Menuju Kemenangan #22: Perjuangan Ibu di Bulan Ramadhan Demi Anak-anaknya Saat Lebaran Tiba.

Ibu kusayang masih terus berjalan, meski telapak kaki penuh darah penuh nanah. Begitulah sedikit lirik lagu yang berjudul Ibu, milik salah satu penyanyi Indonesia yang sudah menjadi legenda. Ibu merupakan orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Sesungguhnya Ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak. Namun, panggilan ibu dapat diberikan pada perempuan yang memang bukan orang tua kandung dari seseorang anak. Misalnya ibu kita berikan pada orang tua angkat karena adopsi, atau ibu tiri kita.

Kita juga dilahirkan ke dunia yang sangat indah ini dan sesaat ini oleh seorang wanita tangguh dan hebat, yakni seorang ibu. Namun ibu bukanlah wanita yang hanya melahirkan kita saja ke dunia ini, akan tetapi ibu juga merupakan wanita yang rela berjuang serta berkorban untuk anak-anaknya, semenjak mengandung hingga melahirkan dan membesarkan kita. Ibu begitu rela berkorban perasaan, pikiran serta tenaga. Ibu merupakan malaikat untuk anak-anaknya. Kasih sayangnya akan selalu menghangatkan. Seorang ibu bagaikan rembulan yang cahayanya selalu menerangi anak-anaknya di dalam kegalapan.

Ibu memiliki jiwa yang sangat besar, ibu tidak pernah memikirkan dirinya sendiri, serta tidak pernah menghiraukan kepentingannya sendiri, namun seorang ibu selalu berjuang untuk anak-anaknya agar mereka bahagia. Ketika orang lain bisa duduk dan tidur dengan tenang, seorang ibu justru mendedikasikan dirinya untuk anak-anaknya semua. Dengan sepenuh hati seorang ibu mengurus anak-anaknya, dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang besar seorang ibu memberikan serta memenuhi semua kebutuhan dan keinginan anak-anaknya.

Walaupun terkadang ibu harus merasa kesakitan atau pahit, namun ibu tetap berkorban demi membuat kita anak-anaknya bahagia. Seperti kita saat kecil masih belum bisa apa-apa, ibu dengan secara lembut mendekap tubuh mungil kita. Ibu sungguh rela kehilangan rasa bahagianya demi untuk kita merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Begitu juga seorang ayah yang bekerja mencari nafkah di luar rumah untuk anak dan seluruh keluarganya.

Kita semua tentunya mengetahui bahwa perjuangan seorang ayah juga begitu besar, rasa lelahnya juga tentunya setiap saat ia rasakan untuk bisa menafkahi kita semua. Namun sesungguhnya, meskipun seorang ibu bertugas hanya mengurus anak dan rumah tangganya, tetapi perjuangan dan pekerjaannya justru lebih berat dibandingkan dengan ayah. Perjuangan ibu siang dan malam, mulai mengandung kita hingga melahirkan, membesarkan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, penuh cinta dan kasih sayang. Bukan cinta monyet seperti pasangan remaja jaman sekarang.

Ibu tercinta, yang sejak awal matanya terbuka sampai terpejam kembali, beliau tidak henti-hentinya bekerja demi kita. Ia mengurus keperluan kita para anak-anaknya, mengurus keperluan rumah tangga, menyiapkan kebutuhan anak-anaknya, mengantarkan anaknya sekolah, mendampingi anaknya bermain dan lain sebagainya. Tidak pernah seorang ibu itu mengeluh, karena ia bukanlah wanita yang lemah, karena seorang ibu akan berusaha kuat sekuat-kuatnya demi anak-anak yang dicintainya.

Sejatinya, bagi seorang ibu, kita sebagai anaknya merupakan permata hati dan harta yang paling berharga di dunia yang fana ini. Melihat anaknya bahagia dan bisa mencapai apa yang diinginkannya merupakan kebahagian yang amat luar biasa bagi ibu kita semua. Kesedihan anaknya adalah kesedihan juga untuk dirinya, oleh sebab itulah demi kebahagiaan anak-anaknya seorang ibu rela melakukan apapun.

Seperti halnya sekarang saat bulan puasa tiba, ibu masih tetap berjuang dan berkorban walaupun haus dan lapar yang harus ditahan karena berpuasa. Ini semua untuk kebahagiaan anak-anaknya. Ada ibu yang menjadi pedagang kaki lima, menjajakan kue bekal berbuka puasa, ada yang menjual mi dan berbagai macam panganan berbuka puasa. Keringat dan lelah mereka lewati dengan ikhlas, demi bisa memberikan keinginan anaknya saat puasa maupun nanti saat hari raya tiba. Jangan sampai anaknya tidak memakai baju dan celana baru layaknya orang-orang saat lebaran. Begitu besar perjuangan ibu.

Maka oleh karena itu, sayangi dan cintailah serta hargailah orang tua kita. Jika mereka sudah tiada, perbanyaklah mengirim pahala beserta doa agar mereka bahagia di sana. Jangan sesekali melupakan perjuangan mereka yang sudah membuat kita besar seperti sekarang. Jika mereka masih ada, berikan kasih sayang kita untuk mereka. Karena kita sering begitu sibuk untuk tumbuh dewasa, namun kita lupa mereka juga bertambah tua dan membutuhkan kasih sayang dari kita.

Guys, ingat!!! Jangan pernah sekalipun kalian menyakiti seorang wanita. Karena dari seorang wanita lah kita bisa belajar tentang pengorbanan dan ketulusan, layaknya seorang ibu. Kucinta ibu!

Terima kasih telah membaca, salam hangat dari saya Muhammad Taufik bin Muhammad Sufi alias @rastaufik10. Bertuuuuuss!!!