Nikmat Dalam Bersyukur

in #life6 years ago

image


Kalau berbicara kenikmatan, pasti semua orang Insya Allah mudah sekali untuk melakukan rasa syukur, gitu ya ? Anak kebiasaan cepat sekali. Tapi kalau berbicara ketika kita menghadapi sebuah halangan, sebuah tantangan, sebuah cobaan yang diberikan oleh Allah SWT, kalau saya memaknai semua itu, ya kita tau sih kalau sekarang kita sudah menyadari, kalau dunia itu memang tempatnya manusia di uji gitukan ?

Jadi bahkan yang nyaman pun juga ujian kan sebenarnya ? Kadang-kadang saya dan setiap hari itu silih berganti kan. Nyaman nggak nyaman, duit nggak punya duit, sehat, sakit, anak bandel, anak penurut, itu selalu akan terjadi. Dan saya sudah sangat sadar kalau itu memang sifatnya dunia yang fana, gitu, selalu berubah-rubah. Kalau misalnya mau yang konstan begitu saja, itukan di akhirat, kekal sifatnya, ya akan sama begitu terus. Ya kalau surga ya surga, ya kalau neraka neraka.

Tapi kalau di dunia, siang, malam, kan itu semua itukan, itu serba berubah-rubah. Jadi gimana caranya, saya juga begini saja sih, maksudnya untuk mengenal lebih dalam lagi, bahwa nyaman nggak nyaman itu sama sajalah, semua itu pasti baik yang datang dari Allah SWT. Yang namanya yang Maha suci itukan nggak pernah mengeluarin sesuatu yang salah, walaupun itu nggak nyaman buat kita, tapi itu pasti baik. Saya menyebutnya khasanah.


image

Jadi khasanah itu adalah sesuatu yang punya nilai baik, karena ada orang baik itu kalau dia miskin, ada orang yang baik kalau dia kaya. Kalau orang-orang tau yang sekarang tersangkut masalah kasus itu, dia mungkin berpikir, kalau itu saya dulu, pertama harus punya jabatan, banyak kekayaan. Dulu dia melebihi aman, kalau tidak menjadi sesuatu. Ketika dia no body, ternyata dia lebih aman, lebih baik. Begitu jadi some body, menjadi sesuatu yang tidak baik, maka itu kata khasanah.

Jadi khasanah itu bukan kaya miskin, tetapi kadang-kadang, orang khasanah itu justru di kaya miskin. Kadang-kadang ujian yang berarti itu malah justru ketika nyaman. Tapi kalau saya ujian terberat ya tergantung waktunya sih, kalau sekarang mungkin masih berjuang untuk bisa lebih ikhlas lagi, lebih berserah diri lagi sama ketetapan Allah SWT. Bahwa ketetapan Allah SWT itu selalu baik, tidak pernah berubah, nggak merugikan kita biarpun, menurut kita itu tidak nyaman, dan tidak sesuai dengan ego kita.

Tapi sebenarnya itu yang terbaik buat kita, karena Allah SWT yang paling tau, baik buat kita seperti apa. Nah pasti orang akan melihat akhirnya akhir, misalnya "Wahh,,, sekarang sudah mencapai pada level keyakinan Ilahi", seperti yang sampaikan barusan. Ketika prosesnya ini, perjuangannya untuk mencapai sesuatu yang baik, perlu proses kok, perlu tantangan.


image

Dan kalau saya menghadapi, dan melalui proses ini, sampai pada tahapan saat ini. Dulu awalnya gini sih sebenarnya kita di kasih kenyamanan yang luar biasa awal-awal. Maksudnya, karirnya oke, apa segala macam, tapi terus diberikan ujiannya itu di hubungan dengan pasangan.

Dulu saya juga sempat mengalami masa-masa terberat, tahun-tahun terberat dalam menjaga komitmen jarak jauh, suatu hubungan, sampai hampir saja nggak baik lagi, itu sudah tinggal segini, nyaris bubar kayaknya. Sampai teman harus turun tangan, yang tadinya kita sama sekali tidak melihat teman, pernah sampai kayak gitu. Cuma nggak pernah di publikasikan ke sosmed, dan Alhamdulillah masih terselamatkan.


image

Terselamatkannya itu gara-gara, awalnya dia itu, jadi kita berdua itu kayak banyak di kasih kenyamanan, dalam arti jauh dari masalah, semua baik-baik saja. Sampai lupa , dia sibuk dengan kebahagiaannya, saya sibuk dengan pekerjaan. Akhirnya ya udah, kita harus balik ke titik balik, saya bilang gini, mau ta'at, atau nggak ta'at.

Saya tidak bisa setengah, saya bilang sama dia gitu kan. Kalau mau ta'at jangan setengah-setengah, harus yang benar. Pertama ya harus berhijab, tahun pertama kenal sama dia. Saya sudah minta sama dia, tapi dia nggak mau. Dulu saya sering memarahinya, akhirnya pas saat itu sudah benar-benar krusial banget. Saya bilang anda nggak pakek ya udah, kita bubar, saya sampai kayak gitu, saya ngancam seperti itu. Tapi Alhamdulillah dia mau pakai, dan sekarang dia katanya mau memakai cadar. Itu bagus saya bilang, dari awal malas pakai hijab, sekarang dia berubah 120 derajat, dengan berniat akan memakai cadar. Dia bilang untuk menjaga pandangan dari laki-laki yang ingin mendekatinya.

Alhamdulillah saya bilang, saya merasa bersyukur, karena akhirnya dia mendapat hidayah dari-NYA. Dulu mau berhijab pas ada pengajian, pulang dari pengajian, di lepasin lagi, kan aneh. Sebenarnya ada tiga kepastian, " Wala dinafsi biyadihi " Saya sampai bersumpah atas nama diriku, atau Rasulullah SAW, orang yang ta'at itu, satu, dia akan ada ketenangan dunia sampai akhirat, dan itu tidak hanya ta'at pada agama, ta'at pada aturan, ta'at apapu. Orang kalau nggak ta'at, nggak tenang. Mama minta pulsa aja, jadi malas, apalagi yang lain. Keluar saja nggak bawa SIM, di tahan, karena nggak ta'at ya kan ? Kita melanggar jalur busway saja itu nggak tenang. Yang kedua, pasti di muliakan, kita lihat misalnya Bilal, itu orangnya mohon ma'af, hitam , jelek kalau bahasa kasarnya, tapi di muliakan. Fir'aun, raja di raja, sampai sekarang, siapa yang muliakan, nggak ada kan ? Apa anda pernah mendengar ada orang tua menamakan anaknya Fir'aun, nggak ada kan ? Misalnya siapa anakmu ? Siti Fir'aun, nggak ada kan. Yang ketiga pasti dapat Ridho dari Allah SWT. Jadi, Allah SWT menyembunyikan keridhaa'an-NYA dibalik orang-orang yang ta'at kepada-NYA. Demikianlah postingan untuk hari ini, semoga bermanfa'at, Salam Steemian Indonesia.

~Keep Writing~

image

Salam Sahabat Inspiratif

Sort:  

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq

Oke, thanks @esteemapp😊

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64742.01
ETH 3172.49
USDT 1.00
SBD 4.10