Cara Cerdas Mengelola Majas; Majalah Sastra | Bahasa |

in #literary5 years ago (edited)

image


Majalah sastra berbahasa Indonesia. MAJAS, akan terbit edisi perdana pada November 2018 nanti. Ini bukan proyek memelihara kenangan kejayaan sastra media cetak di Indonesia. Bukan pula sekadar terbit beberapa edisi lalu tenggelam.

Dalam perbincangan saya dengan Mbak Ana Mustamin, seorang pendiri Majas, sejak awal para pendiri sudah memperhitungkan masalah pemasaran dan keberlangsungan media. Mengandalkan iklan semata tidak “seksi” di tengah musim gugur media cetak. Meski Majas adalah media cetak yang sangat spesifik dengan segmentasi yang jelas, tapi konsep pemasaran harus tetap diatur sejak awal kalau ingin survive.


image


Berikut ini, penjelasan Mbak Ana Mustamin yang saya kutip selengkapnya di akun Facebook penulis tersebut.

OPEN SOURCE, MUTUAL, BISNIS SYARIAH, KOPERASI DAN GOTONG ROYONG

Istilah open source sangat familiar di dunia teknologi informasi. Open source merupakan model bisnis yang awalnya dikembangkan produsen software. Bentuknya macam-macam, yang kalau ditinjau dari ilmu marketing mungkin bikin Anda mumet. Memberikan produk software gratis kepada konsumen, lalu meminta konsumen mereview dan ikut mengembangkan software itu secara sukarela, hanya sebuah contoh kecil. Apakah perusahaan produsen dimaksud - yang notabene lahir dari negara kapitalis - menjelma menjadi institusi sosial yang dermawan? Jangan senang dulu. Software gratis seperti itu, biasanya justru untuk mendukung keberadaan produk utama dari perusahaan dimaksud (yang tentunya tidak gratis). Di luar dukungan ke produk utama, perusahaan secara tidak langsung mendapatkan benefit berupa masukan dari konsumen yang bertindak sebagai relawan pengembang, sekaligus promosi brand (merek) secara gratis. Bukankah sesuatu yang gratis gampang diviralkan?

Belakangan istilah open source sudah melebar ke mana-mana. Open source mulai diartikan pelibatan masyarakat secara langsung sebagai bagian dari proses bisnis perusahaan. Perusahaan yang menggunakan model ini lebih terbuka, bukan sekadar dalam hal informasi. Mereka bahkn mengupayakan berbagai sumber daya dan pelibatan masyarakat, untuk membangun usaha. Contoh mutakhir yang bisa kita lihat adalah para pengojek dan pemilik kendaraan pribadi yang sekarang ikut memperkuat barisan bisnis perusahaan transportasi online. Di sini masyarakat bukan pemilik, tapi mereka ikut memodali perusahaan dengan membawa kendaraan masing-masing dan menjadi pelaku usahanya.

Di industri asuransi, dunia mengenal bentuk badan usaha mutual company yang usianya sudah lebih satu abad. Bentuk badan usaha ini banyak dijumpai di Inggris,Jepang dan Kanada. Di Indonesia, ada Bumiputera sebagai perusahaan mutual satu-satunya. Di perusahaan mutual, konsumen adalah pemilik perusahaan. Saat anda membeli polis, maka secara otomatis polis itu dimaknai sebagai saham. Semakin banyak pemegang polis, semakin banyak pemilik perusahaan.

Yang membedakan mutual company dan koperasi adalah di koperasi Anda harus membayar iuran anggota, dan belum tentu Anda menjadi konsumen dari produk koperasi Anda. Meski lazimnya pengurus akan mewajibkan anggota koperasi berbelanja produk atau jasa di koperasinya dalam jumlah tertentu.

Dalam hal pengelolaan risiko, mutual company menganut prinsip ekonomi syariah. Sharing the gain, sharing the pain. Kentungan dan kerugian ditanggung dan dibagi bersama. Sama rata, sama rasa.

Dalam budaya tradisionil Indonesia, kita mengenal prinsip gotong-royong. Sejatinya, segala model bisnis di atas, adalah apa yang disebut nenek moyang kita itu sebagai gotong royong. Kita aja yang selalu melupakan nilai-nilai luhur itu, dan tidak pandai mengkapitalisasikannya. Urusan mengubah tradisi/budaya menjadi uang yang memberi nilai tambah pada masyarakat setempat, kita selalu ketinggalan beberapa langkah dibanding negara lain.

