberi sedekah pakek logika, panjang urusannya, misalnya lagi lagi nyetir, ada orang yang mungkin, mohon ma'af cacat ya ? Ini lagi berlogika, "Kasih 50 ribu ahh, itu kalau nggak buru-buru ngasih, logika main, jangan 50 ribu, kegedean, 20 ribu aja udah besar".

Dalam memberi kita harus pakek perasaan, tapi untuk hal-hal membuat perencanaan, contohnya finansial planing, perencanaan keuangan, itu waktu bikin harus pakek logika, "aku nabung segini untuk masa depan". Kalau pakek perasaan, "Sebulan menyisihkan tiga juta untuk belanja, asyik kali ya ? Duhh..... sayang, mendingan untuk pamer, beli sesuatu". Ya, jadi sebaiknya pakek logika.

Nah, sekarang ada kondisi, dimana logika bermain, dan perasaan hanya menonton saja. Ya, sebaiknya begitu, tapi ada kalanya pakek perasaan, contohnya begini, "*Anda ingin putus dari dia, tapi terlalu banyak rasa yang anda korbankan untuk dia, anda sudah menaruh kepercayaan kepada dia terlalu berlebih, sudah benar-benar yakin. Akhirnya anda takut untuk tersakiti, perasaan takut untuk lepas dari ❤ yang selama ini anda nikmati.

Itukan ketidakberanian anda, karena ada perasaan bermain disitu. Nah, ini ada contoh supaya gampang anda memahami. Begini, misalkan anda ingin putus dari seseorang, perasaan anda berkata, "Aku sudah tidak ❤ lagi sama dia, sudah nggak sayang sama dia, sudah nol, kalau dulu ada say....say..., ada sayang, sekarang adanya saytong🙊, cuma logika main, "Jangan putus sekarang, cincin yang kamu pakai, dari dia loh, tunggu kamu udah bisa beli sendiri, baru putus, daripada dia minta sekarang cincinnya, logika main, jangan dulu".


image
Source

Inikan logika dan perasaan, seperti dua kubu yang berebutan remot kontrol, untuk ganti channel, kita ibaratkan logika itu fansnya Barcelona, sedangkan perasaan itu Real Madrid. Jadi dua-duanya saling berebut remot kontrol, untuk pindah ke channel masing-masing😂

Nah, ada kadang-kadang logika, sama perasaan konslet, nah disinilah bingung terjadi. Bingung itu terjadi ketika logika bilang apa, perasaan bilang apa. Saya menyarankan kalau bingung begitu, secara ilmiah dianjurkan, ambil me time sejenak, jeda sebentar. Karena menunda keputusan, juga suatu keputusan. Kalau nggak rajin-rajin amat ngambil keputusannya, besok habis sudah tidur nyenyak, udah tenang.

Siapa dari anda yang setuju bahwa, orang yang menggunakan kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan, masa depannya lebih cerah indah ? Woww, anda luar biasa, saya berikan tepuk tangan untuk anda semua, luar biasa, anda benar👏

Jadi, memang kalau antara perasaan, pikiran, dan logika itu saling berantem, itu pertama kita harus bisa meredakan perasaan kita dulu. Karena ketika perasaan kita lagi galau, lagi kacau, lagi penuh banyak emosi, kadang-kadang logika itu nggak jalan. Jadi nggak mikir, dan kadang-kadang bisa membuat keputusan yang yang mungkin akan disesali.

Solusi yang kedua, kalau diawal tadi saya bilang, solusi pertama melihat kebelakang, untuk belajar dari pengalaman. Nah, solusi kedua yang biasa saya lakukan, kita harus bisa melihat kedepan. Nah, melihat kedepan dalam arti, kita harus bisa tau, kira-kira apa yang akan terjadi dalam waktu, menit, bulan, dan tahun. Melihat kedepan apa yang akan terjadi setelah kita mengambil keputusan itu, dalam hitungan menit, dalam hitungan bulan, dan dalam hitungan tahun, semoga bermanfa'at.

~Keep Writing~

image

Salam Sahabat Inspiratif

Sort:  

Congratulations, your post had been chosen by curators of eSteem Encouragement program. Feel free to join and reach us via Discord channel if you have any questions or would like to contribute.


eSteem Line
Thank you for using eSteem

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 64549.55
ETH 3170.62
USDT 1.00
SBD 4.13