Lalu, apa hubungannya dengan MAJAS? Sangat erat. Karena MAJAS mengambil semangat semua model bisnis di atas. Dalam hal source, kami akan melibatkan komunitas sastra dan sastrawan di mana pun. Tidak hanya mengisi konten cerpen, puisi, esai, dan berita. Tapi terlibat dalam proses pembuatan MAJAS, karena kami akan menggunakan kurator independen yang berbeda setiap edisi sebagai dewan redaksi yang akan menyeleksi naskah.

Dalam hal pembiayaan, kami mencontek semangat mutual, minus pembagian kerugian. Kerugian ditanggung manajemen/pengelola. Di MAJAS, setiap pelanggan adalah pemegang saham. Anda tidak perlu menyetor modal untuk jadi pemilik. Cukup langganan saja.

Untuk membatasi saham tidak berpusat pada satu orang atau sekelompok orang, kami membatasi langganan setahun (4 edisi), dengan jumlah 4 lembar saham per orang. Pembatasan ini untuk mencegah saham mayoritas yang memungkinkan seseorang atau selelompok orang mendikte MAJAS. Kami harus independen, berdiri di atas semua kelompok, aliran, komunitas dan angkatan sastrawan. Tentu saja, kepemilikan MAJAS bisa Anda perpanjang, saat Anda membayar uang langganan lagi pada tahun depan.

Bagaimana saya menghitung keuntungan? Begitu pertanyaan yang masuk ke kami. Gampang. Jika tahun ini kami mampu menghimpun 500 lembar saham misalnya, maka hak Anda adalah 4/500 dikali keuntungan bersih (nett). Bagaimana saya tahu MAJAS untung atau rugi? Tenang. Pemilik saham namanya akan dicantumkan di majalah, dan paling lambat 3 bulan setelah edisi ke-4 terbit, kami akan mengirimkan laporan keuangan ke email Anda masing-masing.

So, ini adalah majalah komunitas sastra. Majalah kita semua. Tapi, kami akan mengelolanya secara profesional - kredibel, transparan dan independen.

Dengan cara ini kami berharap MAJAS tidak akan mengalami senjakala sebagaimana media cetak lainnya. Karena kami tidak tergantung pada satu pemodal. Majalah ini dari, oleh dan untuk kita; sebagaimana pasal 33 UUD negara kita.

Karena itu, ayo dukung MAJAS dengan berlangganan setahun (4 edisi)! Dan nantikan edisi perdana November 2018

Salam sastra,

Majas Kreatif


Saya pikir ini konsep cerdas dalam membangun komunitas sastra yang mengikat keterlibatan komunitas pembaca, pecinta sastra secara berkesinambungan. Semoga berhasil, sebab ada kepentingan yang lebih besar dibandingkan kepentingan bisnis semata, yakin memperkuat tradisi literasi di Indonesia.[]


Anita_01@dok.jpg


Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Sort:  

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/9cdhjc7

Dari semua penjelasan @ayijufridar tadi, saya sudah tak sabar untuk memiliki majalh "majas", bahkan dari sampulnya yang keren, itu sudah jadi daya tarik tersendiri untuk mendorong saya segera mengoleksi majalah tersebut.

Mantap mas broe👍👍👍

Kehadiran majalah sastra Majas memang mengisi kekosongan media beraliran sastra di Indonesia yang selama ini hanya Horison. Sebelumnya lahir jurnal budaya Kalam, tetapi itu pun tidak bertahan lama. Semoga Majas bisa survive dengan konsep pemasaran yang khas.

Aminn, semoga semua berjalan dengan lancar.

Selamat pagi dan selamat beraktivitas @ayijufridar😊

INformasi yang sangat Bags dan penuh dengan Pembelajaran untuk masyarakat Indonesia,.Majas hadir Bangsa Cerdas,.............

Karya yang sangat bagus sesuai Zaman

Coin Marketplace

STEEM 0.36
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70446.49
ETH 3571.68
USDT 1.00
SBD 4.73